Dampingi Anak Berkebutuhan Khusus



Oleh : M. Hasin Ilmalik
084142114
PBA B3

ARTIKEL

Dampingi Anak Berkebutuhan Khusus
PERLU perhatian khusus untuk membesarkan anak berkebutuhan khusus. Bila dibimbing secara maksimal, mereka bisa tumbuh seperti anak normal lainnya.
Jumlah anak berkebutuhan khusus di Indonesia terus meningkat jumlahnya. Pada Hari Autis Sedunia yang jatuh pada 8 April lalu diketahui bahwa prevalensi anak berkebutuhan khusus saat ini mencapai 10 anak dari 100 anak. Berdasarkan data ini menunjukkan 10 persen populasi anak-anak adalah anak berkebutuhan khusus dan mereka harus mendapatkan pelayanan khusus.
Anak yang dikategorikan sebagai anak berkebutuhan khusus adalah anak-anak yang mengalami keterbelakangan mental, ketidakmampuan belajar atau gangguan atensi, gangguan emosional atau perilaku, hambatan fisik, komunikasi, autisme, traumatic brain injury, hambatan pendengaran, hambatan penglihatan, dan anak-anak yang memiliki bakat khusus.

"Mereka secara fisik, psikologis, kognitif atau sosial terhambat dalam mencapai aktualisasi potensinya secara maksimal," ucap Dra Psi Heryanti Satyadi MSi saat acara seminar bertema "Mengatasi Anak Berkebutuhan Khusus/Special Needs" yang diselenggarakan KiddyCuts.

Psikolog yang berpraktik di Jalan Paku Buwono VI Nomor 84 Kebayoran Baru ini juga mengatakan, Meningkatnya populasi anak berkebutuhan khusus ini salah satunya karena perubahan gaya hidup. "Banyak penyebab meningkatnya angka populasi ini. ang pertama adalah karena semakin banyaknya orang yang peduli terhadap anak berkebutuhan khusus dan adanya perubahan gaya hidup yang memang berbeda pada zaman dulu," ujarnya psikolog dari I Love My Psychologist ini.

Di zaman sekarang ini, banyak orang tua yang hanya memiliki sedikit waktu untuk keluarga. Hal tersebut juga berdampak pada anak-anak yang menjadi kurang perhatian, terutama pada anak-anak yang berkebutuhan khusus. "Anak berkebutuhan khusus merupakan anak yang memang secara signifikan berbeda dalam beberapa dimensi yang penting dari fungsi kemanusiaannya," papar psikolog yang berpraktik di Kawasan Kelapa Gading ini.

Penyebab seorang anak mengalami keterbelakangan mental ini disebabkan beberapa hal. Antara lain dari dalam dan dari luar. Jika dari dalam adalah karena faktor keturunan.

Sedangkan dari luar memiliki banyak penyebab. Penyebab dari luar ada beberapa faktor. Satu di antaranya karena maternal malanutritisi (malanutrisi pada ibu). Ini biasanya terjadi pada ibu hamil yang tidak menjaga pola makan yang sehat, keracunan atau efek substansi.

Hal tersebut bisa memicu kerusakan pada plasma inti, kerusakan pada otak waktu kelahiran, gangguan pada otak. Misalnya tumor otak, bisa juga karena gangguan fisiologis seperti down syndrome.

"Penyebab dari luar juga bisa. Misalnya karena pengaruh lingkungan dan kebudayaan. Biasanya ini terjadi pada anak yang dibesarkan di lingkungan yang buruk. Kasus abusif, penolakan atau kurang stimulasi yang ekstrem dapat berakibat pada keterbelakangan mental," katanya.

Pada umumnya, anak-anak yang berkebutuhan khusus dan sebagian anak normal mengembangkan suatu bentuk perilaku yang perlu perhatian dan penanganan secara khusus dan hati-hati.

Perilaku tersebut bisa saja terjadi karena anak merasa frustrasi tidak dapat mengekspresikan dirinya dengan kata-kata yang komunikatif agar dipahami orang lain. Akhirnya amarahnya meledak dan mengamuk.

"Banyak anak berkebutuhan khusus mengalami masalah serius dalam pengendalian perilaku dan memerlukan bantuan untuk mengendalikan ledakan-ledakan perilaku agresif, yang tidak relevan dengan situasi sosial sehari-hari," papar ibu dua anak ini.

Dokter ahli kejiwaan Dr Ika Widyawati SpKJ (K) mengatakan, anak yang perlu penanganan khusus tidak harus belajar di sekolah khusus. Mereka bisa saja disekolahkan di sekolah umum bersama anak normal lainnya.

ANALISIS DAN KOMENTAR.
            Anak berkebutuhan khusus memang sangat perlu untuk diberdayakan dan diperlakukan dengan penanganan khusus Karena mereka sebenarnya juga mampu berkembang sperti anak normal lainnya. Dalam diri mereka terdapat hambatan dan kita sebagai anak normal perlu menjembatani mereka agar dapat secara maksimal menghadapi dan menuntaskan hambatan-hambatan yang menghalangi mereka.
Beberapa faktor dari mereka mungkin bermacam-macam seperti Faktor maternal Malanutrisi yang disebabkan oleh ibu, oleh karena itu para ibu rumah tangga setidaknya berhati-hati saat hamil dan menjaga pola makanan yang teratur dan bergizi juga kurangi faktor yang menyebabkan ibu hamil stress.
Faktor dari lingkungan juga sangat mendukung untuk mengembangkan potensi anak dan memfilter agar anak tidak berada pada lingkungan buruk yang bisa mengakibatkan keterbelakangan mental, dan kita selaku orang tua patut untuk mengontrol anak dan memberi perhatian lebih, memberi pemahaman pada anak dan saling mengerti didalam keluarga agar anak tidak frustasi dan berperilaku diluar kehendak kita.
Anak berkebutuhan khusus menurut saya juga tidak perlu ditempatkan dan dibedakan pergaulannya dengan anak normal biasanya. Juga tidak perlu disekolahkan di sekolah khusus seperti SLB, karena merka juga pada dasarnya  bisa disekolahkan disekolah umum sperti anak normal.
Oleh karena itu, mari kita juga turut membantu mereka terutama membantu perkembangan mereka agar mereka juga bisa bersosial dan mampu beradaptasi seperti kita yang normal.
Terima kasih.
Wassalamualaikum wr.wb.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel