Dampak Negatif IT Terhadap siswa
Wednesday, 27 April 2016
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar
Belakang
Perkembangan
Teknologi sekarang ini sangat cepat. Mulai dari teknologi yang paling sederhana
sampai dengan teknologi yang paling
canggih. Banyak para praktisi IT yang terus berlomba – lomba
mengembangkan inovasi-inovasinya hingga
teknologi maju pesat seperti saat ini, terutama bagi pelajar atau
mahasiswa dan masyarakat umum lainnya
yang saat ini terus mengembangkan kreatifitasnya berbagai macam software dan
sejenisnya, Karena dengan teknologi yang
canngih, pelajar mendapatkan berbagai macam keuntungan karena dengan teknologi
pelajar dapat dengan mudah menggali informasi apapun yang berkaitan dengan mata
pelajaran sekolah sehingga bisa membantu meningkatkan muru pendidikan mereka.
Akan tetapi, selain membawa dampak positif seperti di atas, tentu ada pula dampak
negatifnya.
Saat ini masih
banyak pelajar yang menyalahgunakan
teknologi terutama di bidang internet, yang justru memicu pelajar untuk berbuat yang melanggar
norma agama atau pelanggaran lainnya. Kemajuan teknologi memang tidak pernah
salah, namun penggunaannya yang terkadang salah, kurang kontrol dan kurang
pengawasan, karena di era teknologi informasi yang semakin maju, membawa banyak
perubahan prilaku dan karakter putra
putri kita dalam kehidupan se hari-hari, apalagi sekarang ini internet
bisa dengan mudah dan murah dapat diakses secara mobile, melalui
smartphone, tablet, netbook dan
sejenisnya yang dapat diakses kapanpun dan di mana pun tanpa batas ruang dan
waktu.
Disinilah peran
pemerintah, guru, dan tak kalah pentingya adalah peran orang tua sangat
dibutuhkan dalam memberikan pengawasan terhadap para pelajar atau putra
putrinya agar tidak terjerumus dalam penyalahgunaan teknologi yang semakin
bebas berkembang saat ini terutama internet. Di era yang semakin maju, hubungan
antara internet dan dunia pendidikan ibarat dua sisi mata uang yang tidak
mungkin dipisahkan. di sinilah peran Guru sebagai pendidik sangat diperlukan,
karena guru merupakan figur yang paling bertanggung jawab dan berperan besar
dalam memberikan pendidikan yang berkualitas kepada anak didiknya. Dan kali ini
saya akan menyampaikan dampak negatif kemajuan teknologi bagi siswa.
1.2 Rumusan
Masalah
a)
Apa pengertian teknologi?
b)
Adakah dalil tentang teknologi?
c)
Bagaimana dampak
negatif Teknologi terhadap pelajar?
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian
teknologi
Teknologi adalah kumpulan alat,
termasuk mesin, modifikasi, pengaturan dan prosedur yang digunakan oleh
manusia. Teknologi secara signifikan memengaruhi manusia serta kemampuan
spesies hewan lain untuk mengendalikan dan beradaptasi dengan lingkungan alami
mereka.
Secara etimologis, akar kata teknologi adalah
"techne" yang berarti serangkaian metode rasional yang berkaitan
dengan pembuatan sebuah objek, atau kecakapan tertentu, atau pengetahuan
tentang metode dan seni.
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia (1990 : 1158),
Teknologi adalah Metode ilmiah untuk mencapai tujuan praktis ilmu pengetahuan
terapan Keseluruhan sarana untuk menyediakan barang- barang yang diperlukan
bagi kelangsungan dan kenyamanan hidup manusia.
B.
Dalil Tentang
Teknologi
Pada dasarmya
banyak ayat yang menjelaskan tentang teknologi dan perkembangannya, namun
secara signifikan kita bisa merasionalisasikan ayat tentang teknlologi dari
ayat berikut :
È@è%
(#rãÝàR$#
#s$tB
Îû
ÅVºuq»yJ¡¡9$#
ÇÚöF{$#ur
4
“Katakanlah (Muhammad) Lakukalah nadzar (Penelitian dengan
mengunakan metode ilmiah) mengenai apa yang ada di langit dan di bumi....”
Ada pula ayat berikut :
ß%s3t ä-÷y9ø9$# ß#sÜøs öNèdt»|Áö/r& ( !$yJ¯=ä. uä!$|Êr& Nßgs9 (#öqt±¨B ÏmÏù !#sÎ)ur zNn=øßr& öNÍkön=tæ (#qãB$s% 4 öqs9ur uä!$x© ª!$# |=yds%s! öNÎgÏèôJ|¡Î/ öNÏdÌ»|Áö/r&ur 4 cÎ) ©!$# 4n?tã Èe@ä. &äóÓx« ÖÏs% ÇËÉÈ
20. Hampir-hampir
kilat itu menyambar penglihatan mereka. Setiap kali kilat itu menyinari mereka,
mereka berjalan di bawah sinar itu, dan bila gelap menimpa mereka, mereka
berhenti. Jikalau Allah menghendaki, niscaya Dia melenyapkan pendengaran dan
penglihatan mereka. Sesungguhnya Allah berkuasa atas segala sesuatu.
Untuk
di abad yang sekarang tepatnya abad
ke-21 perkembangan teknologi sudah mulai berkembang, seperti di antaranya
dengan adanya mesin cetak, telepon, HandPhon (HP),
komputer dan internet yang telah
memperkecil silaturahmi antar sesama manusia secara langsung.Tetapi bukan hanya
itu saja, ada juga teknologi yang diciptakan untuk berperang, yang berupa
pengembangan senjata penghancur yang semakin hebat sudah
berlangsung sepanjang sejarah
dari pentungan sampai senjata nuklir. Sering kita jumpai
dimana-mana saat ini, Mulai dari kota hingga masuk ke pelosok desa. Namun,
kebanyakan dari kita tidak menyadari efek samping teknologi. Seperti halnya
yang sering menjadi gurauan teman-teman mahasiswa IAIN Jember bahwa salah satu
contoh dari efek teknologi adalah mendekatkan yang jauh dan menjauhkan yang
dekat. Ini nampak sekali sebagai akibat dari teknologi yang mulai melenahkan
silaturrahmi. Apalagi dengan adanya game online yang telah marak di pasarkan.
C. Dampak
Negatif Kemjuan Teknologi Bagi Anak Didik
Beberapa orang
tua yang khawatir dengan kejamnya “dunia luar” sering lebih mendorong anak-anak
untuk bermain di dalam rumah saja dengan menggunakan perangkat teknologi
komunikasi. Jadi sangat penting bagi kita untuk mengulas efek positif maupun
negatif teknologi komunikasi elektronik bagi kehidupan anak ditinjau dari
sudut psikologis pada berbagai
aspek perkembangan anak, yaitu [1]:
1. Efek
Negatif bagi Perkembangan Fisik
Interaksi anak
dengan teknologi elektronik banyak
mengurangi aktivitas gerak karena konsep dari teknologi adalah memudahkan
kehidupan manusia sehingga akan membatasi aktivitas fisiknya. Dalam kegiatan
bermain pun anak sudah banyak mengurangi aktivitas geraknya bila permainan
tersebut dilakukan dengan perantara teknologi. Misalnya saat anak bermain
dengan perangkat game, seperti gameboy,
Nintendo, Play Station (PS), Xbox, Wii,
dan sebagainya.
Walaupun beberapa produsen telah
berusaha untuk memasukkan realisme gerak di dalam permainan tersebut, namun
tetap saja energi gerak yang dilakukan tidak sebanding dengan aktivitas anak
saat bermain di alam bebas. Anak yang kurang bergerak dalam aktivitas
kesehariannya mengakibatkan rentan terjangkit obesitas atau kelebihan berat
badan, sehingga dapat memicu ketidakseimbangan hormonal dan metabolisme yang
bisa menggiring terjadinya serangan
jantung premature pada anak. Di samping itu perkembangan fisik anak pun banyak
mengalami physical decline. Contohnya adalah problem visual seperti kelelahan
mata, sakit kepala atau bahkan penglihatan menjadi kabur. Hal ini disebabkan
karena anak lebih rentan daripada orang dewasa
terhadap cahaya dan radiasi yang dipancarkan dari perangkat elektronik.
2.
Efek Negatif bagi Perkembangan Sosial dan Emosi
Perkembangan
emosi pada anak tidak lepas dari
interaksinya dengan lingkungan sosial.
Bila lingkungan sosial yang ada di sekeliling anak berupa lingkungan sosial yang “virtual” dan tidak pada kenyataannya, maka
perkembangan emosi anak pun cenderung tidak adekuat. Hal ini disebabkan karena
umpan balik dari lingkungan virtual dapat diatur sesuai dengan kehendak
individu, sedangkan umpan balik dari lingkungan nyatabelum tentu sesuai dengan
kehendak individu, sehingga individu pun harus mengembangkan ketrampilan sosial
dan emosi untuk mengatasinya. Saat ini telah dikembangkan berbagai jejaring
sosial yang dapat mendukung terciptanya suatu lingkungan sosial “virtual”.
Pengaruh negatif dari jejaring sosial ini terhadap anak-anak dapat dilihat pada beberapa hal sebagai
berikut :
a.
Hilangnya Privasi.
Tidak
sebagaimana orang dewasa, anak-anak akan cenderung mencantumkan identitas nyata
dalam jejaring sosial yang mengakibatkan mereka sangat rentan kehilangan
privasi serta kemungkinan abuse terhadap
foto atau video yang kurang appropriate yang mereka posting di halaman akun
jejaring sosial.
b.
Cyber-Bullying.
Anak-anak belum
cukup matang untuk memahami dampak dari informasi yang dimunculkan dalam
jejaring sosial sehingga banyak terjadi kasus perkelahian yang diawali dari
sekedar komentar atau update status namun dianggap sebagai ejekan atau bullying
melalui jejaring sosial.
c.
Stranger-Danger.
Kebanyakan anak
masih kurang menyadari (aware) terhadap bahaya dari orang tak dikenal atau
orang yang mengenal mereka tetapi memalsukan identitas mereka dalam akun
jejaring sosialnya. Menurut Pew Research Centre, 32% dari remaja online telah
dihubungi oleh seseorang yang tidak ada hubungannya dengan mereka, dan 7% dari
remaja online tersebut mengatakan bahwa mereka merasa takut
atau tidak nyaman sebagai akibat dari
kontak dengan orang yang tak
dikenal secara online. Di Indonesia
telah banyak terjadi kasus remaja yang diculik dan kemudian diperkosa
oleh orang tak dikenal melalui situs jejaring sosial.
d.
Cyber-Stalking.
Kejujuran
anak-anak dalam situs jejaring sosialnya seperti melakukan posting tentang
bagaimana rumah mereka, di mana sekolah mereka, siapa orang tua mereka, dan
berbagai identitas lain, dapat menyebabkan orang asing yang berniat jahat
sangat mudah untuk membuntuti atau bahkan membujuk mereka untuk bertemu muka
dan akhirnya tercipta kesempatan untuk melakukan kejahatan terhadap anak
tersebut. Beberapa interaksi anak dengan teknologi elektronik juga dapat
berdampak pada perkembangan aspek emosi yang tidak adekuat. Bila teknologi
elektronik seperi komputer dan koneksi internetnya digunakan tanpa kontrol atau
pengawasan dari orang tua atau orang dewasa di sekitar anak, maka akan
menyebabkan tingginya resiko untuk menjadi ketergantungan (addiction). Ada berbagai kondisi emosi anak yang
memungkinkan untuk berkembang menjadi suatu ketergantungan (addiction) terhadap
penggunaan komputer antara lain :
a.
Kecemasan, yaitu apabila komputer dan internet digunakan untuk
mengalihkan perhatian dari kecemasan anak, maka yang terjadi justru individu
tersebut semakin tidak mampu mengatasi kecemasannya dan sebaliknya bahkan bisa
jadi akan semakin kecanduan.
b.
Depresi, untuk sementara mungkin dapat dialihkan dengan aktivitas anak
dalam mengakses internet, terutama pada website yang memberikan informasi
tentang bagaimana cara mengatasi depresi. Namun apabila digunakan tanpa
pengawasan yang baik, maka tanpa disadari oleh Si Anak tersebut justru akan
semakin menyebabkan isolasi dari lingkungan sekitarnya. Hal ini bahkan memungkinkan
anak menjadi bertambah tingkat depresinya.
Selain aspek
emosi yang dapat menimbulkan kecenderungan anak terhadap ketergantungan
(addiction), teknologi juga dapat berdampak pada perilaku kurang sabar pada
anak. Hal ini disebabkan karena teknologi cenderung membuat segala sesuatu
lebih mudah, cepat, dan instant, sehingga secara emosi anak-anak pun menjadi
tidak terbiasa untuk bersabar.
3. Efek
Negatif bagi Perkembangan Inteligensi
Ada beberapa
ahli yang meneliti pengaruh teknologi dalam perkembangan kecerdasan anak,
mengingat teknologi sudah tidak dapat dilepaskan dari aktivitas keseharian
anak, baik di lingkungan rumah maupun sekolah. Anak-anak pada jaman sekarang
diduga menggunakan otak mereka secara berbeda dengan anak-anak pada generasi
sebelumnya. Ini berarti cara pengajaran maupun evaluasi yang dilakukan saat ini
pun belum tentu efektif untuk menggambarkan kecerdasan mereka. Patricia
Greenfield setelah menelaah lebih dari
50 studi tentang dampak teknologi terhadap perkembangan anak, menemukan bahwa
media seperti televisi dan video
games dapat membatasi beberapa aspek
ketrampilan mental mereka, meski di sisi lain dapat juga membantu
meningkatkannya dengan cara tertentu.
Dampak negatif
dalam inteligensi dibuktikan oleh Lady Susan Greenfield, ahli
syaraf dan profesor
farmakologi sinaptik pada Lincoln College, Oxford dan
Direktur Royal Institution. Dia
berpendapat bahwa anak-anak yang menggunakan teknologi internet secara
berlebihan akan memiliki kecenderungan untuk mengalami hambatan dalam rentang
perhatian, kebutuhan melakukan stimulasi secara segera atau tidak sabar, dan
“rasa kebingungan dalam identitas”. Selain itu, teknologi juga memiliki efek
pada penalaran kritis, karena hampir semua informasi telah tersedia sehingga
anak-anak pun menjadi kurang terampil, dan cenderung berkonsentrasi hanya pada
satu hal untuk jangka waktu yang lama. Hal ini akan menyulitkan anak-anak untuk
memecahkan masalah yang membutuhkan waktu pendek dan kompleks.
4.
Efek Negatif bagi Perkembangan Moral
Dampak dalam
perkembangan moral terutama terjadi
karena pemaparan pada situs-situs yang banyak mengandung unsur pornografi dan
kekerasan. Banyak kasus tentang kekerasan dan kejahatan seksual pada anak yang baik pelaku maupun korbannya adalah
anak-anak akibat beredarnya berbagai situs internet yang tidak dikontrol baik
oleh para orang tua maupun orang dewasa lain yang bertanggung jawab terhadap
pendidikan anak di Indonesia. Efek negatif dalam perkembangan moral juga dapat
terjadi karena adanya kesempatan untuk mengunduh isi situs tanpa izin. Tidak
sedikit para orang tua yang mengajarkan kepada putra-putrinya untuk tidak
mencuri dan bahkan mungkin memberikan hukuman bila ketahuan anaknya telah
mencuri. Namun jika pencurian tersebut dilakukan anak dengan menggunakan
perangkat teknologi, misalnya mengunduh
secara ilegal baik itu berupa lagu maupun film dengan berbagai cara, maka
hukuman pun tidak akan dikenakan kepada mereka oleh para orang tua.
Efek teknologi
komunikasi elekronik terhadap
perkembangan moral secara umum telah diulas oleh Susan Willard dari University
of Oregon melalui empat faktor utama yang muncul dalam interaksi antara anak
dengan teknologi komputer, yakni [2]:
a.
Lack of Affective Feedback and Remoteness from Harm.
Suatu perilaku
dalam dunia nyata memiliki konsekuensi yang akan dirasakan langsung. Misalkan pada saat seorang anak bertemu anak lain dan melontarkan komentar
negatif maka anak yang mengejek akan langsung menerima konsekuensi, mulai dari
jawaban penentangan sampai dengan
perlawanan fisik jika anak yang diejeknya merasa tersinggung karena ejekan yang
dilontarkan sudah sangat keterlaluan. Namun melalui komputer, perilaku negatif
seperti tersebut di atas tidak akan secara langsung dirasakan dampaknya. Kondisi
ini dapat menyebabkan anak mengembangkan perilaku moral yang tidak adekuat
karena konsekuensi dan perilakunya sering tidak dirasakan secara langsung.
b.
Reduced Fear of Risk of Detection and Punishment.
Interaksi
melalui komputer juga dapat dilakukan secara anonim atau dengan memalsukan
identitas. Hal ini menyebabkan individu dengan mudah dapat menghindar dari hukuman atau tanggung
jawab atas perilaku keliru yang dilakukannya.
c.
New Environment Means New Rules.
Dunia maya
melalui internet tampak seperti sebuah lingkungan baru yang berbeda dengan
lingkungan nyata di sekitar anak. Oleh karena itu anak sering beranggapan bahwa
di dunia maya mereka boleh saja menerapkan aturan-aturan baru yang berbeda atau
bahkan bertentangan dengan dunia nyata, seperti
perilaku saling mengejek dan
membuat lelucon yang tanpa disadari bisa melukai hati atau menjadi suatu
penghinaan terhadap anak lain dianggap suatu hal yang wajar dalam dunia
maya.
d.
Perceptions of Social Injustice and Corruption.
Adanya internet
menyebabkan individu yang merasa diperlakukan tidak adil berhak untuk
memberikan perlawanan kembali melalui teknologi komputer, mulai dari menentang
dengan mengemukakan pendapatnya, hacking, sampai dengan membongkar segala hal yang dianggap rahasia
namun berpotensi menimbulkan suatu ketidakadilan, sebagaimana kasus Wikileaks
yang marak akhir-akhir ini. Jadi setiap individu memiliki peluang untuk
melakukan perlawanan yang di dalam dunia nyata membutuhkan aturan tertentu
untuk mengemukakan ketidaksetujuannya tersebut.