Amil-amil nawashib yang menashobkan fiil mudlori`


BAB II
PEMBAHASAN

والنّواصب الّتى تنصبه قسمان, قسم ينصب بنفسه و قسم ينصب بأن مضمرة بعده                                  
  Amil-amil nawashib yang menashobkan  fiil mudlori` ada dua, yaitu:
Bagian yang menashobkan dengan sendirinya.
Bagian yang menasobkan dengan An yang di simpan sesudahnya.

والأول أربعة أحدها أن إن لم تصبق بعلم ولاظنّ نحو يريد الله أن يخفّف عنكم وأن تصوموا خير لّكم فان سبقت بعلم نحو علم أن سيكون فهي مجفّفة من الثقيلة واسمها ضمير الشأن محدوف

A.    Bagian yang pertama ada 4 jenis, yaitu:
1.      An, bila tidak di dahului ileh lafadz علم   dan  ظنّ
Contoh:  يريد الله أن يخفّف عنكم 
“Alloh hendak memberikan keringanan kepada kalian”
وأن تصوموا خير لّكم              
“Dan berpuasa lebih baik bagi kalian”
Dan apabila An didahului علم maka tetap di baca rofa` contoh: علم أن سيكون
“Dia mengetahui bahwa akan ada.....”
Huruf  An merupakan bentuk takhfif dari Anna dan isimnya dhomir sya`n yang di buang. Bentuk lengkapnya adalah:علم أنّه سيكون  “dia mengetahui bahwa akan ada.....”
والفعل مرفوع وهو وفاعله خبر ها كما تقدّم في باب النواسح
                     
Sedangkan fiil (mudhori` yang di masukinya) di rofa`kan. Ia dan failnya menjadi khobarnya sebagaiman hal ini telah di terangkan  dalam bab nawasikh.

وأن سبقت بظنّ فوجهان نحو وحسبوا الا تكون فتنة قرئ فى السبعة بالنّصب والرفع.
Apabila An didahului ظنّ  maka ada dua segi. Contohnya seperti:وحسبو ألا تكون فتنة
                                    “Dan mereka mengira bahwa tidak akan terjadi suatu bencanapun”


والثانى لن نحو لن نبرح عليه عكفين
2.     Lan, contohnya dalam firman Allah: لن نبرح عليه عكفين
“Kami akan tetap menyembah patung anak lembu ini”

والثالث كي المصدريه وهي المسبوقة بالام لفظا
3.      Kai masdariyyah (yang di takwil masdar), yaitu yang di dahului oleh lam (ta`liliah), baik secara lafazh, seperti yang terdapat pada firman Allah SWT:    
لكيلا تأسوا  (kami jelaskan yang demikian itu).
Atau secara perkiraan (takdir), Contoh: جئتك كي تكرمنى (aku datang kepadamu supaya kamu menghormatiku)

فإنلم تقدر اللام فكي جارّة والفعل منصوب نأن مضمرة بعدها وجوبا.
Apabila tidak di perkirakan mengandung makna lam, maka yang menjarkannya adalah kay, sedangkan (fiil mudhori` nya) di nasobkan oleh an yang di mudmarkan (disembunyikan) sesudahnya secara wajib. Contohnya: جئتك كي تكرمني , takdirnya adalah: جئتك كي أن تكرمني . dan boleh dengan memakai lam ta`liliyah. Contoh: جئتك كي لتكرمني

والربع إذن ن صدرت في أول الكلام وكان الفعل بعدها مستقبلا متصلا بها أو منفصلا عنها بقسم أبلا النافية نحو  إذاأكرمك أو إذا واالله أكرمك أو إذا لاأحيبك جوابا  لمن قال أنا أتيك وتسمّى حرف جواب وجزاء

4.      Idzan, dengan syarat sebagai berikut:
a.       Apabila di letakkan di permulaan kalam.
b.      Hendaknya fiil mudhori` yang sesudahnya bermakna mustaqbal.
c.       Hendaknya tidak ada pemisah antara idzan dan fiil yang di nasobkan, atau terpisahkan di antara keduanya oleh huruf qosam atau oleh laa nafiyah
Contoh: إدن أكرمك         (kalau begitu aku akan menghormatimu)
                        إذن والله أكرمك     (kalau begitu demi alloh aku akan menghormatimu)
                        إذن لا أخيبك        (kalau begitu aku tidak akan merugikanmu)

والثاني ما ينصب المضارع بإضمار أن بعده قسمان ما تضمر أن بعده جوازا وما تضمر أن بعده وجوبا

B.     Bagian ke dua tang mebasobkan fiil mudhiri` , yaitu
    Dengan meng idhmar kan an sesudah nya, dan hal ini ada dua bagian: bagian yang di mudhmarkan sesudahnya secara jaiz, dan bagian an yang di sembunyikan sesudahnya secara wajib.
فالاول خمسة وهي لام كي نحو وأمرنا لنسلم لرب العالمين والواو والفاء وثم و او العاطفات على اسم خالص ليس في تأويل الفعل نحو قوله
Yang pertama (bagian An yang boleh di sembunyikan sesudahnya) ada lima jenis yaitu:
1.      Lam kay contoh: وأمرنا لنسسلم لرب العالمين
“dan kita di suruh agar menyerahkan diri  kepada tuhan semesta alam”
Lafadz نسلم  di nasobkan oleh an yang boleh di sembunyikan sesudah lam. Sesungguhnya an  di sembunyika sesudah lam sepaya ada huruf jar yang masuk kedalam isim.

2.      Wawu  contoh:ولبس عباءة وتقر عيني
Memakai baju gamis yang tebal hatiku senang 
 Lafazh تقر  di nasobkan oleh an yang di buang. Hukum pembuangan  ini hanya jaiz karna sebelumnya terdapat isim murni yaitu lafazh لبس

3.      Fa` Contoh: لولا توقع معتر فأرضيه
Seandainya tidak karena menunggu kedatangan orang yang miskin
Lafazh أرضيه  di nasobkan oleh an yang jaiz di buang sesudah fa`, karena sebelumnya terdapat isim yang murni, yaitu lafazh tawaqqu`.

4.      Summa contoh: إني وقتلي سليكا ثم أعقله
Sesungguhnya keadaan ku dan pembunuhanku terhadap sulaik
Lafazh أعقله  di nasobkan oleh an yang di buang karena sebelumnya terdapat isim murni, yaitu lafazh qatlii. Hukum pembuangan an jaiz.

5.      Au contoh: وما كان لبشر ان يكلمه الله الا وحيا أو من ورائ حجاب او يرسل رسول
Dan tidak mungkin bagi seorang manusia bahwa Alloh berkata-kata dengan dia kecuali dengan perantaraan wahyu atau di belakang tabir, atau denga mengutus seorang utusan(malaikat).
Lafazhيرسل  di nasobkan oleh an yang jaiz dibuang karna sebelum itu terdapat lafazh wahyan yang berkedudukan sebagai isim murni.

      Apabila isim yang di masukkan tidak murni, yakni berkedudukan sebagai fiil, maka fiil mudhoriq` tidak boleh di nasobkan seperti dalam contoh: الطائر فيغضب زيد الذباب
Hewan terbang yang membuat zaid  marah-marah adalah lalat.
Lafzh yaghhabu wajib di rofa`kan karna di athafkan kepada lafazh thaairun yang berkedudukan sebagai isim tidak murni. Dikatakan tidak murni karena kedudukan sebagai fiil, hal ini  di pandang dari shilahnya al; sedangkan silah itu harus berupa jumlah. Karena iyu lafazh thaairu di letakkan pada tempat fiilnya, yaitu lafazh yathiiru; bentuk asalnya adalah:  الذي يطير فيغضب زيد الذّباب Hewan terbang yang membuat zaid  marah-marah adalah lalat.



الثانى  وهو ما يضمر أن بعده وجوبا ستّة كي الجارّة كما تقدم ولام الجحود نحو وما كان الله ليعذّبهم وحتي إن كان الفعل مستقبلا نحو حتى يرجع إلينا مسى
Yang ke dua yaitu bagian an yang wajib di  sembunyikan sesudahnya; ada 6 jenis yaitu:
1.      Kay. Telah di terangkan sebelumnya
2.      Lam juhud (yaitu lam yang di dahului oleh nafi), seperti dalam firman Allah Swt: وما كان الله ليعذّبهم “dan allah sekali-kali tidak akan mengazab mereka”
Tidak boleh membacanya   لأن يعذّبهم  huruf an nya wajib di sembunyikan.
3.      Hatta apabila fiilnya bermakna mustaqbal. Seperti dalam firman Allah Swt:
 حتّى يرجع الينا موسى(hingga musa kembali pada kami)
Tidak boleh membaca حتّى أن يرجع  huruf an nya wajib di sembunyikan

و او بمعنى إلى إو الاّ كقوله: لأستسهلنّ الصّعب أو أدرك المنى, فما انقادت الامال إلاّ لصابر.   وقوله: وكنت إذا غمزت قناة قوم, كسرت كعونها أو تستقيما.
4.      Au dengan makna ilaa atau illaa,seperti yang terdapat dalam ungkapan penyair berikut:  لأستسهلنّ الصّعب أو أدرك المنى        فما انقادت الامال إلاّ لصابر 
Aku benar-benar akan melampaui kesempitan itu sehingga aku dapat meraih cita-cita; karena sesungguhnya cita-cita itu tidak akan dapat diraih kecuali oleh orang yang sabar. Bentuk lengkapnya adalah: أدرك المنى لأستسهلنّ الصّعب إلى أن
lafazh أدرك di nasobkan aleh an yang di sembunyikan sesudah au yang berma`na ilaa sehingga dalam keadaan seperti ini an wajib di sembunyikan.

 وكنت إذا غمزت قناة قوم    كسرت كعوبها أتستقيما
“adalah diriku ini apabila menekan tombak mereka(dengan senjataku), niscaya aku patahkan pegangannya, kecuali tombak mereka dalam keadaan lurus atau tegak” bentuk lengkapnya adalah: كسرت كعوبها إلاّ أن تستقيم
Lafazh تستقيم  dinasobkan oleh an yang wajib di sembunyikan sesudah au.

 و الفاء السّببيّة و واو المعيّة مسبوقين بنفي محض أو طلب بالفعل نحو لا يقضى عليهم فيموتوا  ونحو ولمّا يعلم الله الذين جاهدوا منكم ويعلم الصابرين ولا تطغوا فيه فيحلّ عليكم غضبي ولا تأكل السمك وتشرب اللّبن
5.      Fa sababiyyah
6.      Wawu maiyyah
            Nomor 5 dan 6 keduanya di dahului oleh nafi mahdh (murni) atau tholab dengan fiil. Contoh dalam fa sababiyah: لا يقضى عليهم فيموتوا   
“mereka tidak di binasakansehingga mereka mati”
Contoh dalam wawu maiyyah: ولمّا يعلم الله الذين جاهدوا منكم ويعلم الصابرين
“padahal belumm nyata  bagi allah orang-orang yang yang berjihad di antara kalian, serta belum nyata orang-orang yang sabar”
 Bentuk lengkapnya adalah: ولمّا يعلم الله الذين جاهدوا منكم وأن يعلم الصابرين
Lafazh يعلم  adalah fiil mudhori` yang di nasobkan  oleh an yang wajib di sembunyikan  sesudah wawu maiyyah.
Contoh dalam fa sababiyyah: ولا تطغوا فيه فيحل عليكم غضبي
“dan janganlah kamu melampaui batas padanya, yang menyebabkan kemurkaan-ku menimpamu”
Bentuk lengkapanya adalah: ولا تطغوا فيه فان يحل عليكم غضبي
 Lafazh an sesudah fa sababiyyah wajib di sembunyikan.

Penjelasan:
            Yang di maksud dengan istilah nafi mahdh (murni) iyalah, hendaknya nafi yang di maksud terbebas dari makna itsbat(mengukuhkan) apabila nafi tidak mengandung makna yang terbebas dari itsbat fiil yang sesudah fa, wajib di rofakkan.
            Termasuk dalam pengertian thalab ialah amar, nahi, doa, istifham, `ardh, tahdhidh, dan tamanni.
Contoh  mengandung makna amar:زرني فأكرمك
                                    Makna nahi:لا تضرب زيدا فيضربك
                                    Makna do`a: ربّ انصرني فلاأحذل
                                    Makna istifham: هل تكرم زيدا فيكرمك
                                    Makna `ardh(saran) : ا لا تنزل عندنا فتصب خيرا
                                    Makna tahdhidh(anjuran): لولا تأتينا فتحدّثنا
Yang di maksud dengan thalab dengan fiil adalah hendakny amaknanya tidak di tunjukkan oleh isim fiil dan tidak pula oleh lafazh yang mengandung makna khobar. Apabila lafazh yang di dunakan untuk menunjukkan thalab memakai salah satu di antara kedua haltersebut, fiil mudhori` sesudah fa` di wajibkan di baca rofa` dan tidak boleh di nasobkan, seperti dalam contoh:
صه فأحسن إليك (diamlah, maka aku akan berbuat baik kepada mu)
حسبك الحديث فينام النّس (hentikanlah pembicaraanmu itu agar orang-orang dapat tidur).

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel