Tashmim
Wednesday, 12 September 2018
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Materi pembelajaran menempati posisi
yang penting dari keseluruhan kurikulum, yang harus dipersiapkan agar
pelaksanaan pembelajaran dapat mencapai sasaran. Sasaran tersebut harus sesuai
dengan Standart Komptensi dan Kompetensi Dasar yang harus dicapai oleh peserta
didik. Artinya, materi yang ditentukan untuk kegiatan pembelajaran hendaknya
materi yang benar-benar menunjang tercapainya Standart Kompetensi dan
Kompetensi Dasar, serta tercapainya indikator. Peraturan Pemerintah (PP) nomor
19 tahun 2005 Pasal 20, juga mengsyaratkan bahwa guru diharapkan mengembangkan
materi pembelajaran. Berkenaan dengan pemilihan materi pembelajaran ini, secara
umum masalah dimaksud meliputi cara penentuan jenis materi, kedalaman, ruang
lingkup, urutan penyajian, perlakuan (treatment) terhadap materi pembelajaran,
dan sebagainya.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah sebagai
berikut :
1.
Apa pengertian konsep maping?
2.
Bagaimana cara merancang dan mengorganisasikan materi pembelajaran?
3.
Bagaimana cara mendesain materi pembelajaran?
C. TUJUAN
Dengan penulisan karya
ilmiah ini, penulis mempunyai tujuan :
1.
Untuk mengetahui pengertian konsep maping.
2.
Untuk mengetahui cara merancang dan mengorganisasikan materi
pembelajaran?
3.
Untuk mengetahui cara mendesain materi pembelajaran.
BAB II
PEMBAHASAN
A.
Peta Konsep dalam Pembelajaran
Pengertian konsep maping
1. Pengertian Peta Konsep Menurut Hudojo, et al (2002)
petakonsep adalah saling keterkaitan antara konsep dan prinsip
yangdirepresentasikan sebagai jaringan konsep yang perlu dikonstandaruk dan
jaringan konsep hasil konstandaruksi inilah yang disebut peta konsep.
2. Sedangkan
menurut Suparno (dalam Basuki, 2000, h.9) peta konsepmerupakan suatu bagan
skematik untuk menggambarkan suatupengertian konseptual seseorang dalam suatu
rangkaian pernyataan. Petakonsep bukan hanya menggambarkan konsep-konsep yang
penting,melainkan juga menghubungkan antara konsep-konsep.
3.
menurut Williams (dalam Basuki, 2000) menuliskan bahwa peta konsepdapat
dijadikan sebagai alat untuk mengetahui pemahaman konseptual seseorang. Dengan
mengacu pada peta konsep maka guru dapat membuat suatu program pengajaran yang
lebih terarah dan berjenjang, sehingga dalam pelaksanaan proses belajar
mengajar dapat meningkatkan daya serap siswa terhadap materi yang diajarkan.
Peta konsep (pemetaankonsep) adalah suatu cara untuk memperlihatkan
konsep-konsep dan proposisi-proposisi suatu bidang studi, apakah itu bidang
studi fisika,kimia, biologi, matematika dan lain-lain. Selain itu, suatu peta
konsep merupakan suatu gambar dua dimensi dari suatu bidang studi atau suatu
bagian dari bidang studi. Ciri inilah yang memperlihatkan hubungan-hubungan proposisional
antara konsep-konsep. Hal inilah yangmembedakan belajar bermakna dari belajar
dengan cara mencatat pelajaran tanpa memperlihatkan hubungan antara
konsep-konsep.
4.Konsep
adalah abstrak, entitas mental yang universal yang menunjuk pada kategori atau
kelas dari suatu entitas, kejadian atau hubungan. Suatu konsep adalah elemen
dari proposisi seperti kata adalah elemen dari kalimat. Konsep adalah abstrak
di mana mereka menghilangkan perbedaan dari segala sesuatu dalam ekstensi,
memperlakukan seolah-olah mereka identik. Konsep adalah universal di mana
mereka bisa diterapkan secara merata untuk setiap extensinya. Cara pemetaan dan
membuat main mapping secara umum tidak begitu.menyulitkan hanya saja perlu
ketelitian dan harus mendalami materi serta ketelatenan. selain itu juga
diperlukan penguasaan komputer.
5.Peta
konsep atau peta pembelajaran adalah cara dinamik untuk menangkap butir-butir
pokok informasi yang signifikan. Mereka menggunakan format global atau umum,
yang memungkinkan informasi ditunjukkan dalam cara mirip seperti otak kita
berfungsi-dalam berbagai arah secara serempak.
Ø Cara menyusun
peta konsep
Menurut Dahar (1988:154) peta konsep memegang peranan penting dalam
belajar bermakna. Oleh karena itu siswa hendaknya pandai menyusun peta konsep
untuk meyakinkan bahwa siswa telah belajar bermakna. Langkah-langkah berikut
ini dapat diikuti untuk menciptakan suatu peta konsep.
Langkah
1: mengidentifikasi ide pokok atau prinsip yang melingkupi sejumlah konsep.
Langkah
2: mengidentifikasi ide-ide atau konsep-konsep sekunder yang menunjang ide
utama
Langkah
3: menempatkan ide utama di tengah atau di puncak peta tersebut
Langkah
4: mengelompokkan ide-ide sekunder di sekeliling ide utama yang secara visual
menunjukan hubungan ide-ide tersebut dengan ide utama.
Ø Jenis-jenis
Peta Konsep
Menurut Nur (2000) dalam Erman (2003: 24) peta konsep ada empat
macam yaitu: pohon jaringan (network tree), rantai kejadian (events chain),
peta konsep siklus (cycle concept map), dan peta konsep laba-laba (spider concept
map).[1]
1.
Pohon Jaringan.
Ide-ide pokok dibuat dalam persegi empat, sedangkan beberapa kata
lain dihubungkan oleh garis penghubung. Kata-kata pada garis penghubung
memberikan hubungan antara konsep-konsep. Pada saat mengkonstruksi suatu pohon
jaringan, tulislah topik itu dan daftar konsep-konsep utama yang berkaitan
dengan topik itu. Daftar dan mulailah dengan menempatkan ide-ide atau
konsep-konsep dalam suatu susunan dari umum ke khusus. Cabangkan konsep-konsep
yang berkaitan itu dari konsep utama dan berikan
2.
Rantai Kejadian.
Nur dalam Erman (2003:26) mengemukakan bahwa peta konsep rantai
kejadiandapat digunakan untuk memerikan suatu urutan kejadian, langkah-langkah
dalam suatu prosedur, atau tahap-tahap dalam suatu proses. Misalnya dalam
melakukan eksperimen.Rantai kejadian cocok digunakan untuk memvisualisasikan
hal-hal:
- Memerikan tahap-tahap suatu proses
- Langkah-langkah dalam suatu prosedur
- Suatu urutan kejadian
3.
Peta Konsep Siklus
Dalam peta konsep siklus, rangkaian kejadian tidak menghasilkan
suatu hasil akhir. Kejadian akhir pada rantai itu menghubungkan kembali ke
kejadian awal. Seterusnya kejadian akhir itu menhubungkan kembali ke kejadian
awal siklus itu berulang dengan sendirinya dan tidak ada akhirnya. Peta konsep
siklus cocok diterapkan untuk menunjukan hubungan bagaimana suatu rangkaian
kejadian berinteraksi untuk menghasilkan suatu kelompok hasil yang
berulang-ulang.
4. Peta Konsep
Laba-laba
Peta konsep laba-laba dapat digunakan untuk curah pendapat. Dalam
melakukan curah pendapat ide-ide berasal dari suatu ide sentral, sehingga dapat
memperoleh sejumlah besar ide yang bercampur aduk. Banyak dari ide-ide tersebut
berkaitan dengan ide sentral namun belum tentu jelas hubungannya satu sama
lain. Kita dapat memulainya dengan memisah-misahkan dan mengelompokkan
istilah-istilah menurut kaitan tertentu sehingga istilah itu menjadi lebih
berguna dengan menuliskannya di luar konsep utama.
Ø Karakteristik
Tehnik Concept Map
Ada beberapa karakteristik sebagai teknik mendesain bahan ajar,
yaitu:[2]
1.
Biasanya berstruktur hirarkis, dengan lebih inklusif, konsep-konsep
general di bagian atas kemudian kurang inklusif, konsep-konsep khusus
diletakkan di bagian bawah peta
2.
Kata-kata yang menghubungkan selalu ada di atas garis-garis yang
menghubungkan konsep-konsep.
3.
Concept Map mengalir dari atas ke bawah halaman. Tanda panah
digunakan untuk menunjukkan arah hubungan.
4.
Sebuah Concept Map representasi atau gambaran pemahaman seseorang
tentang sebuah masalah (mata pelajaran, topik persoalan).
Ø Urgensi Concept
Map
Ada beberapa urgensi concept map ditinjau dari beberapa kepentingan
ide-ide yang berhubungan. Artinya, Concept map merupkan satu bentuk diagram
atau gambar visualisasi konsep-konsep yang saling berhubungan, kedua, concept
map mampu menunjukkan arti hubungan-hubungan itu dalam bentuk label.
1) Concept Map Bisa
Digunakan Untuk Tekhnik Mengajar:
Ada beberapa kegunaan Concept map sebagai tekhnik mengajar, yaitu:[3]
a.
Ia bisa digunakan untuk memperkenalkan mata pelajaran. Ia bisa
digunakan guru untuk memperkenalkan mata pelajarannya secara utuh keseluruhan
materi dalam satu lembar dalam bentuk gambar dan dalam waktu yang sama.
b.
Ia bisa digunakan sebagai dasar untuk merencanakan pemilihan urutan
materi perkuliahan. Seorang guru dengan leluasa dapat merencanakan pemiliha
secara berurutan konsep-konsep yang akan di sampaikan di dalam proses
pembelajaran.
c.
Ia bisa berpern sebagai satu panduan proses pembelajaran
materi-materi perkuliahan, sehingga menjaga tidak terjadi kesesatan penyampaian
bahan ajar yaitu tidak keluar dari peta perjalanan mata pelajaran.
d.
ia juga mendapat konsistensi pengontrolan penyampain materi dan
menjaga batas-batas informasi luar masuk kedalam materi bahan ajar.
e.
Ia dapat membuat transisi antar unit bahan ajar karena ia dengan
mudah dapat menunjukkan letak konsep-konsep sehingga dengan mudah seorang guru
dapat membuat skala prioritas penyampain bahan ajar.
f.
Daya ingat akan gambar jauh lebih kuat bertahan dalam otak
dibandingkan dengan mengingat susunan kalimat.
g.
Ia dapat juga beperan untuk meringkas bahan ajar. Karena ia hanya
menunjukkan butir-butir penting tentang materi bahan ajar.
h.
ia juga dapat digunakan sebagai alat pertimbangan dalam pemilihan strategi-strategi
pembelajaran yang tepat. Karena konsep-konsep yang tertera dalam concept mapo
dapat juga menunjukkan bobot informasi yang dikandungnya
B.
Pengertian Desain Materi Pembelajaran
Ada beberapapengertian tentang desain pembelajaran menurut para
ahli diantaranya :
Pada
bukunya Hamza Uno yang dikutip dari para ahli mengatakan beberapa pendapat
tentang pengertian desain pembelajaran yaitu :
a) Cunningham mengemukkan desain ialah menyeleksi dan
menghubungkan pengetahuan, fakta-fakta, imajinasi-imajinasi, dan asumsi-asumsi
untuk masa yang akan datang dengan tujuan memvisualisasi dan memformulasi hasil
yang diinginkan, urutan kegiatan yang diperlukan, dan perilaku dalam
batas-batas yang dapt diterima yang akan digunakan dalam penyelesaian.
b) Stephen P. Robbins memberikan definisi
desain yaitu suatu cara untuk mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan.
Berdasarkan beberapa pendapat diatas Hamzah
Uno memberikan kesimpulan bahwa Desain yakni suatu cara yang memuaskan untuk
membuat suatu kegiatan dapat berjalan dengan baik, disertai dengan berbagai
langkah yang antisipasif guna memperkecil kesenjangan yang terjadi sehingga
kegiatan tersebut mencapai tujuan yang telah ditetapkan.
Pengajaran atau proses belajar mengajar adalah proses yang
diatur sedemikian rupa menurut
langkah-langkah tertentu agar pelaksanaannya mencpai hasil yang diharapkan.
Pengaturan ini dituangkan dalam bentuk perencanaan pembelajaran/ desain
pembelajaran.[4]
Materi pembelajaran atau materi ajar (instructional materials)
adalah pengetahuan, sikap dan keterampilan yang harus dipelajari siswa dalam
rangka mencapai standart kompetensi yang telah ditentukan. Materi pembelajaran
pada hakikatnya merupakan pengetahuan, nilai-nilai dan keterampilan sebagai isi
dari suatu mata pelajaran yang diarahkan untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Sehingga dapat dikatakan bahwa materi pelajaran adalah berbagai pengalaman yang
akan diberikan kepada siswa selama megikuti proses pendidikan atau proses
pembelajaran.
Bahan atau materi pembelajaran (learning materials) adalah segala
sesuatu yang menjadi isi kurikulum yang harus dikuasai oleh siswa sesuai dengan
kompetensi dasar dalam rangka pencapaian standar kompetensi setiap mata
pelajaran dalam satuan pendidikan tertentu. Materi pelajaran merupakan bagian
terpenting dalam proses pembelajaran, bahkan dalam pembelajaran yang berpusat
pada materi pelajaran (subject-centered teaching), materi pelajaran merupakan
inti dari kegiatan pembelajaran. Menurut subject sentered teaching keberhasilan
suatu proses pembelajara ditentukan oleh seberapa banyak siswa dapat menguasai
materi kurikulum.
yang efektif bagi guru untuk mengukur apakah ide atau
konsep yang baru saja diajarkan telah dikuasai oleh siswa atau tidak.
C.
Merancangdan MengorganisasikanMateri Pembelajaran
Rencana
pembelajaran ini dibuat oleh para guru untuk setiap kali pertemuan atau bisa
juga untuk 4 atau 5 kali peremuan sekaligus. Dalam mendesain pembelajaran ada
beberapa unsur yang terpenting yaitu :[5]
a) Tujuan Instruksional
b) Bahan Pengajaran
c) Kegiatan Belajar
d) Metode dan Alat Bantu Mengajar
e) Evaluasi/ Penilain.
Tahap-tahap yang harus ditempuh oleh guru dalam
pelaksanaan kegiatan pembelajaran adalah :
1) Tahap Pra Instruksional, yaitu tahap yang ditempuh
pada saat memulai proses pembelajaran adalah :
i.
Menanyakan kehadiran siswa.
j.
Memberi kesempatan kepada siswa untuk bertanya
mengenai bahan pelajaran yang belum dikuasai.
k. Mengajukkan pertanyaan mengenai pelajaran
yang telah dibahas.
l.
Mengulang pelajaran secara singkat, tapi mencakup
semua bahan.
2)Tahap Instruksional yaitu tahap pemberian bahan
pelajaran meliputi :
m. Menjelaskan tujuan pembelajaran yang harus
dicapai.
n. Menjelaskan pokok materi yang akan dibahas.
o. Membahas pokok materi yang telah
dituliskan.
p. Memberikan contoh konkrit pada setiap pokok
materi yang telah dibahas.
q. Menggunakan media untuk mempermudah
pemahaman siswa
r.
Menyimpulkan hasil bahasan
3)Tahap Evaluasi, ini bertujuan untuk mengetahui
keberhasilan tahap Instruksional diantaranya :
s. Mengajukkan pertanyaan kepada beberapa
siswa mengenai materi pelajaran yang telah dipelajari.
t.
Akhiri pelajaran dengan memberitahukan materi yang
akan dibahas berikutya.
u. Memberi tugas atau PR kepada siswa untuk
memperkaya pengetahuan siswa mengenai yang telah dibahas.
D.
Model Pembelajaran Perolehan Konsep (Concept
Attainment Model)
Pendekatan
pembelajaran ini dikembangkan berdasarkan karya Jerome Brunner, Jacqueline Goodnow,
dan George Austin Brunner. Goodnow dan Austin yakin bahwa lingkungan sekitar
manusia beragam dan sebagai manusia kita harus mampu membedakan,
mengkategorikan, dan menanamkan semua itu. Kemampuan manusia dalam membedakan,
mengelompokkan dan menamakan sesuatu inilah yang menyebabkan munculnya sebuah
konsep. Sebagai contoh, manusia mengenal bahwa yang dimaksud dengan konsep
“kota” adalah suatu tempat yang menjadi pusat pemerintahan, pusat perdagangan,
dan lain-lain. Begitu pula halnya dengan konsep “kursi”. Kursi adalah suatu
alat untuk menyandarkan tubuh, ada yang berkaki empat dan bahkan berkaki satu.
Jadi, manusia mengkategorikan suatu konsep berdasarkan ciri-ciri (atribut) yang
dimilikinya. Atas dasar pandangan tersebut maka kemampuan siswa dalam memahami
suatu konsep menjadi bagian fundemental dari sistem persekolahan.
Pendekatan
pembelajaran perolehan konsep adalah suatu pendekatan pembelajaran yang
bertujuan untuk membantu siswa memahami suatu konsep tertentu. Pendekatan
pembelajaran ini dapat diterapkan untuk semua umur, dari anak-anak sampai orang
dewasa. Untuk taman kanak-kanak, pendekatan ini dapat digunakan untuk
memperkenalkan konsep yang sederhana. Misalnya konsep binatang, tumbuhan, dan
lain-lain. Pendekatan ini lebih tepat digunakan ketika penekanan pembelajaran
lebih dititikberatkan pada mengenalkan konsep baru, melatih kemampuan berpikir
positif, dan melatih berpikir analisis.
1. Proses Pembelajaran
Suatu
konsep diperlukan melalui tiga konsep : Pertama, adalah tahap
kategorisasi, yaitu upaya mengkategorisasikan sesuatu yang sama atau tidak
sesuai dengan konsep yang diperoleh. Kemudian masuk ke tahap selanjutnya. Kedua,
kategori yang tidak sesuai disingkirkan, dan kategori yang sesuai digabungkan
sehingga membentuk suatu konsep (concept formation). Setelah itu, suatu
konsep tertentu baru dapat disimpulkan. Ketiga, Tahap terakhir inilah
yang dimaksud dengan perolehan konsep. Sebagai contoh, seorang guru ingin
mengenalkan konsep mamalia kepada siswanya. Ia tentu akan memperkenalkan
beberapa kategori (contoh) yang sesuai dan tidak sesuai. Misalnya, menyusui
(sesuai), bertelur (tidak sesuai), mengandung (sesuai). Dalam hal ini anak akan
memperoleh konsep bahwa mamalia adalah hewan yang menyusui, mengandung anaknya
dan berbulu.
Melalui
model ini, perolehan konsep didasarkan pada kondisi reseptif siswa dan sifatnya
lebih langsung. Artinya, guru lebih banyak memimpin. model ini terdiri dari
tiga tahapan mengajar. Pertama, guru menyajikan data kepada siswa.
Setiap data merupakan contoh dan bukan contoh yang terpisah. Data tesebut dapat
berupa peristiwa, orang, objek, cerita, dan lain-lain. Siswa diberitahu bahwa
dalam daftar data yang disajikan terdapat beberapa data yang memiliki kesamaan.
Mereka diminta untuk memberi nama konsep berdasarkan ciri-cirinya. Contohnya,
adalah seperti pembelajaran konsep mamalia di atas.
Tahap
kedua, siswa menguji perolehan konsep mereka. Pertama dengan cara
mengidentifikasi contoh tambahan lain yang mengacu pada konsep tersebut. Atau kedua
dengan memunculkan contoh mereka sendiri. Setelah itu, guru mengkonfirmasi
kebenaran dari dugaan siswanya terhadap konsep tersebut, dan meminta mereka
untuk merevisi konsep yang masih kurang tepat.
Tahap
ketiga, mengajak siswa untuk menganalisis/mendiskusikan strategi sampai
mereka dapat memperoleh konsep tersebut. Dalam keadan sebenarnya, pasti
penelusuran konsep yang mereka lakukan berbeda-beda. Ada yang mulai dari umum,
ada yang mulai dari khusus, dan lain-lain. Akan tetapi, perbedaan strategi di
antara siswa ini menjadi pelajaran bagi yang lainnya untuk memilih strategi
mana yang paling tepat dalam memahami suatu konsep tertentu.
2. Aplikasi
Model
pembelajaran ini sangat sesuai digunakan untuk pembelajaran yang menekankan
pada perolehan suatu konsep baru atau untuk mengajar cara berpikir
induktif kepada siswa. Model ini juga
relevan diterapkan untuk semua umur dan semua tingkatan kelas. Bagi anak-anak,
konsep da contohnya harus lebih sederhana dibandingkan untuk anak tingkatan
kelas yang lebih tinggi. Terakhir, model ini juga dapat menjadi alat evaluasi
yang efektif bagi guru untuk mengukur apakah ide atau konsep yang baru saja
diajarkan telah dikuasai oleh siswa atau tidak.[6]
BAB III
PENUTUP
A. KESIMPULAN
Peta konsep merupakan salah satu alat bantu
pembelajaran yang memberikan kemudahan dalam mengaitkan satu konsep dengan
konsep lainnya. Pembelajaran dengan peta konsep memberikan kemudahan dalam
memahami satu materi dengan pola dan gaya tersendiri yang dimiliki oleh setiap
mahasiswa. Penerapan peta konsep ini telah mampu meningkatkan kreativitas
berfikir yang harus dimiliki setiap mahasiswa selama proses pembelajaran.
Mendesain materi pembelajaran adalah
merencanakan materi bahan ajar yang akan disampaikan guru kepada siswa, sesuai
dengan tujuan pembelajaran yang berupa kompetensi dasar dan indikator yang
telah dirancang sebelumnya, dari sumber-sumber belajar yang bermacam-macam
sesuai dengan kriteria pemilihan materi pelajaran.Dalam mendesain materi pembelajaran
ada beberapa hal penting yang harus dilakukan oleh seorang guru atau seorang
dosen, hal ini pula yang akan menentukan
sempurna atau tidaknya desain materi pembelajaran, yaitu pengumpulan
informasi dan peta konsep.
B.
SARAN
Dengan
mempelajari dan memahami ulasan materi yang telah kami sajikan tersebut,
diharapkan kita sebagai calon penerus guru masa depan mampu mendesain materi
pembelajaran dengan baik sehingga mampu mencapai tujuan pembelajaran yang telah
dicanangkan. Kami menyadari bahwa dalam makalah ini masih terdapat banyak
kesalahan dan kekurangan, oleh karena itu saran dan kritik dari pembaca sangat
kami harapkan, yang nantinya akan membangun kepada penulis demi sempurnanya
makalah ini dan penulisan makalah di kesempatan-kesempatan berikutnya. Semoga
makalah ini berguna bagi kita semua.
DAFTAR PUSTAKA
Buzan. Tony dan Barry. 2004. Memahami Peta Pikiran : The
Mind Map Book. Interaksa: Batam.
Buzan. Tony. 2004. Mind Map: Untukmeningkatkan Kreativitas.
Gramedia Pustaka Utama: Jakarta.
Ibrahim dan Nana Syaodih. 1996. Perencanaan Pengajaran.
Jakarta: Rineka Cipta.
Prawiladilaga, Dewi Salma. 2007. Prinsip Desain Pembelajaran.
Cetakan kedua. Jakarta: Prenada Media Group.
Uno, Hamzah B. 2009. Model Pembelajaran. Cetakan kelima.
Jakarta: PT Bumi Aksara.
www. Goegle.com
[1]
Hamzah B.Uno,Model Pembelajaran, Bumi Aksara, 2009, Jakarta, Hal 97
[2]
Buzan. Tony.Mind Map: Untukmeningkatkan Kreativitas,(Jakarta: Gramedia
Pustaka Utama,2004)hal.205
[3]Buzan.
Tony dan Barry,Memahami Peta Pikiran : The Mind Map Book,
(Batam:intereksa,2004) hal.124.
[5]
Dewi Salma Prawiladilaga, Prinsip Desain Pembelajaran, Prenada Media
Group, 2008, Jakarta, hal: 44
[6]B. Uno, Hamzah, Model Pembelajaran, Bumi
Aksara, 2008. Hal. 10.