Strategi Pembelajaran Qiro’ah
Thursday, 19 May 2016
MAKALAH
STRATEGI PEMBELAJARAN BAHASA ARAB
“Strategi Pembelajaran Qiro’ah”
Disusun Untuk Memenuhi Tugas Mata Kuliah
Strategi Pembelajaran Bahasa Arab
Dosen Pembimbing : Muhammad Nidzom Hamami M. Pd. I
Oleh: Kelompok 10 (B3)
1.
Hasin
Ilmalik (084142114)
2.
Siti
Ainun Nia (084142112)
FAKULTAS
TARBIYAH DAN ILMU KEGURUAN
JURUSAN PENDIDIKAN BAHASA ARAB
INSTITUT
AGAMA ISLAM NEGERI JEMBER
MEI 2016
BAB I
PENDAHULUAN
A.
Latar
Belakang
Masalah
Manusia merupakan makhluk social, mereka selalu hidup dalam kelompok, mulai
kelompok kecil sampai kelompok besar yang kemudian disebut dengan masyarakat. Dalam
kelompok masyarakat ini, terjadilah komunikasi timbal balik, komunikasi ini
dapat berlangsung karena adanya sarana pokok berupa bahasa yang dapat
dimengerti.
Dilihat
dari cara penyampaiannya, ragam bahasa dapat digolongkan menjadi ragam bahasa
tulis dan ragam bahasa lisan, untuk memahami ragam bahasa lisan yang diucapkan
oleh lawan bicara, orang harus mendengarkan dengan penuh perhatian menggunakan
indera pendengaran, yang lebih dikenal dengan istilah menyimak, cara yang
seperti ini disebut komunikasi langsung. Untuk memahami ragam bahasa tulis,
seseorang harus melakukan kegiatan membaca rangkaian lambang bunyi bahasa itu.
Dalam
kehidupan modern seperti sekarang ini, manusia hampir tidak dapat dipisahkan
dari buku. Peradaban manusia identik dengan buku. Kemajuan ilmu pengetahuanyang
dikuasai oleh manusia ditulis dalam buku, dilestarikan dan diwariskan kepada
generasi berikutnya. Agar tidak ketinggalan informasi tentang kemajuan
ilmu pengetahuan, orang harus selalu membaca buku. Oleh karena itu,keterampilan
membaca dan keterampilan memahami paparan yang tertulis dalam buku merupakan
kunci penguasan ilmu pengetahuan.
B.
Rumusan Masalah
1. Apa pengertian pembelajaran Qiro’ah
(membaca)?
2. Apa tujuan pembelajaran Qiro’ah
(membaca)?
3. Apa saja metode pembelajaran Qiro’ah
(membaca)?
4. Bagaimana strategi pembelajaran Qiro’ah
(membaca)?
C.
Tujuan
1.
Untuk mengetahui pengertian pembelajaran Qiro’ah
(membaca).
2.
Untuk mengetahui tujuan pembelajaran Qiro’ah
(membaca).
3.
Untuk mengetahui apa saja metode pembelajaran Qiro’ah
(membaca).
4. Untuk mengetahui strategi pembelajaran Qiro’ah
(membaca).
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Pengertian Qiro’ah
Keterampilan
membaca (Maharoh Qiroah) yaitu
menyajikan materi pelajaran dengan cara lebih dulu mengutamakan membaca, yakni
guru mula-mula membacakan topik-topik bacaaan, kemudian diikuti oleh para
siswa. Keterampilan ini menitikberatkan pada latihan-latihan lisan atau
penuturan dengan mulut, melatih mulut untuk bisa lancar berbicara, keserasian
dan spontanitas.
Target pembelajaran keterampilan membaca
(Maharah al-Qira’ah) ini mampu membaca teks arab dengan fasih, mampu
menerjemahkan dan mampu memahaminya dengan baik dan lancar.
B.
Tujuan Pembelajaran Qira’ah
Berikut ini ada dua tujuan keterampilan
membaca, yaitu tujuan umum dan khusus. Tujuan umum dari pembelajaran
keterampilan membaca (maharah qira’ah), yaitu:
1.
Mengenali naskah tulisan suatu bahasa.
2.
Memaknai dan menggunakan kosakata asing.
3.
Memahami informasi yang dinyatakan secara eksplisit dan implisit.
4.
Memahamai makna konseptual.
5.
Memahami nilai komunikatif dari satu kalimat.
6.
Memahami hubungan dalam
kalimat, antar kalimat, antar paragraf.
7.
Menginterpretasi bacaan.
8.
Mengidentifikasi wacana penting dalam wacana.
9.
Membedakan antara gagasan utama dan gagasan penunjang.
10.
Menentukan hal-hal penting untuk dijadikan rangkuman.[1]
Adapun tujuan khusus
dari pembelajaran keterampilan membaca ini dibagi menjadi tiga tingkatan
berbahasa, yaitu:
1.
Tingkat pemula
a.)
Mengenali lambing-lambang (symbol huruf)
b) Mengenali kata dan kalimat.
c) Menenmukan ide pokok dan kata kunci.
d) Menceritakan kembali isi bacaan pendek.
2.
Tingkat menengah
a) Menemukan ide pokok dan ide penunjang
b) Menceritakan kembali berbagai jenis isi
bacaan
3.
Tingkat lanjut
a) Menemukan ide pokok dan ide penunjang
b) Menafsirkan isi bacaan
c) Membua inti sari bacaan
d)
Menceritakan kembali berbagai jenis bacaan.
C.
Metode Qira’ah
Membaca Nyaring
adalah siswa membaca teks secara nyaring di dalam kelas. Membaca jenis ini
bertujuan melihat kemampuan membaca siswa, melihat intonasi dan ritme mambaca
siswa, melihat kemampuan membaca tanda baca siswa, melihat kemampuansiswa dalam
memahami bahan bacaan, memuaskan keinginan siswa untuk memperdengarkan
bacaannya, membiasakan siswa berbicara dihadapan orang, melatih siswa membaca
sebagai salah satu profesi manusia.[2]
Metode Qiraah ini dapat dilakukan dengan cara
sebagai berikut:
1.
Pengajar langsung membacakan materi pelajaran, siswa memperhatikan
bacaan-bacaan tersebut.
2.
Pengajar membacakana sekali lagi, kemudian diikuti siswa
bersama-sama.
3.
Pengajar menunjuk salah satu siswa untuk membacanya secara
bergiliran.
4.
Pengajar mencatat kata-kata yang sulit di papan tulis, kemudian
pengajar mencarikan padanan kata atau lawan kata agar siswa mampu menebak
artinya, sebelum pengajar menjelaskan arti sebenarnya jika diperlukan.
D.
Strategi Pembelajaran Qira’ah
Sebelum kita membicarakan strategi pembelajaran qiro’ah, disini akan
dikemukakan terlebih dahulu tujuan dan macam qoro’ah. Qiro’ah
dilihat dari kegiatannya dibedakan menjadi 2 (dua) macam, yaitu:
1.
qiro’ah jahriyah (membaca keras)
2.
qiro’ah shamitah (membaca dalam hati)
Pertama: Qiro’ah Jahriyah (membaca keras)
Qiro’ah jahriyah sangat penting pada pemeblajaran tingkat
pertama, karena qiro’ah ini memberi kesempatan besar untuk melatih mengucapkan
dengan benar, dengan mencocokkan antara membunyikan suara dengan rumus
tulisannya.
Kedua: Qiro’ah Shamitah ( membaca dalam hati)
Qiro’ah shamitah dilakukan
oleh mata dan pikiran. Pada waktu mata melihat tulisan, pikiran berusaha
memahami arti serta pesannya. Qiro’ah shamitah merupakan keterampilan
bahasa yang sangat penting yang seharusnya diperoleh oleh pembelajar bahasa.
Karena dengan keterampilan ini siswa dengan mudah dapat menambah pengetahuan
serta mengembangkan kemampuannya dalam memahami teks.
Adapun strategi pembelajaran keterampilan
qiraah dibagi menjadi tiga tingkatan, yaitu strategi pada tingkat pemula,
menengah dan lanjut, yaitu:
1.
Tingkat pemula (Mubtadi’)
Pada tingkat pemula ini biasanya menggunakan strategi denan empty
outline, yaitu strategi yang digunakan untuk melatih kemampuan siswa dalam
menuangkan isi dari yang dibaca kedalam bentuk label. Misalnya siswa mampu
membedakan anatara isim dan fi’il
Langkah-langkahnya sebagai berikut:
a)
Memilih bacaan sesuai dengan topik pembahasan yang telah ditentukan.
b)
Menyiapkan format tabel yang akan ditugaskan pada siswa.
c)
Membagikan bacaan pada masing-masing siswa kemudian menyuruh mereka
untuk membaca secara seksama.
d)
Meminta pada siswa untuk mengisi tabel yang telah dipersiapkan.
e)
Menyuruh siswa untuk bergabung dengan siswa sebelahnya kemudian
mendiskusikan hasil kerja mereka.
f)
Menyuruh siswa utnuk presentasi kedepan dari hasil diskusi
tersebut.
g)
Memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa agar tidak
terjadi kesalahan.
2.
Tingkat menengah (Mutawassit)
Pada tingkat ini biasanya menggunakan strategi index card match,
yaitu strategi yang digunakan untuk mengajarkan kata-kata atau kalimat dengan pasangannya. Misalnya,
kata dengan artinya (Qalamun=pena) atau soal dengan jawabannya atau sebagainya.
Langkah-langkah strategi ini adalah:
a)
Menyiapkan kartu berpasangan (soal dan jawabannya) lalu diacak.
b)
Membagikan kartu tersebut dan meminta siswa untuk memahami artinya.
c)
Meminta siswa untuk mencari pasangannya masing-masing tanpa
bersuara.
d)
Meminta siswa untuk berkelompok dengan pasangannya masing-masing.
e)
Menyuruh masing-masing kelompok untuk mempresentasikan hasilnya
didepan kelas.
f)
Memeberi kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan komentar
atau pertanyaan.
g)
Memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja kelompok tersebut.
3.
Tingkat lanjut
Pada
tingkat lanjut ini biasanya menggunakan strategi analysis, yaitu
strategi yang digunakan untuk melatih siswa dalam memahami isi bacaan dengan
cara menemukan ide pokok/utama dan ide-ide pendukungnya.
Langkah-langkah strategi adalah:
a)
Membagikan teks atau bacaan pada masing-masing siswa.
b)
Menyuruh siswa untuk membaca teks tersebut dengan seksama.
c)
Menyuruh pada masing-masing siswa untuk menentukan atau menuliskan
ide pokok dan pendukungnya secara individu.
d)
Menyuruh siswa untuk berkelompok dan mendiskusikan hasil masing
–masing.
e)
Menyuruh beberapa siswa untuk mempresentasikan dari hasil tersebut
didepan kelas untuk mewakili kelompoknya.
f)
Memberikan kesempatan pada kelompok lain untuk memberikan komentar
atau pertanyaan.
g)
Memberikan klarifikasi terhadap hasil kerja siswa agar pemeahaman
siswa semakin membaik.[3]
E.
Teknik Pengajaran kemahiran Membaca
(Qiro`ah)
Kemahiran membaca mengandung dua aspek atau pengertian. Pertama,
mengubah
lambing tulis menjadi bunyi. Kedua, menganggap arti dari seluruh situasi
yang dilambangkan dengan lambang-lambang tulis dan bunyi tersebut.
Inti dari kemahiran membaca terletak pada aspek
yang kedua. Ini tidak berarti bahwa kemahiran dalam aspek pertama tidak penting,
sebab kemahiran dalam aspek
yang pertama mendasari kemahiran
yang kedua. Betapapun juga keduanya merupakan tujuanyang
hendak dicapai oleh pengajaran bahasa arab.
Walaupun kegiatan pengajaran membaca dalam pengertian pertama telah diberikan sejak tingkat-tingkat permulaan,
namun pembinaannya harus dilakukan juga sampai tingkat lanjut,
melalui kegiatan membaca keras
(Al-Qiro`ah al-Jahriyah).
Secara umum tujuan dari kegiatan membaca itu ada tiga,
yaitu (1) tujuan intelektual atau kognitif,
yaitu untuk memperoleh dan menambah pengetahuan serta memperluas wawasan,
(2)tujuan praktis atau referensial,
yaitu untuk memperoleh petunjuk bagaimana melakukan sesuatu,
dan (3) tujuan efektif dan emosional,
yaitu untuk memenuhi kebutuhan dan perasaan atau kejiwaan.
Adapun kompetensi
yang diharapkan dari pembelajaran setelah mengikuti pembelajaran qiro`ah atau muthola`ah adalah keterampilan membaca dan memehami berbagai jenis teks berbahasa
Arab, baik untuk tujuan intelektual kognitif,
maupun praktis-referensial dan afektif-emosional. Keterampilan itu bukan hanya teks
yang sudah di pelajarinya melainkan teks-teks baru
yang ada dikehidupan nyata.
a. Kemahiran Mengubah Lambang Tulis menjadi Bunyi.
Abjad Arab mempunyai sistem
yang berbeda dengan abjad
Latin.Abjad Arab bersifat
“sillabary” yang semua hurufnya hidup,
sedangkan abjad Latin
bersifat “alphabetic” yang mengenal adanya huruf hidup dan huruf mati.
Perbedaan lain adalah sistem penulisan bahasa
Arab yang dimulai dari kanan kekiri,
tidak dikenalnya huruf besar dengan bentuk tertentu untuk memulai kalimat baru,
menulis nama orang atau tempat,
dan perbedaan bentuk huruf-huruf
Arab ketika berdiri sendiri,
diawal, ditengah dan diakhir.
Perbedaan-perbedaan tersebut menimbulkan kesukaran bagi para siswa
yang sudah terbiasa dengan huruf
Latin. Ditambah lagi dengan kenyataan bahwa buku-buku majalah dan surat-surat kabar berbahasa
Arab ditulis tanpa menggunakan syakal
(tanda vocal). Padahal syakal merupakan tanda vokal
yang sangat menentukan makna dan fungsi suatu
kata dalam kalimat.
Kemahiran membaca dengan demikian tergantung kepada penguasaan kosa
kata dan gramatika. Oleh karena itu, pada tingkat permulaan teks bacaan masih
perlu di berisyakal, dan secara bertahap dikurangi sesuai dengan perkembangan penguasaan
kosa kata dan pola kalimat bahasa Arab oleh para siswa. Tetapi pada prinsipnya sejak awal siswa dilatih dan dibiasakan membaca tanpa syakal dalam rangka membina dan mengembangkan kemampuan membaca untuk pemahaman.
b. Kemahiran Memahami Makna Bacaan.
Aspek ini, seperti ditegaskan
di muka merupakan inti dari kemahiran membaca. Ada
tiga unsur yang
harus diperhatikan dan dikembangkan dalam pelajaran membaca untuk pemahaman ini,
ialah unsur kata,
kalimat dan paragrap. Ketiga unsur ini bersama-sama mendukung makna
dari suatu bahan bacaan. Gabungan kata membentuk satuan yang lebih besar yang
disebut kalimat, gabungan kalimat membentuk satuan yang lebih besar lagi yang
disebut paragraf, dan dari paragraf-paragraf tersusunlah bab, kemudian dari
bab-bab tersusunlah buku-buku.
Agar pelajaran kemahiran membaca untuk pemahaman ini
menarik dan menyenangkan, bahan bacaan hendaknya dipilih sesuai dengan minat,
tingkatan perkembangan dan usia siswa. sudah barang tentu landasan utama dalam
pemilihan bahan adalah kurikulum yang telah menetapkan tema, topik atau standar
kompetensi dan kompetensi dasarnya. Agar tidak membosankan, bahan bacaan harus
berfariasi baik topiknya (sejarah, ilmiah populer, humor, riwayat hidup,
deskripsi, dll), maupun ragam bahasanya (koran, sastra, buku, percakapan, dsb).
Berdasarkan pengamatan ada kesalahan persepsi dikalangan
sebagian pengajar bahsa Arab mengenai tujuan pengajaran membaca atau qiro`ah
atau muthola`ah. Banyak yang beranggapan bahwa tujuan pengajaran membaca
adalah agar pembalajar memahami isi bacaan dalam buku teks, maka cara paling
praktis bagi guru dan siswa adalah cara penerjemahan. Guru membaca teks dan
menerjemahkannya, siswa menulis terjemahan langsung di bawah teks yang dibaca.
Dalam waktu singkat sisa memahami bacaan. Tapi dengan cara ini siswa menjadi
pasif dan setiap kali menghadapi teks baru harus dituntun oleh guru untuk dapat
memahaminya. Tujuan membaca memang memahami bacaan, tapi tujuan membaca adalah
melatih pembelajar agar terampil memahami bacaan. Untuk mencapai tujuan ini,
berbagai teknik dan strategi yang sifatnya melatih, membiasakan, dan mendorong
siswa untuk memahami teks bacaan secara mandiri harus diterapkan dalam
pengajaran membaca.
c. Berbagai Jenis Membaca
Untuk melatih dua aspek kemahiran tersebut ada beberapa
jenis kegiatn membaca, antara lain:
1) membaca keras (Al-Qiro`ah al-Jahriyah)
Dalam kegiatan
membaca keras ini, yang terutama ditekankan adalah kemampuan membaca dengan:
·
menjaga ketepatan bunyi bahasa Arab, baik dari segi
makhraj maupun sifat-sifat bunyi yang lain;
·
irama yang tepat dan ekspresi yang menggambarkan perasaan
penulis;
·
lancar, tidak tersendat-sendat dan terulang-ulang;
·
memperhatikan tanda baca atau tanda grafis (pengtuasi)
Adapun tanda baca yang digunakan dalam bahasa Arab pada
dasarnya sama saja dengan tanda baca dalam bahasa Indonesia, hanya namanya yang
berbeda, yakni sebagai berikut:
نقطة (.)، فصلة (،)، نقطتان (:)، فصاة منقوطة (:)، شرطة
(-)، قوسام ( )، علامة الإستفهام (؟)، علامة التعجب (!)، علامة التنصيص (")،
الخط الائل (/).
2) Membaca dalam hati (Al-Qiro`ah ash-Shamitah)
Membaca dalam
hati bertujuan untuk memperoleh pengertian, baik pokok-pokok maupun
rincian-rinciannya. Oleh karena itu, ia merupakan sarana bagi jenis membaca
yang lain, yakni membaca analisis, membaca cepat, membaca rekreatif dan
sebagainya.
Dalam kegiatan
membaca dalam hati, perlu diciptakan suasana kelas yang tertib sehingga
memungkinkan siswa berkonsentrasi kepada bacaannya. adapun hal-hal yang perlu
dihindari:
·
vokalisasi, baik hanya menggerakkan bibir sekalipun
·
pengulangan membaca, yaitu mengulangi gerak mata kepada
kalimat sebelumnya yang sudah dibaca
·
menggunakan telunjuk/petunjuk atau gerakan kepala.
3) Membaca cepat (Al-Qiro`ah as-Sari`ah)
tujuan utama
membaca cepat ialah untuk mendorong dan melatih siswa agar berani membaca lebih
cepat daripada kebiasaannya.
Dalam
membacacepat ini siswa tidak dimintai memahami rincian-rincian isi teks, tetapi
cukup dengan pokok-pokoknya saja. Para ahli membaca cepat melaporkan bahwa
membaca cepat tidak hanya memperbaiki prestasi waktu, tetapi menambah banyaknya
informasi yang dapat diserap oleh pembaca, baik perendahan bahasa maupun
pengetahuan untuk memperluas wawasan
mereka. Ini dimungkinkan karena pembaca tidak lagi mempunyai kebiasaan membaca
kata demi kata, tetapi ia dapat menggerakkan matanya dengan pola-pola tertentu,
sehingga pengertiannya dapat ditangkap dengan efisien. Dilihat dari sinilah,
maka membaca cepat dapat juga disebut membaca perluasan (ekstensif reading atau
Al-Qiro`ah al-Muwassa`ah).
Sungguh membaca
cepat ini diperlukan, tetapi harus diingat baahwa tidak setiap bahan bacaan
dapat dijadikan bahan membaca cepat. Para pengajar bahasa Arab hendaknya aktif
menjalin komunikasi dengan jurusan-jurusan sastra Arab atau pendidikan bahasa
Arab diberbagai perguruan tinggi yang ada di Indonesia. Beberapa diantara jurusan-jurusan itu telah memiliki koleksi perpustakaan
yang relatif lengkap, bahkan ada yang
sudah menerbitkan beberapa kumpulan tulisan dan cerita pendek yang berbahasa
Arab.
4) Membaca Rekreatif (Al-Qiro’ah
al-Istimta’iyah)
Jenis membaca
ini ada hubungannya dengan jenis membaca cepat. Tapi tujuan membaca rekreatif
bukanlah untuk menambah jumlah kosa kata, bukan untuk mengajarkan pola-pola
baru, bukan pula untuk pemahaman teks bacaan secara rinci, tetapi untuk
memberikan latihan kepada para siswa membaca cepat dan menikmati apa yang
dibacanya. Tujuannya yang lebih jauh adalah untuk membina minat dan kecintaan
membaca.
Bahan bacaan
dipilihkan yang ringan populer, baik ditinjau dari segi isi maupun susunan
bahasanya. Biasanya berupa cerita pendek atau novel yang telah dipermudahkan
bahasanya sesuai dengan tingkatan pelajar yang menjadi sasarannya. Membaca
biasanya dilakukan di luar kelas, dengan cara penugasan kepada sisiwa untuk
membaca buku tertentu, dan dalam waktu yang ditentukan siswa harus menyerahkan
laporan tertulis tentang buku yang telah dibacanya.
5) Membaca Analitis (Al-Qiro’ah at-Tahiliyah)
Tujuan utama
membaca analitis ialah untuk melatih siswa agar memiliki kemampuan mencari
informasi dari bahan tertulis. Selain itu siswa dilatih agar dapat menggali dan
menunjukkan rincian informasi yang memperkuat ide utama yang disajikan penulis.
Siswa juga dilatih untuk berfikir logis, mencari hubungan satu kalimat dengan
kalimat yang lain, antara paragraf satu dengan paragraf yang lainnya, antara
kejadian satu dengan yang lainnya, dan menarik kesimpulan yang tidak tertulis
secara eksplisit dalam bacaan.
d. Beberapa Model Latihan
Agar pengajaran kemahiran membaca dapat terarah kepada
tujuan, maka bacaan-bacaan yang disajikan perlu dilengkapi dengan
pertanyaan-pertanyaan atau model-model latihan. Bentuk dan sistematika
pertanyaan disesuaikan dengan tujuan atau jenis membaca atau pengalaman belajar
apa yang ingin dilatih kepada siswa.
1) Belajar mempekaya kosa-kata
Kosa-kata
merupakan salah satu unsur bahasa yang harus dikuasai untuk memperoleh
kemahiran berbahasa, termasuk kemahiran bahasa. Satu kegiatan yang perlu
digaris bawahidalam hubungan dengan kegiatan membaca, siswa hendaknya
dibiasakan menggunakan kamus. Keterampilan menggunakan kamus sangat penting
untuk mengembangkan pengetahuan siswa. Kamus bahasa Arab mempunyai sistemnya
tersendiri yang relatif sukar. Oleh karena itu siswa harus sebanyak mungkin
dilatih untuk menggunakan kamus.
Untuk memperkaya kosa-kata perlu
latihan-latihan:
·
Mencari pandan kata/sinonim (مرادف)
·
Mencari lawan kata / antonim (ضد)
·
Mencari makna lain dari kata yang sama (اللفظ
اشتراك (
·
Mencari bentuk jama’ dari kata tunggal dan sebaliknya
·
Mencari bentuk mudhari’ dari madhi dan
sebaliknya
2) Belajar mengenal (kognisi) isi bacaan
Penerapan dalam
proses belajar mengajar harus disesuaikan dengan tingkat kemampuan berfikir
siswa, dan karakteristik teks bacaan yang dipelajari.
a. Belajar mengetahui dan mengingat
Siswa belajar mengetahui (al-ma’rifat)
dan mengingat (at-tadzakur) informasi berupa fakta-fakta atau
definisi-definisi tentang sesuatu dari teks yang dibacanya. Jenis pertanyaan
yang bisa dipakai untuk membimbing siswa menemukan informasi tersebut adalah ما، من، متى، أين
.
b. Belajar memahami
Siswa belajar
memahami (al-fahm) dan menguasai (al-isti’ab) sesuatu dari teks
berdasarkan fakta-fakta yang telah ia temukan (pada tingkat pertama). Pada
tingkat kedua ini, siswa tidak hanya dituntut untuk mengetahui dan mengingat,
melainkan memahami secara sungguh-sungguh fakta-fakta yang telah ia ketahui,
dan mampu menerangkannya kembali dengan menggunakan kalimat atau ungkapannya
sendiri.
c. Belajar mengaplikasikan pengetahuan
Siswa tidak
cukup hanya bisa menyebutkan, menerangkan, dan menafsirkan informasi, tetapi
dituntut pula untuk bisa mengaplikasikan tau menerapkannya (at-Tathbiq).
Sebagai misal, di dalam teks terdapat informasi mengenai al-fushul fi mishra
(musim-musim di Mesir). Setelah informasi ini dipahami, siswa diberi
pertanyaan mengenai musim-musim yang ada di Indonesia.
d. Belajar menganalisis
Belajar
menganalisis (al-Tahlil) menuntut siswa berfikir secara kritis dan
mendalam, untuk menemukan sesuatu yang tidak dinyatakan secara eksplisit dalam teks. Menemukan ide
pokok dalam kalimat atau paragraf bisa digolongkan dalam belajar
menganalisis. Dalam hal ini, siswa perlu
dikenalkan dengan kata-kata penghubung yang bisa dijadikan acuan dalam
menemukan ide pokok, seperti (لذالك، لأن، لأنه، رغم
أن، مع أن، غير أن، ولكن):
Menganalisis
mencakup proses mengidentifikasi motif, alasan, atau sebab-sebab dari suatu
perilaku atau kejadian yang disebutkan dalam teks.
Misalnya
latihan dengan mengajukan beberapa pertanyaan:
ماذا تستنتج من المقالة؟
ما لب هذه القصة؟
أي درس تأخذهذ من القطعة؟
Jawaban siswa dapat diperiksa bersama-sama.
Guru kemudian menunjukkan kesimpulan yang sebenarnya, yang dimaksud oleh
penulisnya, dengan menunjukkan bagian-bagian bacaan yang menunjukkan hubungan
sebab-akibat.
Cara
lain untuk melatih siswa menarik kesimpulan ini, umpamanya dengan memberikan
teks tanpa judul. Setelah siswa membacanya, mereka diminta membuat judul yang
sesuai dengan isi bacaan.
e. Belajar mensintesis
Melakukan sintesis (at-Tarqib) adalah merangkum bagian-bagian dalam
teks untuk ditampilkan kembali dengan “baju baru” atau dalam sebuah kerangka
yang sama sekali baru dan orisinal. Hal ini memerlukan kreativitas siswa. Misalnya,
membuat bagan, denah, skema, grafik, dan sejenisnya untuk menjelaskan isi teks.
Termasuk dalam kategori
mensintesis adalah membuat prediksi (al-tanabbu’) dan menyelesaikan
suatu masalah berdasarkan informasi yang diperoleh dalam teks.
f. Belajar mengevaluasi
Tingkat keenam dari pengalaman belajar menghadapi sebuah teks adalah
melakukan evaluasi (at-Taqwim). Dalam hal ini siswa dituntun untuk
menilai kualitas atau manfaat dari teks yang dipelajari, baik menyangkut
sistematika maupun gagasan yang termuat di dalam teks tersebut.
Penilaian itu harus
didasarkan atas kriteria-kriteria yang jelas, apakah itu standar objektif,
ataukah nilai-nilai pribadi. Hasil penilaian siswa mungkin berbeda-beda, baik
karena perbedaan kriteria yang dipakai atau perbedaan sudut pandang, tapi
perbedaan ini justru diharapkan.
Adapun latihan membaca (Qiro’ah)
itu banyak macamnya, dalam hal ini hanya akan menjelaskan latihan qiro’ah,
salah satunya yaitu:
3) Belajar Mengenal Pola dan Struktur Kalimat
Ada bahan bacaan yang disajikan dengan tujuan untuk mengenalkan pola
kalimat baru kepada siswa. Untuk itu harus dipersiapkan latihan guna
memantapkan pola kalimat tersebut, secara lisan maupun tulis. Ini tentu saja
merupakan tujuan sekunder bukan primer. Tapi yang lebih penting dari itu, siswa
juga sebaiknya dilatih untuk mengenal fungsi-fungsi gramatikal dari kata dalam
kalimat, misalnya mengetahui mana fa’il dari sebuah fi’ili, mana maf’ul
bih menjadi fi’il muta’addi, mana ism inna dan khabarnya,
mana ism kana dan khabarnya, mana syarath dan jawab syaratnya dan sebagainya. Maka
tujuannya adalah untuk membantu pemahaman teks, bukan mengajarkan gramatika.
Tapi harus dibatasi seperlunya agar pelajaran qiro’ah tidak berubah
menjadi pelajaran nahwu. [4]
Berikut adalah ragam
permainan untuk keterampilan membaca, serta penjelasan dan cara
mempraktikkannya.
1. Membaca
permulaan
a. Tujuan
Untuk melatih siswa menerjemahkan simbol-simbol tulis ke dalm bunyi.
b. Alat yang
Diperlukan
Alat yang diperlukan dalam permainan ini adalah lembar kertas atau papan
tulis dan soal atau bacaan yang mudah dan sering dikenal oleh siswa.
c. Cara bermain
·
Mintalah siswa maju untuk membaca teks di papan tulis
·
Kemudian siswa yang ada didepan itu menyebutkan urutan
absen yang akan maju selanjutnya. Sampai seterusnya
2. Mengharakati
Bacaan
a. Tujuan
Tujuannya adalah membaca kalimat tidak
berharakat dengan benar, menerjemehkan sesuai bunyi, serta membaca teks dengan
lafal dan intonasi yang baik da benar.
b. Alat yang
Diperlukan
alat tulis, seperti bulpoin, spidol, pensil,
dan bacaan yang tidak berharakat.
c. Cara Bermain
·
Buatlah teks bacaan dari beberapa bahan yang berkaitan
dengan materi pelajaran
·
Sediakan terjemahannya dari kosa kata tersebut.
·
Suruhlah meraka untuk mengharakati, menerjemah, dan
menentukan ide paragraf tersebut.
·
Guru membuat terjemahan beberapa kosa kata yang tidak
diketahui
·
Siswa dibagi menjadi beberapa kelompok sesuai dengan
jumlah paragraf
·
Mintalah meraka untuk mengharakati bacaan yang tidak
berharakat tersebut. [5]
Berikut ini bacaannya:
كان الحج ركنا من أركان الإسلام الخمسة، وشعيرة من شعائره
الكبرى . قال تعالى: ( إن اول بيت وضع للناس للذى ببكة مباركاوهدى للعالمين. فيه
آيات بينات مقام إبراهيم ومن دخله كان آمنا. ولله على الناس حج البيت من استطاع
إليه سبيلا ). وقد كان الحج معروفا عند العرب من زمن إبراهيم عليه السلام إلى عهد
نبينا محمد صلى الله عليه وسلم .وهو في االغة القصد. وفي الشرع قصد البيت للنسك مع
أداء الأركان والواجبات. وحكمه لا خلاف بين العماء والفقهاء في أنه فريضة.
BAB III
PENUTUP
Kesimpulan:
Membaca ialah menangkap pikiran dan
perasaan orang lain dengan perantaraan tulisan (gambar dari bahasa yang
dilisankan). Tujuannya ialah menangkap bahasa yang tertulis dengan tepat dan
teratur. Seseorang dapat mengenal suatu objek, ide prosedur konsep, definisi,
nama, peristiwa, rumus, teori, atau kesimpulan. Bahkan lebih dari itu, melalui
aktivitas membaca seseorang dapat mencapai kemampuan kognitif yang lebih
tinggi, seperti menjelaskan, menganalisis, hingga mengevaluasi suatu objek atau
kejadian tertentu.
Adapun model pembelajaran Qiro’ah
ada dua yaitu : Membaca nyaring ( Al-Qiro’ah Al-Jahriyyah) yaitu siswa membaca
teks secara nyaring di dalam kelas dan membaca diam (Al-Qira’ah Al-Shamitah)
yaitu membaca dengan tidak melafalkan symbol-simbol tertulis berupa kata-kata
atau kalimat yang dibaca, melainkan dengan mengandalkan kecermatan eksplorasi
visual.
DAFTAR PUSTAKA
Fuad, Efendy, 2012. Metodologi Pengajaran Bahasa Arab (Malang:
Misykat).
Mujib, Fathul, 2013. Permainan Edukatif Pendukung
Pembelajaran Bahasa Arab (2) (Jogjakarta: Diva Press).
Mustofa, Bisri & Abdul Hamid, 2012. Metode
& Strategi Pembelajaran Bahasa Arab, cet.2, (Malang: UIN-MALIKI PRESS).
Mustofa, Syaiful, 2011. Strategi Pembelajaran Bahasa
Arab Inovatifi, (Malang: UIN-MALIKI PRESS).
Nuha, Ulin, 2012. Metodologi
Super Efektif Pembelajaran Bahasa Arab, cet.1, (Jogjakarta: DIVA Press).