Prof Malik Eps 2. Pelajaran dari Saudara

Dua tahun berlangsung usiaku, aku di berikan titipan yang begitu mulya dari Allah swt, aku dititpkan seorang Adik yang bernama Mukhtasim billah.  Aku melalui hari hari bersama saudaraku selama 24 jam. Aku merasa menjadi seorang panutan saat itu. Aku banyak bermain bersama adikku. Panggilannya Ubil.

Ubil begitu istimewa bagiku, mungkin hampir dari separuh nyawaku ada pada dirinya. Sejak kecil ia lahir dengan kondisi banyak borok di tubuhnya, entahlah aku tidak tau persis bagaimana kondisinya, aku hanya mendengar kabar dari ayah dan ibuku tentang kondisinya.

Aku melihat mungkin disitu bentuk keistimewaan seorang ubil, diberikan kesabaran dan ketabahan yang lebih oleh Tuhan, mungkin memang ia sangat disayangi Allah swt.

Aku serign bermain bersamanya sebagaimana layaknya adik kakak pada umumnya. Namun aku dulu sering menggodanya, mungkin setiap hari. Dan ia menangis gara-gara aku sebagai kakaknya yang menggodanya . hingga pada suatu ketika aku berlarian setelah menggodanya dan ia pun terjatuh sembari menangis. Hingga saat ini aku menyesal tentang banyak hal yang aku perbuat padanya.

Aku ingat saat aku sering bermain bola dulu, aku bermain pula bersama adikku. Setelah bermain bola bersama teman2, aku diajak mereka pergi ke sungai, disitulah aku melihat adikku disiksa temanku, di selam-selamkan di sungai dan aku sebagai kakaknya tidak menolongnya, sama sekali tidak menolongnya karena saat itu juga aku tidak bias berenang. Betapa hal itu telah aku kenang hingga sekarang. Aku merasa kakak paling bodoh dan kakak paling jahat di dunia ini.

Aku ingin selalu balas dendam pada siapapun yang telah melukai adiikku, namun adikku selalu melarangnya. Entahlah apa yang terlintas dibenaknya. Terlalu mulia ia, terlalu polos ia, terlalu baik ia.

 

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel