Strategi menghadapai pemarah
Sunday, 22 September 2019
Dr. H. Abdul Wadud Nafis LC., M.E.I
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai orang yang mempunyai sifat pemarah. dia marah pada orang lain yang ada disekitarnya tanpa ada sebab yang jelas, bahkan kadang-kadang mencari alasan untuk bisa memarahi orang lain, terutama orang yang mempunyai jabatan atau kedudukan yang tinggi sering marah pada bawahannya tanpa ada sebab yang jelas, bahkan terkesan mencari-cari alasan agar bisa marah pada orang lain.
Seorang pemarah adalah orang yang menjengkelkan, terutama apabila orang pemarah mempunyai jabatan yang tinggi, karena orang yang ada di bawahannya merasa tertekan dan tersiksa serta merasa terancam dalam hidupnya, yang hal semacam ini membawa ketidak tenangan dan tidak tentram, lebih parah lagi apabila sikap marah yang dimiliki orang yang mempunyai jabatan sudah menjadi penyakit hati yang akut, sehingga mudah marah pada bawahannya atau pada keluarganya tanpa ada sebab yang jelas.
Yang menjadi pertanyaan Bagaimana cara menghadapi orang yang mempunyai sifat pemarah? jawabannya adalah:
Pertama, bersikap tenang di dalam menghadapi orang yang mempunyai sifat pemarah. Cara menghadapi seseorang yang mempunyai sifat pemarah dengan sikap tenang dan ekspresi wajah yang tenang, sehingga orang yang mempunyai sifat pemarah akan turun tensi marahnya sedikit demi sedikit dan pada akhirnya berhenti marahannya, karena merasa dihormati dan merasa diperhatikan Apa yang dia lakukan. Akan tetapi ketika dihadapi dengan sikap yang kasar atau terpancing ikut marah. maka dia tambah besar amarahnya, karena merasa tersinggung dan merasa ditantang.
Kedua, menjadi pendengar yang baik. Cara menghadapi orang yang pemarah, yang sedang dalam keadaan marah dengan mendengarkan dengan baik apa yang diucapkannya, tanpa menjawab dan menempalinya apa yang diucapkannya dan menunjukkan ekspresi yang simpati. Tidak menjawab terhadap apa yang dikatakan, kecuali dalam kondisi mendesak dan menjawab seperlunya. dan tidak perlu panjang lebar, karena apabila dijawab apa yang diucapkannya, maka akan bertambah marah, yang pada akhirnya akan terjadi keributan, sebab orang yang mempunyai sifat pemarah selalu merasa dirinya benar dan orang lain salah serta merasa berhak memarahi orang lain yang dianggap salah, terutama orang yang dianggap salah adalah bawahannya. Apabila orang yang dimarahi nya menjawab apa yang dikatakannya maka dia merasa dirinya ditantang, sehingga menimbulkan amarah yang di besar lagi.
Ketiga, menggunakan kata-kata yang lemah lembut dan nada suara yang rendah. Didalam menghadapi orang yang pemarah hendaknya menggunakan kata-kata yang lemah lembut dan nada yang rendah ketika menjawab atau bicara padanya, terutama ketika dalam keadaan marah, menggunakan nada suara yang menunjukkan penghormatan kepada orang yang sedang marah dan menunjukkan bahwa dirinya tidak ada perlawanan padanya. Dan menggunakan kata-kata yang lembut dan halus. baik dalam penggunaan kata-katanya, diksinya maupun struktur bahasanya. Dengan nada suara yang rendah dan suara yang lemah lembut, maka dia akan berangsur-angsur turun amarahnya, karena merasa dirinya dihormati dan dihargai. Akan tetapi apabila dijawabnya dengan nada suara yang tinggi, maka orang yang punya sifat nada suaranya akan lebih tinggi lagi, dan apabila menjawabnya dengan kata-kata yang kasar, maka orang yang mempunyai sifat pemarah akan lebih kasar lagi, bahkan akan melakukan tindakan diluar batas yang wajar.
Keempat, memaafkan orang yang pemarah. Cara menghadapi orang yang marah adalah dengan cara memaafkan apa yang dilakukan dan apa yang diucapkannya, karena apabila seseorang mampu memaafkan orang yang sedang marah, maka hatinya tenang dan tentram, sehingga interaksi batin antara orang yang pemarah dan yang dimarahi akan timbul Interaksi yang baik dan interaksi batin yang lembut serta interaksi batin yang menyenangkan, yang pada akhirnya hati orang yang pemarah akan merasa sayang pada yang dimarahi, bahkan merasa sayang, bahkan merasa dirinya bersalah.
Sebaliknya apabila orang yang dimarahi tidak mau memaafkan bahkan mempunyai rasa dendam, maka nampak dalam ekspresi wajah yang seram dan wajah menantang, sehingga mendorong orang yang punya sifat pemarah lebih marah lagi dan sulit meredam amarahnya.
Kelima, doakan agar orang yang mempunyai sifat pemarah disembuhkan oleh Allah dari penyakit hatinya. Sifat pemarah adalah penyakit hati yang menimpa pada seseorang dan penyakit ini sulit disembuhkan kecuali mendapat pertolongan dari allah subhanahu wa ta’ala, maka karena itu hendaknya didoakan orang yang punya sifat pemarah, agar oleh Allah disembuhkan dari penyakit amarah, karena tidak ada yang bisa merubah hati seseorang kecuali Allah Subhanahu Wa Ta’ala. ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkehendak menyembuhkan penyakit pemarah yang menimpa padanya, maka dengan mudah orang tersebut sembuh dari penyakit pemarah, walaupun penyakitnya sudah akut, dan berubah menjadi orang yang mempunyai sikap lemah lembut dan penyayang kepada orang lain.
Dengan demikian sifat pemarah adalah penyakit hati yang menimpa pada banyak orang dan orang yang pemarah tidak akan disukai oleh orang lain dan menyebalkan. Seorang pemarah hidupnya tidak bahagia, karena selalu merasa jengkel pada orang lain, sakit hati dan kadang-kadang menimbulkan penyakit fisik seperti darah tinggi, jantung dan lain sebagainya.
Cara menghadapi orang yang mempunyai sifat pemarah: pertama, bersikap tenang dalam menghadapinya ketika dalam kondisi marah: kedua, mendengarkan dengan baik apa yang diucapkannya: ketiga, berbicara dengan lemah lembut dan nada suara yang rendah: keempat, memaafkan terhadap apa yang diucapkan dan apa yang dilakukannya: kelima, doakan kepada Allah subhanahu wata’ala, agar disembuhkan dari penyakit pemarah dan diberikan Hati Yang Lemah lembut, mencintai orang lain dan menghargai orang lain.
Wallahu a’lam bisshowab.
Dalam kehidupan sehari-hari sering kita jumpai orang yang mempunyai sifat pemarah. dia marah pada orang lain yang ada disekitarnya tanpa ada sebab yang jelas, bahkan kadang-kadang mencari alasan untuk bisa memarahi orang lain, terutama orang yang mempunyai jabatan atau kedudukan yang tinggi sering marah pada bawahannya tanpa ada sebab yang jelas, bahkan terkesan mencari-cari alasan agar bisa marah pada orang lain.
Seorang pemarah adalah orang yang menjengkelkan, terutama apabila orang pemarah mempunyai jabatan yang tinggi, karena orang yang ada di bawahannya merasa tertekan dan tersiksa serta merasa terancam dalam hidupnya, yang hal semacam ini membawa ketidak tenangan dan tidak tentram, lebih parah lagi apabila sikap marah yang dimiliki orang yang mempunyai jabatan sudah menjadi penyakit hati yang akut, sehingga mudah marah pada bawahannya atau pada keluarganya tanpa ada sebab yang jelas.
Yang menjadi pertanyaan Bagaimana cara menghadapi orang yang mempunyai sifat pemarah? jawabannya adalah:
Pertama, bersikap tenang di dalam menghadapi orang yang mempunyai sifat pemarah. Cara menghadapi seseorang yang mempunyai sifat pemarah dengan sikap tenang dan ekspresi wajah yang tenang, sehingga orang yang mempunyai sifat pemarah akan turun tensi marahnya sedikit demi sedikit dan pada akhirnya berhenti marahannya, karena merasa dihormati dan merasa diperhatikan Apa yang dia lakukan. Akan tetapi ketika dihadapi dengan sikap yang kasar atau terpancing ikut marah. maka dia tambah besar amarahnya, karena merasa tersinggung dan merasa ditantang.
Kedua, menjadi pendengar yang baik. Cara menghadapi orang yang pemarah, yang sedang dalam keadaan marah dengan mendengarkan dengan baik apa yang diucapkannya, tanpa menjawab dan menempalinya apa yang diucapkannya dan menunjukkan ekspresi yang simpati. Tidak menjawab terhadap apa yang dikatakan, kecuali dalam kondisi mendesak dan menjawab seperlunya. dan tidak perlu panjang lebar, karena apabila dijawab apa yang diucapkannya, maka akan bertambah marah, yang pada akhirnya akan terjadi keributan, sebab orang yang mempunyai sifat pemarah selalu merasa dirinya benar dan orang lain salah serta merasa berhak memarahi orang lain yang dianggap salah, terutama orang yang dianggap salah adalah bawahannya. Apabila orang yang dimarahi nya menjawab apa yang dikatakannya maka dia merasa dirinya ditantang, sehingga menimbulkan amarah yang di besar lagi.
Ketiga, menggunakan kata-kata yang lemah lembut dan nada suara yang rendah. Didalam menghadapi orang yang pemarah hendaknya menggunakan kata-kata yang lemah lembut dan nada yang rendah ketika menjawab atau bicara padanya, terutama ketika dalam keadaan marah, menggunakan nada suara yang menunjukkan penghormatan kepada orang yang sedang marah dan menunjukkan bahwa dirinya tidak ada perlawanan padanya. Dan menggunakan kata-kata yang lembut dan halus. baik dalam penggunaan kata-katanya, diksinya maupun struktur bahasanya. Dengan nada suara yang rendah dan suara yang lemah lembut, maka dia akan berangsur-angsur turun amarahnya, karena merasa dirinya dihormati dan dihargai. Akan tetapi apabila dijawabnya dengan nada suara yang tinggi, maka orang yang punya sifat nada suaranya akan lebih tinggi lagi, dan apabila menjawabnya dengan kata-kata yang kasar, maka orang yang mempunyai sifat pemarah akan lebih kasar lagi, bahkan akan melakukan tindakan diluar batas yang wajar.
Keempat, memaafkan orang yang pemarah. Cara menghadapi orang yang marah adalah dengan cara memaafkan apa yang dilakukan dan apa yang diucapkannya, karena apabila seseorang mampu memaafkan orang yang sedang marah, maka hatinya tenang dan tentram, sehingga interaksi batin antara orang yang pemarah dan yang dimarahi akan timbul Interaksi yang baik dan interaksi batin yang lembut serta interaksi batin yang menyenangkan, yang pada akhirnya hati orang yang pemarah akan merasa sayang pada yang dimarahi, bahkan merasa sayang, bahkan merasa dirinya bersalah.
Sebaliknya apabila orang yang dimarahi tidak mau memaafkan bahkan mempunyai rasa dendam, maka nampak dalam ekspresi wajah yang seram dan wajah menantang, sehingga mendorong orang yang punya sifat pemarah lebih marah lagi dan sulit meredam amarahnya.
Kelima, doakan agar orang yang mempunyai sifat pemarah disembuhkan oleh Allah dari penyakit hatinya. Sifat pemarah adalah penyakit hati yang menimpa pada seseorang dan penyakit ini sulit disembuhkan kecuali mendapat pertolongan dari allah subhanahu wa ta’ala, maka karena itu hendaknya didoakan orang yang punya sifat pemarah, agar oleh Allah disembuhkan dari penyakit amarah, karena tidak ada yang bisa merubah hati seseorang kecuali Allah Subhanahu Wa Ta’ala. ketika Allah Subhanahu Wa Ta’ala berkehendak menyembuhkan penyakit pemarah yang menimpa padanya, maka dengan mudah orang tersebut sembuh dari penyakit pemarah, walaupun penyakitnya sudah akut, dan berubah menjadi orang yang mempunyai sikap lemah lembut dan penyayang kepada orang lain.
Dengan demikian sifat pemarah adalah penyakit hati yang menimpa pada banyak orang dan orang yang pemarah tidak akan disukai oleh orang lain dan menyebalkan. Seorang pemarah hidupnya tidak bahagia, karena selalu merasa jengkel pada orang lain, sakit hati dan kadang-kadang menimbulkan penyakit fisik seperti darah tinggi, jantung dan lain sebagainya.
Cara menghadapi orang yang mempunyai sifat pemarah: pertama, bersikap tenang dalam menghadapinya ketika dalam kondisi marah: kedua, mendengarkan dengan baik apa yang diucapkannya: ketiga, berbicara dengan lemah lembut dan nada suara yang rendah: keempat, memaafkan terhadap apa yang diucapkan dan apa yang dilakukannya: kelima, doakan kepada Allah subhanahu wata’ala, agar disembuhkan dari penyakit pemarah dan diberikan Hati Yang Lemah lembut, mencintai orang lain dan menghargai orang lain.
Wallahu a’lam bisshowab.