TUHAN MEMBUSUK
Oleh : Rosyiful Aqli cak
Di era modern ini, hehe,,,,,Dari pembukanya sudah basi, kurang begitu berbobot, pasti hal ini kurang memikat minat konsumen untuk membaca, apalagi untuk dikatakan tulisan seorang yang professional dalam bidang jurnalis. Mimpi kali ya,,,,,sebetulnya tulisan iini hanya sekedar iseng sih, tapi gak asal-asalan. Hanya saja membuat anda menjadi puyeng, tuntunya anda making gak mudeng, yuk,,, serius sedikit agar gak tambah aoleng.
Dalam dunia perkampusan, pada saat tahun ajaran baru pasti membuka perkuliahan dengan OSPEk(orientasi studi dan pengenalan kampus)bagi mahasiswa yang junior. Dalam moment ini, diisi dengan kegiatan yang melatih mental-mengenakan pakaian layaknya orang tak waras-, kekereatifan seperti mewajibkan membuat yel-yel, mengajarkan kepedulian kepada sesama yang dibungkus dengan program bakti social, juga terdapat banyak kegiatan yang bermaksud mencetak mahasiswa yang tangguh dan teguh pendirian.
Untuk mengoptimalkan berjalannya kegiatan tersebut, biasanya diusung dengan tema yang sesuai dengan target perkuliahan semester ganjil. Di satu sisi, tema juga sebagai motivasi kepada peserta didik baru dalam mengikuti kegiatan belajar di bangku kuliah. Di sisi lain, tema juga dijadikan sebagai pendongkrak popularitas kampus di mata public, baik dengan cara memposting di dunia maya, terkadng juga dengan cara mengkordinasikan kepada kampus-kampus lain.
Beberapa waktu lalu, saya menjelajahi jejaring social yang bericon F dengan background berwarna biru, dan menemukan sebuah akun yang menposting status di halaman beranda ”Tuhan membusuk”. Sebenarnya, jargon itu tema ospek universitas islam serabaya pada tahun 2014 yang sempat meresahkan berbagai kalangan, mulai kalangan elit sampai kalangan masyarakat awam. Tema ini sangat melanggar norma ketuhanan, karna sama saja menghina tuhan, sehingga MUI Surabaya memberikan ketegasan. Orang yang terlibat atau yang menjadi dalang atas ospek itu tidak hanya dipenjara, melainkan harus dihukum mati. Ujar ketua MUI Surabaya saat diwawancarai oleh reporter merdeka. Com. Dikediamannya. Akibat dari tema ospek yang sangat berpotensi menggoyangkan akidah itu, terdapat salah satu mahasiswi yang memilih mundur dari fakultas universitas ushuluddin dan filsafat universitas islam Surabaya itu. Sangat mungkin, karna seorang tua risau atas keselamatan akidah sianak.( jawa pos. 4/9).
Di sisi lain dampak dari tema yang tidak senonoh itu selain kekerasan dalam bentuk pikiran, juga sempat meresahkan keharmonisan keluarga salah satu mahasiswanya. Sepulang dari ospek mengenakan kaos pertulisan tuhan membusuk dimarahi habis-habisan oleh ayahnya dan disuruh berhenti dari kampus tak betuhan itu.
Dalam ranah yang sama, tema tuhan membusuk juga mengundang reaksi keras dari berbagai pihak. KH. Lutfi Bashori melaporkan perkara itu kepolisian daerah jawa timur. Sanksi yang menjerakan memang harus didapat oleh pihak yang terlibat di dalamnya. Ujar kordinator forum pembela Ahlussunnah garis lurus itu.
Dengan datangnya kecaman yang bertubi-tubi itu, membuat rector UIN Surabaya minta maaf secara terbuka atas kecongahan akidah oleh mahasiswanya. Dalam kesempatan yang sama, M. Masduri, selaku ketua panitia ospek itu menjelaskan panjang lebar arti dari tema tuhan membusuk. Yang kami maksud dari kata itu bukan dzat yang maha esa. Tidak mungkinlah Allah itu membusuk, karna dianya mempunyai sifat kekal yang tidak akan pernah rusak. Apalai membusuk. Yang kami maksud dari tuhan membusuk adalah untuk mengkritisi kurangnya rasa ketuhanan dalam diri manusia, seraya terus bersastra. Karna terkadang manusia merasa bahwa dirinya benar dalam semua sikapnya dan menjelma sebagai pengadil. Serta kebenaran dalam diri manusia disakralkan demi kepentingan politik.
Sekali lagi, yang kami maksud bukan tuhan yang maha pencipta. Apalagi dalam system kehidupan yang tidak lepas dari jerat-jerat, entah jerat politik atau lainnya, biasanya manusia meniadakan suatu perkara yang tidak bisa lepas dari diri manusia, seperti salah dan lupa. Dan tak jarang ketika manusia berada dalam ranah polkitik, naluri kemanusiaanya cenadrung hilang, dan yang muncul hanya naluri ketuhanan, seperti kebenaran di atas segalanya. Akunya saat memberi penjelasan maksud dari penitia ospek mengangkat tema tuhan membusuk. Dan al-hamdulillah dari penjelasan mahasiswa yang masih berada di jenjang semester lima waktu itu cukup meredupkan suasana yang mulanya memanas. Begitulah sedikit gambaran masalah yang timbul akibat tuhan membusuk.
Hemat penulis, dengan penalaran ilmu kalam, sebenarnya tema tuhan membusuk tidak menjadi masalah dan tidak menyimpang dari nilai ketauhitan umat beragama islam. Kenapa bisa begitu ? coba kita pahami uraian berikut ini. Kata tuhan membusuk terangkai dari dua kata. Pertama: kata tuhan, memberikan arti suatu perkara yang disembah. Tidak peduli benar dan tidaknya. Sebagaimana yang dijelaskan ulama’.
اله هو المعبود بحق ام لا.
Kata اله tanpa al ta’rif( al yang berdampak mema’rifatkan isim) adalah kata yang masih umum dan mempunyai arti suatu yang disembah, tidak menutup ruang lingkup salah dan benarnya. Allah, berhala yang disembah orang kafir Atau salib yang diyakini memberi berkat oleh orang Kristen masuk dalam katagori kata itu. Kedua : membusuk. Sesuatu yang dapat membusuk adalah perkara yang berbentuk atau dalam ilmu kalamnya dikenal dengan nama jirim atau jisim yang selalu membutuhkan tempat kosong.
Dari uraian di atas, keumuman kata tuhan ditakhsis dengan kata yang kedua, bahwasanya yang dimaksud dengan tuhan membusuk adalah tuhan yang berjisim. Sedangkan Allah dzatnya tidak terbentuk dari komponen(tidak berjisim). Oleh karnanya, yang dimaksud tuhan membusuk adalah tuhan yang berjisim. Seperti patung salib sapi DLL. Mana mungkin bisa perkara yang tidak ada bentuknya mau dikatakan membusuk. Sangat tidak logis sekali.
Terlepas dari itu, meskipun secara pandangan ilmu tauhid tema itu bukan suatu hal yang negative, akan tetapi itu sangat meresahkan keyakinan masyarakat awam. Sehingga kecaman dari berbagai pihak merupakan solusi yang solutif untuk merespon tema tuhan membusuk. Karna kurang tepat memilih bahasa akan menimbulkan hilangnya adab yang ditandai munculnya kata sarkasme-, apalagi tuhan.