Bencana Musibah atau Anugerah?
Sunday, 22 September 2019
Oleh : Prof malik
Alhamdulillah puji syukur selalu kita panjatkan atas nikmat yang luar biasa yang diberikan oleh yang maha kuasa.
Pada akhir-akhir ini sering terjadi bencana di Negeri tercinta ini, banyak dari kalangan kita resah, mengeluh dan takut dilanda yang sama seperti saudara kita yg terkena musibah terutama musibah bencana alam.
Bencana alam merupakan kiamat sugro yang tidak kita ketahui dan tidak bisa di prediksi kapan akan terjadi.
Dalam kamus musibah berarti hal yang menimpa kita dan tidak enak, tidak menyenangkan.
Sedangkan anugerah merupakan hal yang enak, menyenangkan, membahagiakan.
Bencana alam kapan menjadi anugerah dan kapan menjadi musibah? Jawabannya terletak pada seberapa dalam kita memaknai hal tersebut, jika kita memaknai sebagai adzab allah berarti bencana alam merupakan musibah, tetapi jika kita memaknai hal tersebut sebagai pelajaran yang berharga untuk kita bisa kita simpulkan bahwa bencana alam tersebut sebuah anugerah.
Setidaknya ada pelajaran yang bisa kita petik dari adanya bencana alam tersebut
Pertama : Bencana sebagai Muhasabatun Nafs (introspeksi diri) .
Seyogyanya kita senantisa berbaik sangka terhadap semua ketetapan Allah Swt. Apapun yang terjadi pasti ada hikmah yang di ambil atau di petik sebagai pelajaran fi balik kejadia n bencana alam yang menimpa saudara-saudara kita.
Haasibu anfusakum Qobla An tuhaasabu ahwanu lihisabikum.
Hisablah diri kalian sebelum diri kalian dihisab, kita introspeksi diri kita mengapa bencana alam terjadi kepada kita dan saudara-saudara kita. Cari dan benahi kekurangan tersebut untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah Swt.
Jangan saling menuding dan menyalahkan, bahwa Bencana adalah karena A, karena B dst. Jangan juga dikaitkan dengan kepentingan kepentingan politik. Karena jika dikaitkan maka akan menyimpang dari kaidah MUHASABAH diri .Tetapi sebisa mungkin kita untuk koreksi kepribadian kita
Kedua: Rasa syukur dan optimisme
Bersyukurlah kita karena diberikan suatu peringatan oleh Allah melalui bentuk yang bermacam-macam dan salah satunya adalah bencana.
Dengan adanya bencana kita akan lebih bersyukur dan husnudzon terhadap Allah swt. Kita akan merasa lebih dekat dengan-Nya dan segala amal kita akan lebih bermakna.
Kita juga harus optimis dalam melalui ujian tersebut.seperti halnya ujian kenaikan tingkat/kelas, seseorang akan belajar terus menerus agara bisa naik kelas. Begitupun kita dg terkena musibah kita bisa lebih sabar terhadap ujian Allah, jika kita sudah sabar maka kita akan naik kelas qtau di angkat derajatnya oleh Allah.
Ketiga : Ladang Ibadah
Setidaknya kualitas keimanan kita akan meningkat, ibadah kita merupakan salah satu cara agar kita bisa kembali kepada sang Khaliq yang sekedar memondokkan kita kedunia.
Begitupun tujuan sejati adalah untuk memperbaiki diri sendiri melalu ibadah ibadah kita.
Inna lillahi wainna ilaihi roojiun.
semua akan kembali kepada Allah,
Semoga musibah dan bencana alam ini bisa menyadarkan kita untuk tetap tegak lurus berada di jalan yang diridhoi Allah
Waallahu a’lam bi shawab
Alhamdulillah puji syukur selalu kita panjatkan atas nikmat yang luar biasa yang diberikan oleh yang maha kuasa.
Pada akhir-akhir ini sering terjadi bencana di Negeri tercinta ini, banyak dari kalangan kita resah, mengeluh dan takut dilanda yang sama seperti saudara kita yg terkena musibah terutama musibah bencana alam.
Bencana alam merupakan kiamat sugro yang tidak kita ketahui dan tidak bisa di prediksi kapan akan terjadi.
Dalam kamus musibah berarti hal yang menimpa kita dan tidak enak, tidak menyenangkan.
Sedangkan anugerah merupakan hal yang enak, menyenangkan, membahagiakan.
Bencana alam kapan menjadi anugerah dan kapan menjadi musibah? Jawabannya terletak pada seberapa dalam kita memaknai hal tersebut, jika kita memaknai sebagai adzab allah berarti bencana alam merupakan musibah, tetapi jika kita memaknai hal tersebut sebagai pelajaran yang berharga untuk kita bisa kita simpulkan bahwa bencana alam tersebut sebuah anugerah.
Setidaknya ada pelajaran yang bisa kita petik dari adanya bencana alam tersebut
Pertama : Bencana sebagai Muhasabatun Nafs (introspeksi diri) .
Seyogyanya kita senantisa berbaik sangka terhadap semua ketetapan Allah Swt. Apapun yang terjadi pasti ada hikmah yang di ambil atau di petik sebagai pelajaran fi balik kejadia n bencana alam yang menimpa saudara-saudara kita.
Haasibu anfusakum Qobla An tuhaasabu ahwanu lihisabikum.
Hisablah diri kalian sebelum diri kalian dihisab, kita introspeksi diri kita mengapa bencana alam terjadi kepada kita dan saudara-saudara kita. Cari dan benahi kekurangan tersebut untuk meningkatkan ibadah kita kepada Allah Swt.
Jangan saling menuding dan menyalahkan, bahwa Bencana adalah karena A, karena B dst. Jangan juga dikaitkan dengan kepentingan kepentingan politik. Karena jika dikaitkan maka akan menyimpang dari kaidah MUHASABAH diri .Tetapi sebisa mungkin kita untuk koreksi kepribadian kita
Kedua: Rasa syukur dan optimisme
Bersyukurlah kita karena diberikan suatu peringatan oleh Allah melalui bentuk yang bermacam-macam dan salah satunya adalah bencana.
Dengan adanya bencana kita akan lebih bersyukur dan husnudzon terhadap Allah swt. Kita akan merasa lebih dekat dengan-Nya dan segala amal kita akan lebih bermakna.
Kita juga harus optimis dalam melalui ujian tersebut.seperti halnya ujian kenaikan tingkat/kelas, seseorang akan belajar terus menerus agara bisa naik kelas. Begitupun kita dg terkena musibah kita bisa lebih sabar terhadap ujian Allah, jika kita sudah sabar maka kita akan naik kelas qtau di angkat derajatnya oleh Allah.
Ketiga : Ladang Ibadah
Setidaknya kualitas keimanan kita akan meningkat, ibadah kita merupakan salah satu cara agar kita bisa kembali kepada sang Khaliq yang sekedar memondokkan kita kedunia.
Begitupun tujuan sejati adalah untuk memperbaiki diri sendiri melalu ibadah ibadah kita.
Inna lillahi wainna ilaihi roojiun.
semua akan kembali kepada Allah,
Semoga musibah dan bencana alam ini bisa menyadarkan kita untuk tetap tegak lurus berada di jalan yang diridhoi Allah
Waallahu a’lam bi shawab