TUHAN TAK LAGI BERFUNGSI



Oleh : Muhammad Alvian





Sebelumnya saya ucapkan terima kasih kepada pembaca atas kesetiannya untuk membaca tulisan saya ini, yang sebenarnya tulisan tak berbobot dan dihasilkan dari pemikiran bodoh saya. Terima kasih untuk para guru dan kyai atas kritikan yang membangunnya, terima kasih juga para pembaca dengan kritikan emosionalnya, dan tak lupa kakak – kakak sekalian yang terus mensupport saya.






Saya kembali ingin mengajak pembaca yang budiman (kata cak muwafiq, hhe) untuk mengenal kembali tuhan dari berbagai sisi, karena suatu hal yang negatif tak akan selalu ternilai negatif dan suatu hal yang positif tak selalu akan ternilai positif. Mengutip dari seorang Motivator yakni Pator Gilbert S “Belajar itu dari dua sisi, belajar dari sudut positif dan belajar dari sudut negatif, seseorang yang hebat bukanlah seorang yang luar biasa tapi seseorang yang mau terus belajar”. Maka tak heran ada seorang sufi yang bernama Syaikh Ibnu Athaillah mengatakan “Hgiasilah dirimu dengan maksiat dan janganlah hiasi dengan ketaatan”, gus miftah pun ikut menyuarakan “bahkan pelacur yang sehari – hari menjual diri lebih mengenal tuhan daripada kita yang ada di luar”. Yang tak kalah menggegerkan yakni seorang prof. Dr. Jaahil Murokkab. Mp3 (ia menamainya) dalam bukunya Filsafat Jaahilisme mengatakan “Durhakalah kepada tuhan, Tuhan lebih suka dikritik, Tuhan lebih suka ditentang, Tuhan lebih suka ditikam, dan Tuhan lebih suka dibunuh. Semakin gencar semua itu anda lakukan, maka semakin dalam anda sadar.






Tapi, tulisan saya kali ini tidak ada untus intimidasi terhadap siapapun, termasuk tuhan. Intinya sok pintar lah saya kali ini, hahaha.
Sebelumnya saya akan mengundang filosof islam dan non silam untuk ikut meramaikan tulisan ini. tulisan al-kindi yang membicarakan ketuhanan antara lain fi al-falsafat al-‘ula dan fi Wahdaniyya Allah wa Tanahi Jirm al- ‘Alam. Dan tulisan – tulisan tersebut dapat dilihat bahwa pandangan Al-Kindi tentang ketuhanan sesuai dengan ajaran islam dan bertentangan dengan pendapat aristoteles, plato, plotinus. Allah adalah wujud yang sempurna dan tidak didahului wujud lain. Wujud-Nya tidak berakhir , sedangkan wujud lain disebabkan wujud-Nya. Ia adalah Maha Esa yang tidak dapat dibagi – bagi dan tidak ada zat lain yang menyamai-Nya dalam segala aspek. Ia tidak melahirkan dan tidak dilahirkan.






Sesuai dengan paham yang ada dalam islam, Allah, bagi Al-Kindi, adalah pencipta alam semesta dan mengaturnya, yang disebut dengan Ibda’. Pendapatnya ini berbeda dengan pandangan Aristoteles yang mengatakan bahwa Allah sebagai penggerak pertama yang bergerak. Adapun alam menurut Al-Kindi, sebagai ciptaan Allah beredar menurut aturannya (sunatullah) tidak kadim, tetapi mempunyai permulaan. Ia diciptakan allah daritiada menjadi ada (Creatio ex nihilo) atau menurut istilah yang digunakan izh-har al-syai’ ‘an laisa.






Sampai disini paham atau bingung? Mana sih yang menunjukkan bahwa “Tuhan Tak Lagi Brfungsi”?? sengaja saya pancing anda yang terlalu menilai sesuatu atas dasar diksi, tanpa mempertimbangkan filosofi, tanpa mempertimbangkan unsur ontologi, epistimologi, dan aksiologi. Kata kunci kita ada pada dua kata, yang pertama yakni Fungsi dan dan yang kedua yakni Peran. Teori Al-Kindi bahwa Tuhan adalah pencipta alam semesta dan mengaturnya, yang disebut dengan Ibda’ ini merupakan Peran sebagai Tuhan, sedangkan teori Aristoteles yang mengatakan bahwa Allah sebagai penggerak pertama yang bergerak ini merupakan Fungsi sebagai tuhan.






Jangan menuntut banyak dari saya, karena saya telah dituntut kembali untuk menjadi manusia. Sebenarnya masih banyak bisa kita kaitkan seberti Teori Kasb dari Al Asy’ary pendiri Ahlussunnah Wal Jama’ah Khalafiyah yang menyatakan Tuhan itu berperan dan membantah pernyataan – pernyataan sebelumnya yang mengatakan Tuhan itu berfungsi. Saya pamit undur dari tanpa salam dan tanpa puisi.
Terima Kasih






Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel