Faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak
BAB II
PEMBAHASAN
Banyak
sekali faktor-faktor yang mempengaruhi pembentukan akhlak antara lain adalah:
- INSTING
(NALURI)
Untuk lebih mendekatkan pengertian “INSTING” maka ada beberapa sifatnya antara
lain:
- Kekuatan insting ini berbeda menurut perbedaan
orang dan bangsanya, ia kuat dan lemah menurut ketinggian akal bagi seseorang
atau bangsa, dan mengingat keadaan yang meliputinya. Insting yang
bermacam-macam ini ialah sebab timbulnya persilisihan di antara manusia. - Saat tampak insting yang bermacam-macam ini
tidak terbatas dan tidak teratur dalam manusia, sebagaimana teraturnya pada
binatang. - Banyak
terjadi pertentangan antara insting-insting, sehingga menimbulkan kegoncangan dan keraguan-keraguan dalam kelakuan manusia, seperti orang
yang mempunyai juga insting yang kuat untuk menghasilkan kebaikan bagi kebaikan
pergaulan umum, maka engkau melihatnya agak goncang dan ragu-ragu karna akibat
dua insting yang bertentangan itu. - Insting-insting
itu kelihatannya dalam bentuk pendorongan untuk berbuat, insting marah
mendorong timbulnya kata yang tajam atau membalas dendam, dan insting suka mengetahui mendorong untuk
mengemukakan pertanyaan-pertanyaan membaca buku-buku dan menyelidiki hal-hal
yang belum di ketahui. - Insting
itu adalah asas bagi perbuatan manusia.
Selain kelima
insting tersebut, masih banyak lagi insting yang di kemukakan oleh para ahli
psikologi, misalnya:
_insting menjaga
diri sendiri
_insting menjaga
lawan jenis
_insting merasa
takut dan lain-lain
Insting merasa takut berpakar para
manusia, mengikutinya mulai masa kanak-kanak sampai masuk liang kubur. Antar
insting ini dengan insting lainnya saling berdesak-desakan. Seperti marah, suka
mencipta, suka mengetahui, dan bercumbu-cunbuan,. Sehingga menghambat untuk
lahirnya insting takut atau menjadikan sebab akan keragu-raguan.
Dengan
potensi naluri itulah manusia dapat memproduk aneka corak perilaku sesuai
pula dengan corak instingnya. Prilaku seseorang akan mencerminkan akhlaknya,
jika prilaku baik maka akhlaknya juga baik.[1]
- POLA
DASAR BAWAAN (TURUNAN)
Ada
teori yang mengemukakan masalah turunan (bawaan), yaitu :
- Turunan
(pembawaan) sifat-sifat manusia. Di mana-mana tempat orang membawa turunan
dengan beberapa sifat yang bersamaan seperti bentuk, panca indra,perasaan, akal
dan kehendak. - Sifat-sifat
bangsa. Sifat-sifat ini ialah menjadikan beberapa orang dari tiap-tiap bangsa
berlainan dengan beberapa orang dari bangsa lain, bukan saja dalam bentuk
mukanya bahkan juga dalamsifat-sifat yang mengenai akal.
Bagaimana
juga telah di tetapkan orang ahli pengetahuan perbedaan jenis manusia
(Ethnologist). Maka bangsa Neger, Mongol dan bangsa Latin dan lain-lainnya
mempunyai sifat yang bersamaan dengan manusia lain, akan tetapi di samping itu
tiap-tiap dari mereka mempunyai sifat-sifat yang tertentu yang membedakan
dengan lainnya. Kalau kita melihat seseorang kita mengetahui dengan latihan
adalah ia seorang timur atau barat, adakah ia seorang Inggris atau Prancis.
Demikian juga jika kita menyelidiki, Kita mengetahui bahwa ada beberapa sifat
akal dan akhlak tertentu ini membatasi persedian suatu bangsa untuk ketinggian
derajat dan sukses dalam peri kehidupan. Anak-anak dapat membawa (meniru)
sifat-sifat kedua orang tua dangan beberapa sifat. Bukan adat kebiasaan tetapi
sifat pokok yang berupa insting, setiap anak mewarisi tabiat orang tua, baik
tabiat kecakapan dan kadang perawakan maupun bentuk mereka dapat menurun
(terbawa) pada kepribadian anak.
Kenapa
anak bisa pandai, karena salah satunya ada hubungan sifat-sifat dan saraf-saraf
yang di wariskan oleh orang tua. Dalam mewarisi sifat pokok dari kedua orang
tua, si anak menerimanya tidak 100 persen, sebab antara kedua orang tua
terkadang memiliki sifa berlawanan.
Sifat
anak bisa mewarisi dari sifat-sifat orang tua mereka, tetapi ia juga menjaga
kepribadiaannya dengan beberapa sifat-sifat yang tertentu, tidak di campuri
oleh orang tuanya. Sifat-sifat yang dapat memperbedakan dengan lainnya dalam
bentuk warna, perasaan, akal dan akhlaknya. Dan sifat-sifat yang tertentu ini
di warisi oleh orang-orang yang akan datang
dengan dapat memelihara kepribadiannya.
Di
dalam turunan, kedua orang tua mempunyai beberapa sifat yang tertentu , dan
tidak nampak sifat ini pada
anak-anaknya, akan tetapi nampak pada cucu-cucunya.
Para
ahli pengeahuan hampir semufakat bahwa sifat-sifat yang pokok baik tubuh, akal atau budi berpindah dari
pokok-pokok kepada cabang-cabang. Akan tetapi mereka berselisih di dalam
sifat-sifat pertumbuhan yang di terimanya oleh manusia di kalangan hidupnya dan
tidak di warisinya dari ayah atau nenek. Setengah ahli pengetahuan, di
antaranya Darwin, Marc dan H. Spencer, menyatakan bahwa sifat-sifat pertumbuhan
itu terkadang di turunkan (diwariskan) sampai kepada batas tertentu. Maka anak
seorang yang terkena penyakit dapat pula penyakit itu mengenainya, dan anak
seorang yang mempunyai cabang dari beberapa akhlak, anak itu akan dapat
bersifat seperti itu, di banding dari anak yang di lahirkan dari ayah yang
tidak begitu,bila kedua anak itu sama dalam sifat-sifat yang pokok. Sedang ahli
pengetahuan ilmu hayat mengatakan bahwa sifat-sifat pertumbuhan tidak sampai
kepada cabang-cabangnya seperti penyakit dan cacat yang datang tiba-tiba. Orang
yang hilang tangannya yang hilang satu dari kedua matanya membuahkan beberapa
anak –anak yang tidak terbekas dengan cacat itu, demikianlah juga orang yang
mempertumbuhkan sifat-sifat baru tidak di warisi oleh anak-anaknya.
Keturnan
(pembawaan) bukan satu-satunya sebab dalam pembentukan manusia, karena di
sampingnya adalah yang bernama lingkungan. Ini suatu kekuatan yang bekerja
suatu turunan, memperbaiki dan merusaknya.
- LINGKUNGAN
Lingkungan ialah suatu yang melingkungi
tubuh yang hidup. Sedangkan lingkungan manusia ialah apa yang melingkunginya
dari negeri,lautan, sungai, udara dan bangsa.
Lingkungan ada dua macam yaitu:
- Lingkungan
alam.
Lingkungan
alam telah menjadikan perhatian para ahli-ahli sejak zaman pluto sehingga
sekarang ini. Dengan memberi penjelasan-penjelasan dan sampai akhirnya membawa
pengaruh. Ibnu Chaldun telah menulis dalam kitab pendahulunya. Maka tubuh yang
hidup tumbuhnya bahkan hidupnya tergantung pada keadaan lingkungan yang ia
hidup di dalamnya. Kalau lingkungan tidak cocok kepada tubuh, maka tubuh
tersebut akan lemah dan mati. Udara, cahaya, logam di dalam tanah, letaknya
negeri dan apa yang ada padanya dari lautan,sungai, dan pelabuhan adalah
mempengaruhi kesehatan penduduk dan keadaan mereka yang mengenai akal dan
akhlak. Maka tubuh yang hidup bila tidak di sumbang oleh lingkungan dengan
kebutuhan yang cocok tentu berhenti tumbuhnya, dn hidupnya tubuh itu pengaruh
mempengaruhi antara tubuh dan lingkungannya.
Salah seorang ahli berkata: Ahli sejarah
sejak masa dahulu telah menerangkan
bahwa tempat-tempat dan keadaan dalam suatu negeri mempunyai pengaruh yang
besar dalam kemajuan bangsa.
Gunung
dan pinggir laut yang panjang di negeri
Yunani tanah daratan tinggi di Rome, musim dingin (winter) yang sejak dan malam
yang tidak bertahan di Greenland, matahari yang membakar dan panas yang terik
di Afrika dan sawah-sawah yang subur di Amerika, semua itu menghajatkan
beberapa pasal dalam bubk-buku karangan menjelaskan pengaruhnya dalam keadaan
penduduk. Kalau kita mengubah lingkungan orang Eskimo ke penduduk New England,
ataukita mengubah lingkungan orang Inggris dengan lingkungan orang Abissinia
tentu kita akan menyaksikan perubahan besar dalam akhlak.
- Lingkungan
pergaulan
Lingkungan pergaulan ialah ia yang
mengandung susunan pergaulan yang meliputi manusia, seperti rumah, sekolah,
pekerjaan, pemerintah, syiar agama,[2] ideal, keyakinan,
pemikiran-pemikiran, adat istiadat, pendapat umum, bahasa, kesustraan,
kesenian, pengetahuan dan akhlak.
Pendeknya
segala apa yang diperbuahkan oleh kemajuan manusia.
Lingkungan pergaulan mempunyai
pengaruh yang berlawanan, terkadang menguatkan hidup manusia dan
meninggikannya, terkadang melemahkannya atau mematikannya. Seperti
tumbuh-tumbuhan yang berada dalam lingkungan yang buruk lalu lemah dan mati,
dan dalam lingkungan yang baik dan bertunas dan tumbuh dengan segar, “ Dan
negeri yang baik keluarlah hasilnya dengan izin Tuhannya dan negeri yang buruk
tidak menghasilkan kecuali buruk”
- ADAT
/ KEBIASAAN
Kebiasaan adalah perbuatan yang di
ulang-ulang terus sehingga mudah di kerjakan bagi seseorang. Sepertikebiasaan
berjalan, berpakaian, berbicara, berpidato, mengajar, dan lain sebagainya.
Orang berbuat baik atau buruk
karena dua faktor dari kebiasaan yaitu:
- Kesukaan
hati terhadap suatu pekerjaan - Menerima
kesukaan itu, yang akhirnya menampikkan perbuatan dan di ulang-ulang terus
menerus.
Seperti
seseorang yang sakit yang berulang-ulang menelan obat yang sangat pahit yang
tidak di sukainya, mengharap lekas sembuh supaya tidak menelannya lagi, baginya
penelanan obat itu tidak menjadi adat kebiasaan.
Seperti
seorang murid yang malas pergi ke sekolah, dia pergi kesekolah hanya karna
tekanan orang tua, sehingga apabila tidak ada tekanan orang tua tersebut ia
tidak mau pergi ke sekolah. Akan tetapi kita melihat peminum minuman keras yang
di ulang- ulangi meminum minuman keras tersebut.
Alasan dalam
contoh ini adalah, bahwa orang yang sakit itu hatinya tidak suka minum obat,
padahal ia ingin sehat kembali. Maka karna kesukaan hati dalam suatu perbuatan
dan mengulanginya tidak nyata ada, sehingga tidak menjadi adat kebiasaan.
Demikian
juga seorang murid yang hatinya tidak suka pergi kesekolah, dimana ia hanya
pergi karna tekanan orang tua, hal itu tidak dikatakan kebiasaan. Ada pun
peminum minuman keras yang suka meminum minuman keras dan kesukaan ini diualng
- ulanginya, maka hal inilah yang menjadi adat kebiasaan.
Mengulangi
sesuatu hal, dengan kesukaan hati saja tidak cukup dikatakan suatu kebiasaan.
Barang siapa yang ingin berulang kali ingin meminum minuman keras, akan tetapi
tidak mengulangi maka hal itu tidak menjadi kebiasaan. Dengan demikian suatu
hal yang akan menjadi suatu adat kebisaan karna keinginan hati dan
dilakukannya, serta di ulang - ulanginya.
Fungsi
kebiasaan adalah:
a. Memudahkan perbuatan
Seperti
percakapan yang kita lakukan, yang menghabiskan beberapa tahun untuk
mempelajarinya, dan mempergunakan kerongkongan, lidah, langit - langit, dan
bibir. Dan terkadang untuk mengucapkan sepatah kata mempergunakan semua anggota
tersebut. Anak kecil berangsur - angsur dari mengucapkan beberapa huruf yang
mudah kepada yang sukar, sehingga terbentuk adat kebiasaan, dan dapat berbicara
dengan tidak terasa sukar sedikitpun.
b. Menghemat waktu dan perhatian
Perbuatan yang diulang - ulang dan menjadi kebiasaan,
maka seseorang dapat melakukan dalam waktu yang lebih singkat dan tidak
menghajatkan kepada perhatian yang banyak.
Contohnya kita menulis, yang membutuhkan
beberapa waktu dan perhatian yang sempurna dan mempersiapkan segala
pikiran yang ada, akan tetapi setelah menjadi kebiasaan dapatlah seseorang
menulis beberapa halaman dalam waktu yang sama ketika ia menulis satu baris,
dan dapat pula sambil menulis pikirannya melayang ke lain jurusan. Maka kehidupan
kita bertambah - tambah ratusan kali karna kebiasaan.
Contoh lain yaitu, perbandingan antara tangan kanan
dan tangan kiri merupakan kebiasaan yang menjadikan tangan kanan lebih tangkis,
lebih cepat mempelajarinya, dan apabila tangan kanannya hilang, orang dapat
mengerjakan dengan tangan kirinya, apa yang dikerjakan tangan kanannya, bahkan
banyak orang yang hilang kedua tangannya, lalu bisa mengerjakan dengan kedua
kakinya apa yang dahulu dikerjakan dengan kedua tangannya.
Ada beberapa
cara untuk dapat merubah kebiasaan yang buruk, yaitu:
a). Berniat sungguh - sungguh.
Niat tersebut tidak ada perasaan ragu - ragu. Kita
harus mau meletakkan diri ketempat yang cocok dengan kebiasaan yang baik.
Kemudian mengikat lawan adat kebiasaan yang buruk. Janganlah mengulangi
perbuatan yang buruk lagi.kerjakan niat tersebut dengan kekuatan yang besar.[3]
b). Menghindari kebiasaan yang buruk,
sekaligus meninggalkannya
c). Carilah waktu yang baik untuk memperbaiki
niatmu, kemudian ikutilah segala gerak jiwa yang menolong perbaiki niat
tersebut.
d). Jagalah pada dirimu
kekuatan penolak dan peliharalah agar selalu hidup dalam jiwamu, dengan
mendarmakan perbuatan yang kecil-kecil tiap hari, untuk mengekang hawa nafsumu,
karna yang demikian itu dapat menolong engkau untuk menghadapi segala
penderitaan kalau datang waktunya.
- PENDIDIKAN
Dunia
pendidikan, sangat besar sekali pengaruhnya terhadap perubahan perilaku, dan
akhlak seseorang. Bebagai ilmu diperkenalkan agar siswa memahaminya dan dapat
melakukan suatu perubahan pada dirinya. Begitu pula apabila, siswa diberi
pelajaran “AKHLAK”, maka memberi tahu bagaimana seharusnya manusia itu
bertingkah laku, bersikap terhadap sesamanya, dan pernciptanya(Tuhan).
Dengan
demikian , strategis sekali dikalangan pendidiakn dijadikan pusat perilaku yang
kurang baik untuk diarahkan menuju keperilaku yang baik. Maka dibutuhkan
beberapa unsur dalam pendidikan, untuk bisa dijadikan agent perubahan sikap dan
perilaku manusia.
Dari tenaga
pendidik (pengajar) perlu memiki kemampuan profesionallitas dalam bidangnya.
Dia harus mampu memberikan wawasan, materi, mengarahkan dan membimbing anak
didiknya, ke hal yang baik. Dengan penuh perhatian, sabar, ulet, tekun, dan
berusaha terus menerus, pengajar hendaknya melakukan pendekatan psikologis.
Unsur lain yang perlu diperhatikan adalah materi
pengajaran. Apabila materi pengajaran yang disampaikan oleh pendidik menyimpang
dan mengarah ke perubahan perilaku yang menyimpang, inilah suatu keburukan
dalam pendidikan. Tetapi sebaliknya, apabila materinya baik dan benar
setidaknya siswa akan terkesan dalam sanubari pribadinya. Bekasan materi itu
akan memotivasi bagaimana harus bertindak yang baik dan benar. Penguasaan
metodologis pengajaran yang dilakukan pendidik juga akan berperan aktif dalam
mempengaruhi akhlak siswa.
Lingkungan
sekolah dalam dunia pendidikan merupakan tempat bertemunya semua watak.
Perilaku dari masing – masing anak yang berlainan. Ada anak yang nakal,
berprilaku baik dan sopan dalam bahasanya, beringas sifatnya, lancar
pembicarannya, pandai pemikirannya dan sebagainya. Kondisi kepribadian anak
yang sedemikian rupa, dalam interaksi antara anak satu, dengan anak lainnya
akan saling mempengaruhi juga pada kerpribadian anak.
Dengan demikian lingkungan pendidikan sangat
memengaruhi jiwa anak didik. Dan akan diarahkan kemana anak didik dan
perkembangan kepribadiannya. Jika lingkungan pendidikan anak itu baik maka
akhlaknya juga baik.
- KEHENsDAK
Kehendak (bahasa
Inggris: will) adalah kemampuan yang dimiliki seseorang atau sesuatu
makhluk untuk membuat pilihan secara sukarela, bebas dari segala kendala
ataupun tekanan yang ada.
[1] Mustofa, akhlak tasawuf. Hal.82-91
[2]Ibid,hal.91-96
[3]Ibid, hal.97-109