ILMU AKHLAQ dan TASAWUF


BAB I
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang
Secara historis Akhlak Tasawuf adalah pemandu perjalanan hidup ummat manusia agar selamat di dunia dan akhirat , itu di karenakan ahlak tasawuf merupakan salah satu  hazanah intelektual muslim yang kehadirannya hingga saat ini semakin di rasakan. Tidaklah berlebihan jika misi utama kerasulan Muhammad saw. Adalah untuk menyempurnakan akhlak yang mulia , dan sejarah mencatat bahwa factor pendukung keberhasilan dakwah beliau itu antara lain karena dukungan ahklaknya yang prima .
Melihat betapa pentingnya akhlak tasawuf dalam kehidupan ini tidaklah mengherankan jika ahklak tasawuf di tentukan sebagai mata kuliah yang wajib di ikuti oleh kita semua . sebagai upaya untuk menanggulangi kemerosotan moral yang pernah di alami bangsa ini.
           
1.2 Rumusan Masalah
     A. Apa Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak dan Tasawuf?
     B. Apa Tujuan Mempelajari Ilmu Akhlak dan Tasawuf?

1.3 Tujuan
     A. Untuk Mengetahui Manfaat Ilmu Akhlak dan Taswuf
     B. Untuk Mengetahui Tujuan Ilmu Akhlak dan Tasawuf








BAB II
PEMBAHASAN

A. Manfaat Mempelajari Ilmu Akhlak dan Taswuf

1.    Manfaat Mempalajari Akhlak

Sebagai salah satu ciri khas ilmu adalah bersifat pragmatis. Keberadaan suatu ilmu harus mempunyai fungsi atau faedah bagi manusia. Dengan ditemukan suatu teori-teori pada ilmu, akan lebih menambah wawasan dalam bertindak atau berproses. Kegunaan ilmu semata-mata untuk dapat mengetahui rahasia-rahasia disamping juga dapat diperhitungkan baik dan buruknya suatu langkah yang dijalani.

Orang yang berakhlak karena ketakwaan kepada Tuhan semata-mata, maka dapat menghasilkan kebahagiaan, antara lain:
a.       Mendapat tempat yang baik di dalam masayarakat.
b.      Akan disenangi orang dalam pergaulan.
c.       Akan dapat terpelihara dari hukuman yang sifatnya manusiawi dan sebagai makhluk yang diciptakan oleh Tuhan.
d.      Orang yang bertaqwa dan berakhlak mendapat pertolongan dan kemudahan dalam memperoleh keluhuran, kecukupan, dan sebutan yang baik.
e.       Jasa manusia yang berakhlak mendapat perlindungan dari segala penderitaan dan kesukaran.
Orang yang berakhlak dapat memperoleh irsyad, taufiq, dan hidayah sehingga dapat bahagia di dunia dan di akhirat. Kebahagiaan hidup oleh setiap orang selalu didambakan kehadirannya di dalam lubuk hati. Dimana hidup bahagia merupakan hidup sejahtera dan selalu mendapat ridha Allah, juga disenangi oleh sesama makhluk.

Atas seseorang yang mendapat kebahagiaan karena akibat tindakan yang baik dan benar, dan berakhlak baik maka akan memperoleh:
a.       Irsyad : artinya dapat membedakan antara amal yang baik dan amal yang buruk.
b.      Taufiq : perbuatan kita sesuai dengan tuntunan Rasulullah saw. Dan dengan akal yang sehat.
c.       Hidayah : berarti seseorang akan gemar melakukan yang baik dan terpuji serta menghindari yang buruk dan tercela.
Menurut Drs. Barmawi Umari disebutkan bahwa :
a.       Ilmu Akhlak, dapat mengetahui batas antara yang baik dengan yang buruk dan dapat menempatkan sesuatu pada tempatnya, yaitu menempatkan sesuatu pada proporsi yang sebenarnya.
b.      Berakhlak, dapat memperoleh Irsyad, Taufiq dan hidayah yang dengan demikian maka insyaallah kita akan berbahagia di dunia dan akhirat.
Dr. Hamzah Ya’cub menyatakan bahwa manfaat dari akhlak, adalah sebagai berikut:
a.   Meningkatkan derajat manusia
Tujuan ilmu pengetahuan ialah meningkatkan kemajuan manusia di bidang rohaniah atau bidang mental spiritual. Antara orang yang berilmu pengetahuan tidaklah sama derajatnya dengan orang yang tidak berilmu pengetahuan.

b.  Menuntun kepada kebaikan
Ilmu akhlak bukan sekedar memberitahukan mana yang baik dan mana yang buruk, melainkan juga mempengaruhi dan mendorong kita supaya membentuk hidup yang suci dengan memproduksi kebaikan dan kebajikan yang mendatangkan manfaat bagi manusia. Sebagai contoh Rasulullah SAW. Justru karena beliau mengetahui akhlak, maka jadilah beliau sebagai manusia yang paling mulia akhlaknya,
Dengan keterangan tersebut jelaslah bahwa pengetahuan akhlak, adalah ilmu yang mengandung kepada kebaikan, serta memberikan tuntutan kepadanya.

c.   Menifestasi kesempurnaan iman
Iman yang sempurna akan melahirkan kesempurnaan akhlak. Dengan perkataan lain bahwa keindahan akhlak adalah manifestasi daripada kesempurnaan iman. Sebaiknya tidaklah dipandang orang itu beriman dengan sungguh-sungguh jika akhlaknya buruk.
Dalam hubungan ini, Abu Hurairah meriwayatkan penegasan Rasulullah SAW.
“orang mukmin yang paling sempurna imannya ialah yang terbaik akhlaknya. Dan sebaik-baik di antara kamu ialah yang terbaik kepada istrinya.”(H.R. At-Turmuzi)

d.  Keutamaan dari hari kiamat
Disebutkan dalam berbagai hadis bahwa Rasulullah SAW menerangkan orang-orang yang berakhlak luhur akan menempati yang terhormat dari hari kiamat.
“tiada sesuatu yang lebih berat dalam timbangan seorang mukmin dari hari kiamat daripada keindahan akhlak. Dan Allah benci kepada orang yang keji mulut dan kelukan.” (H.R. At-Turmuzi)
  
e.   Kebutuhan pokok dalam keluarga
Akhlak merupakan faktor mutlak dalam menegakkan keluarga sejahtera. Keluarga yang tidak dibina dengan akhlak yang baik, tidak dapat berbahagia, sekalipun kekayaan materinya melimpah ruah. Akhlak yang luhur itulah yang mengharmoniskan rumah tangga, menjalin cinta dan kasih sayang semua pihak. Tegasnya akan meranalah rumah tangga yang tiada dihiasi dengan akhlakul karimah dan bahagialah rumah tangga yang dirangkum dengan keindahan akhlak.

f.   Membina kerukunan antar tetangga
Pentingnya akhlakul karimah di sini cukup jelas, karena betapa banyaknya lingkungan yang gaduh karena tidak mengindahkan kode etika. Islam mengajarkan agar antara tetangga dibangun jembatan emas berupa silaturahmi.

g.  Untuk mengsukseskan pembangunan bangsa dan negara.
Akhlak adalah faktor mutlak dalam nation dan character building. Suatu bangsa dan negara akan jaya, apabila warga negaranya terdiri dari orang-orang atau masyarakat yang berakhlak mulia.

h.  Dunia betul-betul membutuhkan akhlakul karimah
Dari dahulu sampai sekarang, dunia selalu penuh dengan orang-orang baik dan orang-orang jahat. Jika dunia ditangani para Nabi dan Rasul serta ahli-ahli hikmah seolah-olah dunia tersenyum gembira, dunia damai dan tenang. Karena mereka itu selalu menggemakan penggilan akhlakul karimah, menyeru umat manusia memiliki pribadi yang baik lagi luhur.
Sebaliknya dunia inipun selalu berada dalam kerusuhan, pertentangan dan permusuhan sampai mengalirkan darah. Masalah ini hakikatnya tidak lepas dari karakter atau akhlak para pemimpin, di mana dia bertindak sebagai penggerak dan pelakunya. Tepat sekali apa yang dinyatakan Allah dalam al-Qur’an: (Q.S. Ar. Rum: 41)
Telah nampak kerusakan di darat dan di laut disebabkan karena perbuatan tangan manusia, supaya Allah merasakan kepada mereka sebagian dari (akibat) perbuatan mereka, agar mereka kembali (ke jalan yang benar).[1]
2. Manfaat mempelajari Ilmu Tasawuf
Saat kita telah memahami tasawuf itu kita mulai dapat membedakan mana yang baik dan tidak. Bagi tasawuf mendidik hati dan ma’rifah Allah Yang Maha Mengetahui, sepertimana kata Ibnu `Ajibah: Buah hasilnya ialah kelapangan (mulia) nafsu, selamat dada dan akhlak yang mulia bersama setiap makhluk.
Faedah tasawuf ialah membersihkan hati agar sampai kepada ma’rifat akan terhadap Allah Ta’ala sebagai ma’rifat yang sempurna untuk keselamatan di akhirat dan mendapat keridhaan Allah Ta’ala dan mendapatkan kebahagiaan abadi. [2]
B. Tujuan Mempelajari Ilmu Akhlak dan Tasawuf
1. Tujuan Mempelajari Akhlak
Tujuan akhlak adalah menggapai suatu kebahagiaan hidup umat manusia baik didunia maupun diakhirat.Dikarenakan itulah kita sebagai manusia untuk hidup saling membantu baik dari pekerjaan, kebutuhan atau lainnya.
Tujuan mempelajari akhlak diantaranya adalah menghindari pemisahan antara akhlak dan ibadah.Atau bila kita memakai istilah : menghindari pemisahan agama dengan dunia (sekulerisme).

2. Tujuan Mempelajari Tasawuf
Tujuan tasawuf adalah ma’rifatullah (mengenal Allah secara mutlak dan lebih jelas). Tasawuf memiliki tujuan yang baik yaitu kebersihan diri dan Takarrub kepada Allah. Namun tasawuf tidak boleh melanggar apa-apa yang telah secara jelas diatur oleh Al-Quran dan As-Sunnah, baik dalam aqidah, pemahaman ataupun tata cara yang dilakukan.
Buah yang diharapkan dari laku tasawuf adalah jiwa yang dermawan, hati yang tenang, dan pekerti yang baik kepada semua makhluk. Dan tasawuf dapat digunakan sebagai sarana untuk mendidik hati dan mengetahui alam ghaib. Ilmu tasawuf tidak berbicara tentang ungkapan lisan, melainkan tentang perasaan dan emosi. Ilmu ini tidak bisa dipelajari dari lembar kertas, melainkan diambil dari para ahli rasa. Ilmu ini tidak bisa diperoleh dengan banyak cerita, melainkan dengan melayani para guru dan menyertai para ahli kesempurnaan.
Melihat dari itu semua, kita dapat untuk bisa memahami betapa pentinganya mengenal Allah secara lebih dalam dan memahaminya dengan benar. Sama juga dengan kebersihan diri dan Taqarrub, tapi kita tidak boleh melanggar apapun yang telah ditentukan oleh Al-Qur’an. [3]




BAB III
PENUTUP
A.                Kesimpulan
Dari uraian diatas kami dapat mengambil suatu kesimpulan bahwa Ilmu Akhlak Tasawuf adalah suatu ilmu yang sangat penting dimiliki manusia karena dengan Ilmu Akhlak Tasawuf jiwa kita lebih tenang dan damai. Dan bertasawuf bukanlah harus dengan bertarikat tapi hakikat ilmu tasawuf adalah pembinaan jiwa kerohanian sehingga bisa berhubungan dengan Allah sedekat mungkin.
Maka dengan begitu kita semua bisa bertasawuf walaupun apapun berprofesinya, karena inti Akhlak Tasawuf adalah terisinya jiwa dengan akhlak yang baik dan kesucian jasmani dan rohani dari akhlak yang tercela. Untuk itu menurut kami orang yang bisa menjaga dirinya dari kedua hal tersebut juga sudah dinamakan hidup bertasawuf.
B.                 Saran
Untuk menyempurnakan makalah ini, kami berharap bagi para pembaca untuk tidak segan-segan memberikan saran dan kritikan yang sifatnya membangun dan berguna, agar makalah ini bisa mencapai kesempurnaan pada penyusunan selanjutnya. Sebelum dan sesudahnya penyusun mengucapkan terima kasih.








DAFTAR PUSTAKA

Mustofa, A, 2010,  Akhlak Tasawuf ( Jakarta: CV Pustaka Setia).

Asmaran, 1996, Pengantar Studi Tasawuf (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada).
Abuddin Nata, 2006. Akhlak Tasawwuf ,( Jakarta. PT RajaGrafindo Persada).
Nur Hidayat, akhlak tasawuf. Makalah di sajikan untuk mempelajari lebih dalam tasawwuf. Jawa timur.
 Utama alfaruqi,Belajar Tasawuf. www.utamaalfaruqi.blogspot.com.



[1] A. Mustofa,  Akhlak Tasawuf ( Jakarta: CV Pustaka Setia, 2010), 24-40.
[2] Asmaran, , Pengantar Studi Tasawuf (Jakarta: PT. RajaGrafindo Persada, 1996), 82
[3] Abuddin Nata,  Akhlak Tasawwuf , (Jakarta: PT RajaGrafindo Persada, 2006).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel