Epistemologi Introspeksi diri, evaluasi, dan peduli sesama Dalam prespektif Sp _Helmy


Oleh :Mohammad Helmi






 PROLOG





Berangkat dari sebuah kegelisahan diri akan kemunduran persaudaraan terutama di internl sedulur pati di berbagai kalangan, memotivasi para senior sedulur pati mengajak saya untuk melakukan projek penelitian untuk membedah titik persoalan dalam internal sedulur pati . penelitian para senior bertumpu pada Akhlak, etika, dan moralitas ,dan tanggung jawab (kritik nalar para alumni) bukan pada persaudraan (Nilai-nilai persaudraan). Kritik Akhlak, etika, dan moralitas ,dan tanggung jawab yang dimaksud oleh para senior adalah kritik terhadap aspek perilaku yang kian lama masih sampai saat ini terjadi pada kader sedulur pati. Para senior membagi kritik tersebut menjadi dua bagian yaitu pertama, ( Perilaku diri) . Kedua (tanggung jawab diri ) terhadap amanah dan struktur internal konsep sedulur pati. Kritik terhadap Akhlak, etika, dan moralitas ,dan tanggung jawab diarahkan pada tiga epistimologi penulis yaitu, Introspeksi diri, evaluasi diri dan Peduli terhadap diri sendiri serta sesama. Tiga macam epistemology penulis tersebut akan menjadi pembahasan khusus penulis dalam artikel pendek ini .






Epistemology penulis
• Introspeksi diri
Secara etimologi, penulis mengenal kata introspeksi ini mulai sejak 2014 semenjak penulis masuk disedulur pati ,namun kematangan dalam memahami introspeksi diri tidaklah mudah ,bagi penulis sangat membutuhkan waktu yang lama untuk menemukan makna hakikat introspeksi diri yang sebenarnya . Penulis merasakan hakikat itu semenjak harlah sedulur pati yang ke 7 ,pada waktu acara tersebut dihadiri oleh seluruh senior/alumni yang bertempat di masjid chang ho kaliwates jember. Semenjak itu pula memori penulis mulai menangkap kritikan dan masukan serta saran yang sangat berharga untuk melakukan introspeksi diri.






 Meras benar sendiri :
Mulai dari hal apa yang sebenarnya kita lakukan terhadap sesama, itu seolah-olah merasa paling benar sendiri dan meremehkan masukan sebuah perilaku dari orang lain . Namun ,sepatutnya kita selaku makhluk social perlunya masukan-masukan atau nasihat dari sekeliling kita , Apa lagi internal sedulur pati : “Apalah daya guna kita punya sauadara kalau tidak kita fungsikan untuk menilai dan mengoreksi kepribadian kita “. Pada waktu itu penulis mulai mencermati apa yang di ucapakan oleh para alumni bahwa “ Perhari ini sedulur pati mengalami krisis tanggung jawab” yang secara mutlak . Krisis tanggung jawab yang di maksud adalah , kita tidak peduli terhadap apa yang seharusnya kita kerjakan sesuai poksi untuk perkembangan sedulur pati kedepan. Misalkan contoh kecilnya saja dalam sebuah kepanatiaan pada kegiatan besar yang ada pada sedulur pati , masih banyak kader yang kurang efektif dalam menjalankan tugasnya masing-masing, terkadang masih saja membuat kesal sesama sauadara : ” setelah di nasehati tidak mau , masih saja di kasih hati minta otak : setelah di eksekusi malah menjadi benci ,, Apakah seperti itu kader sedulur pati ? Masi perlu di pertanyakan sedulur patinya .






Intisarinya sebagai pribadi yang baik kita tidak harus membatasi diri dengan apa yang dikerjakan kita untuk selalu meminta nasihat,masukan kepada di sekeliling kita agar kelakuan kita menjadi lebih baik dari sebelumnya .






• Evaluasi diri
Secara terminology menurut penulis evaluasi mempunyai dua arti





  1. Sebagai potret perbaikan diri
  2. Sebagai syarat untuk lebih baik dari sebelumnya.
    Evaluasi merupakan corak khas kegiatan rahasia yang muncul pertama kali dalam pemikiran sedulur pati untuk menemukan aspek permasalahan yang ada di internal sedulur pati, yang menekankan sebagai sumber perbaikan internal sedulur pati ,yang secara lansung difahami sebagai suatu pengetahuan atau panutan dan diaplikasikan secara lanjut dan terus menerus di internal sedulur pati .
    Secara tidak lansung dapat difahami sebagai bentuk pembenahan masalah yang ada di internal sedulur pati yang kemudian di kembangkan oleh para perintis /senior untuk lebih serius lagi .Sehingga muncul pengetahuan baru yaitu “ Ekseskusi hokum adat berlaku di internal sedulur pati “ yang tujuannya membentuk pribadi muslim yang beriman,peduli, berpotensi, mempunyai loyalitas yang tinggi , tanggung jawab dan bersungguh-sungguh berproses di sedulur pati.




Penulis mencoba mengaitkan pada sebuah kuitpan lirik lagu yang di cipatakan oleh senior kita ,yang tidak perlu saya sebutkan namanya, yang pasti beliau adalah senior tameng yang sampai saat ini berjuang mendidik kader dan mempertahankan karyanya dibidang seni yang tidak lain untuk sedulur pati kedepan , kutipannya dibawah ini :
“ Senang dan susah apa lagi ada masalah , kami selalu bersama-sama sampai ajalkan pisahkan kita , kami tak punya, uang dan bergelimang harta ,tapi kami punya saudara ucap syukur ya Alhamdulillah”.





Penulis mencoba mengaitkan dengan sebuah metodologi pada Lirik kutipan lagu di atas (Jamasita) yang menurut penulis sangat bermotivasi untuk mencoba memulai evaluasi diri dan peduli sesama. Dari berbagai pengalaman yang penulis alami . Sebenarnya kita saja yang kurang bersyukur ,saat kita berproses di sedulur pati , banyak waktu yang telah kita buang dengan sia-sia , saat senang kita terkadang kita tidak lupa sama sauadaara dan saat susah kita mengeluh pada saudara ,apalagi saat punya masalah banyak saudara yang hanya dijadikan sebuah penyelesaian kepentingan pribadinya . Penulis tidak menyalahkan siapa ? akan tetapi penulis mengajak untuk mencoba evaluasi dan peduli sesama . Kader sedulur pati yang sesungguhnya adalah kader yang sadar dimana dirinya di besarkan d iinternal sedulur pati , kenapa begitu ? karena ketika dirinya sadar maka akan kembali pada perubahan diri yang sesungguhnya dimana awalnya dirinya menyusahkan, tetapi dirinya pasti berfikir apa yang seharusnya akan di berikan kepada sedulur pati.






Oleh karena itu Evaluasi merupakan solusi terbaik dalam memcahkan masalah dan menolong saudara-saudara yang ada di sekeliling kita. Pengetahuan ini ternyata tidak hanya berlaku di internal sedulur pati, ternyata dapat digunakan di lingkungan hidup di dunia nyata dari berbgai aspek permasalahan yang terjadi, hanya saja berbeda ruang waktu serta penerapan.





• Peduli sesama
Penulis memberikan pernyataan sebuah persaudaraan sejatinya adalah peduli sesame. Mengapa seperti itu ? karena sesungguhnya ,orang yang tidak tau menau bagaimana kondisi saudara disekelilingnya , maka itu adalah bentuk suatu kejahatan ,kamuflase( kepura-puraan menjadi kader) hanya saja komunitas dijadikan sebagai fromalitas semata. Peduli sesama sebenarnya ada input dari evaluasi untuk menghasilkan ouput kader sedulur pati yang memang betul-betul militant dalam berproses .
Oleh karena itu penulis berharap untuk kedepannya bagaimna bisa berubah dan memperbaiki perilaku yang kurang baik menjadi lebih baik , sesuai dengan beground kita yaitu “ khoirunnas Anfauhum Linnas” dan berharap kader-kader dapat bersungguh-sungguh dalam berproses ,tidak hanya tau luar saja melainkan lebih radikal lagi mengetahui dalamnya bagaimana sedulur pati untuk memunculkan pemikirian apa yangb seharusnya kita akan berikan kepada sedulurpati kedepan.





Semoga artikel dapat memberikan masukan dan kemanfaat bagi kader-kader untuk dijadkan evaluasi perbaikan diri dan lebih dari sebelumnya serta dapat memberikan setimulus pada kesemangatan para kader untuk moment acara PSB dan HARLAH yang dilaksakan dibulan ini.









Spasi 14 Nusantara


Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel