Mencapai kesuksesan Bisnis dengan spirit sifat nabi

MENGGAPAI PUNCAK  KESUKSESAN BISNIS DENGAN SPIRIT SIFAT-SIFAT NABI MUHAMMAD SAW

 

Oleh: Dr. H. Abdul Wadud Nafis, LC., M.E.I

 

Sejarah mencatat,  bahwa  Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam sukses di bidang bisnis sejak usia muda. Selain itu, beliau adalah seorang pengusaha dan eksportir yang sukses dengan menjalankan bisnisnya pergi ke Syria pada musim panas dan ke Yaman pada musim dingin. Kesuksesan ini diakui oleh semua pihak,  terutama oleh  pengusaha perempuan yang sukses, yakni Siti Khadijah. Dia kagum pada  kesuksesan  Nabi Muhammad Sallallahu Alaihi Wasallam di bidang bisnis, sehingga Siti Khadijah melamar beliau untuk menjadi suaminya. Dengan demikian, umat Islam yang ingin sukses di bidang bisnis dan di bidang karir lainnya harus meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam agar sukses seperti beliau. Dan yang menjadi pertanyaan adalah  sifat-sifat seperti apakah yang harus diteladani oleh umat Islam dalam mengembangkan bisnis dan  mengejar karir lainnya?

Orang Islam akan sukses ketika dia berpegang teguh dan menjalankan secara konsisten empat  sifat-sifat Nabi Muhammad Sallallahu ‘Alaihi Wasallam yaitu: shidiq, amanah,  tabligh, dan fathonah. Tetapi yang menjadi pertanyaan,  bagaimana aplikasi sifat-sifat Nabi Muhammad  Shallallahu Alaihi Wasallam  di dalam konteks bisnis?

Pertama,  Siddiq yang memiliki arti jujur. Pengertian jujur dilihat dari segi bahasa adalah mengakui, berkata benar, atau pun memberi suatu informasi yang sesuai dengan apa yang benar-benar terjadi/kenyataan. Dilihat segi bahasa, jujur dapat disebut juga sebagai antonim ataupun lawan kata bohong yang artinya adalah memberi informasi yang tidak sesuai dengan kebenaran. Jika diartikan secara lengkap, maka jujur merupakan sikap seseorang ketika berhadapan dengan sesuatu atau fenomena tertentu dan menceritakan kejadian tersebut tanpa ada perubahan/modifikasi sedikitpun atau benar-benar sesuai dengan realita yang terjadi. Orang yang jujur adalah perkataannya sesuai dengan kenyataan dan janjinya betul-betul dilaksanakan. Dengan demikian, seorang pengusaha muslim yang ingin sukses harus jujur  pada pemasok barang,  karyawan, dan  konsumen. Contoh jujur pada pemasok barang: membayar tepat waktu, selalu loyal,  selalu mengambil barang dagangan padanya selama perjanjian yang telah disepakati, tidak melakukan penipuan,  dan melaporkan barang yang diterima sesuai dengan barang yang ada. Adapun contoh  jujur pada karyawan antara lain membayar gaji karyawan tepat waktu,  baik gaji harian, mingguan maupun bulanan, mempekerjakannya sesuai dengan perjanjian dan peraturan yang ditetapkan, serta tidak mempekerjakan karyawan di atas kemampuannya. Contoh jujur pada konsumen, yaitu barang-barang yang dijual sesuai dengan data yang dipublikasikan, sesuai dengan promosi yang dipublikasikan, menghindari segala bentuk penipuan, dan konsumen mendapatkan haknya secara sempurna.

 

Kedua,  amanah, artinya tanggung jawab. Amanah adalah menyampaikan hak apa saja kepada pemiliknya, tidak mengambil sesuatu melebihi haknya, dan tidak mengurangi hak orang lain, baik berupa harga maupun jasa. Amanah dalam bisnis,  pengusaha muslim selalu bertanggung jawab terhadap hak-hak konsumen begitupula hak-hak  karyawan serta taat  terhadap peraturan pemerintah atau organisasi bisnis lainnya. Seorang pengusaha muslim yang meneladani  sifat amanah Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam adalah bertanggung jawab terhadap konsumen, pemasok barang, dan karyawan. Bentuk tanggung jawab pada karyawan yaitu: selalu menjaga keselamatan karyawan,  menjaga kesejahteraan karyawan,  menjaga nama baik karyawan, dan membayar gaji tepat waktu sesuai dengan perjanjian yang disepakati bersama. Adapun tanggung jawab terhadap konsumen yaitu: konsumen mendapatkan hak-haknya dengan baik dan sempurna,  mendapatkan barang yang baik sesuai dengan promosi yang dipublikasikan, dan membayar sesuai dengan label harga yang ditetapkan serta menghindari berbagai bentuk penipuan baik kualitas barang dan lain sebagainya. Pengusaha muslim harus bertanggung jawab terhadap lingkungan dengan menghindari segala bentuk tindakan yang merugikan masyarakat, baik langsung maupun tidak langsung,  baik jangka pendek maupun jangka panjang,  Juga bertanggung jawab terhadap pemerintah dengan mengikuti peraturan yang berlaku secara baik dan sempurna. Lebih dari itu, pengusaha harus mentaati ketentuan agama Islam dalam berbisnis dan berinteraksi dengan masyarakat.

 

Ketiga,  Tabligh, yang artinya  menyampaikan atau mengajak sekaligus memberikan suatu contoh kepada orang lain untuk melakukan perbuatan yang benar. Tabligh bisa diartikan komunikasi yang efektif, sedangkan komunikasi yang efektif dalam berbisnis adalah kemampuan berkomunikasi dengan baik pada semua kalangan, baik pada pemerintah,  pemilik modal,  pemasok barang,  karyawan,  konsumen, dan semua masyarakat. Sehingga, secara komunikasi pertama pengusaha mampu meyakinkan dan dipercaya pelanggan. Pengusaha muslim yang dipercaya oleh orang lain akan mampu mengembangkan bisnisnya dengan baik dan cepat, dengan dukungan modal yang cukup, bahan baku yang memadai, sumber daya manusia yang profesional, dan market share yang tinggi.

Keempat, Fathonah,  artinya cerdas, sedangkan cerdas dalam berbisnis adalah  pengusaha muslim yang mampu mengelola bisnisnya dengan tepat dan terencana, baik dalam memanajemen sumber daya manusia, memanajemen keuangan.  memanajemen pemasaran, dan lain sebagainya, sehingga mampu mengembangkan bisnisnya dengan baik dan mampu memanfaatkan sumber daya yang ada untuk mencapai puncak kesuksesan. Tidak hanya itu, pengusaha  dapat  membaca peluang  bisnis yang baru, mampu mengembangkan kualitas barang dan jasa  dengan baik, dan  mampu meningkatkan cash flow keuangannya. Pengusaha muslim yang betul-betul meneladani sifat-sifat Nabi Muhammad Shallallahu ‘Alaihi Wasallam yang empat dalam bisnis modern, maka akan menjadi pengusaha yang sukses di dunia dan akhirat dan akan mencapai kesuksesan tertinggi, yaitu al-falah. Falah dalam bidang ekonomi diartikan bahagia di dunia dan akhirat serta mendapat ridho dari Allah Subhanahu Wa Ta’ala.

 

Wallahua’lam bisshowab.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel