sosiologi pendidikan dan antropologi pendidikan


BAB I
PENDAHULUAN
A.  LATAR BELAKANG
Dalam setiap kehidupan yang berada di daerah – daerah tertentu, pasti terdapat perbedaan baik dalam suku, ras, maupun budaya. Semua itu mempunyai tujuan – tujuan tersendiri. Salah satunya yaitu, agar menjadikan hidup itu indah satu sama lain dalam daerah tertentu.
Di samping itu, manusia mengutamakan kepentingannya dengan mencari bantuan dengan manusia lain karna hakikat manusia itu tidak hidup sendiri di muka bumi ini, melainkan hidup bersama dengan yang lain atau disebut dengan makhluk sosial.
Dengan begitu, karya ilmiah ini disusun untuk membantu manusia agar bisa menjadi makhluk sosial yang benar berdasarkan daerahnya. Entah itu dalam beragama, beretika, berperilaku dan lain sebagainya berdasarkan aturan atau norma – norma yang terkandung dalam budayanya sendiri.

B.  RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1.    Apa saja ruang lingkup kajian sosiologi pendidikan?
2.    Apa saja ruang lingkup kajian antropologi pendidikan?
3.    Apa saja perbedaan ruang lingkup kajian sosiologi dan antropologi?
4.    Apa saja persamaan ruang lingkup kajian sosiologi dan antropologi?
5.    Apa saja objek kajian antropologi?

C.  TUJUAN
Dengan penulisan karya ilmiah ini, penulis mempunyai tujuan:
1.    Untuk mengetahui ruang lingkup kajian sosiologi pendidikan.
2.    Untuk mengetahui ruang lingkup kajian antropologi pendidikan.
3.    Untuk mengetahui perbedaan ruang lingkup kajian sosiologi dan antropologi
4.    Untuk mengetahui persamaan ruang lingkup kajian sosiologi antropologi.

D.  MANFAAT
Dengan tersusunnyan karya ilmiah ini, tentunya mengandung banyak hikmah serta manfaat bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya seluruh kader bangsa di negeri tercinta.
Adapun manfaat di dalam mempelajari sosiologi antropologi pendidikan :
1.    Agar memahami secara sempurna tentang sosiologi dan antropologi pendidikan.
2.    Bisa menjalin interaksi sosial secara baik.
3.    Untuk menanamkan kesadaran dalam diri manusia bahwa manusia bukanlah makhluk individualisme.
4.    Menanamkan rasa solidaritas yang tinggi terhadap sesama.
5.    Untuk mengetahui hakikat kehidupan dalam bermasyarakat.












BAB II
PEMBAHASAN

A.  Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Pendidikan
Berpangkal pada tujuan diatas, maka ada dua masalah yang dapat dipakai sebagai bahan pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah, yaitu :
1.    Adanya berbagai aspek pada kenyataan – kenyataan bersama – sama merupakan suatu masalah sosial, sehingga biasanya satu masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda – beda oleh bidang – bidang pengetahuan keahlian yang berbeda – beda, sebagai pendekatan sendiri, maupun gabungan (antar bidang).
2.    Adanya beraneka ragam golongan dan kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing – masing mempunyai kepentingan, kebutuhan, serta pola – pola pemikiran dan pola – pola tingkah laku sendiri, tetapi juga adanya amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan – persamaan dalam pola – pola pemikira dan pola – pola tingkah laku yang menyebabkan adanya pertentangan – pertentangan maupun hubungan – hubungan setia kawan dan kerja sama dalam masyarakat itu.
Berdasarkan ruang lingup kajian sebagaimana tersebut di atas, kiranya masih memerlukan penjabaran lebih lanjut untuk bisa di operasionalkan,yaitu dalam beberapa pokok bahasan dan sub-pokok bahasan.
Berdasarkan konsursium antar bidang, maka perkuliahan ilmu sosial dasar dibagi ke dalam 8 (delapan) pokok bahasan (masing-masing dengan sub-pokok bahasan), sehingga dari perkuliahan tersebut kepada mahasiswa di harapkan:
1)   Mempelajari dan menyadari adanya berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembengan masyarakat dan kebudayaan
2)   Mempelajari dan menyadari adanya masalah-masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3)   Mengkaji masalah-masalah kependudukan dan sosialisasi serta menyadari identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa.
4)   Mempelajarihubungan antara warga negara dan negara.
5)   Mempelajari hubugan antara pelapisan sosial dan persamaan derajat.
6)   Mempelajari masalah-masalah yang di hadapi oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
7)   Mempelajari dan menyadari adanya pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi masyarakat.
8)   Mempelajari usaha pengembangan ilmu pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan pengurangan kemiskinan.[1]
Namun dalam literatur lain telah dijelaskan mengenai Ruang lingkup kajian sosiologi bahwa materi ilmusosial dasar terdiri atas masalah – masalah sosial. Untuk dapat menelaah masalah – masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu dapat mengidentifikasi kenyataan – kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Sehingga dengan demikian bahwa pelajaran ilmu sosial dasar dapat dibedakan menjadi 3 golongan, :
1.    Kenyataan – kenyataan sosial yang ada di masyarakat, yang secara bersama – sama merupakan masalah sosial tertentu. Kenyataan – kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda – beda oleh para ahli ilmu – ilmu sosial, adanya perbedaan latar belakang disiplin ilmu atau sudut pandangannya. Dalam ilmu sosial dasar kita menggunakan pendekatan interdisiplin/multidisiplin.
2.    Konsep – konsep sosial atau pengertian – pengertian tentang kenyataan – kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau elementari saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah – masalah sosial yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial.
Sebagai contoh dari konsep dasar semacam itu misalnya : konsep “keanekaragaman”, dan konsep “kesatuan sosial”. Bertolak dari kedua konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan sadari bahwa di dalam masyarakat selalu terdapat :
a.    Persamaan dan perbedaan pola pemikiran dan pola tingkah laku baik secara individual dan atau kelompok golongan.
b.    Persamaan dan perbedaan kepentingan.
Persamaan dan perbedaan itulah yang menyebabkan sering timbulnya pertentangan/konflik, kerjasama, kesetia – kawanan antar individu dan golongan.
3.    Masalah – masalah sosial yang timbul dalam masyarakat biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan sosial yang antara satu dengan lainnya saling berkaitan.
Berdasarkan bahan kajian diatas, dapat di jabarkan lebih lanjut ke dalam 14 pokok bahasan sebagai berikut:
a.    Pengertian, latar belakang serta ruang lingkup pembahasan.
b.    Sekilas tentang ilmu – ilmu sosial, ilmu pengetahuan sosial, ilmu sosial, dan ilmu sosial dasar.
c.    Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan.
d.   Individu, keluarga, dan masyarakat.
e.    Pemuda dan sosialisasi serta peranan pemuda dalam pembangunan masyarakat.
f.     Peranan pendidikan dalam pembangunan.
g.    Warga negara dan negara.
h.    Pelapisan sosial desa kesamaan derajat.
i.      Desa, masyarakat kota, dan pembangunan pedesaan.
j.      Kota, masyarakat kota, dan pembangunan perkotaan.
k.    Pertentangan – pertentangan sosial.
l.      Integrasi sosial dan integrasi nasional.
m.  Pembangunan dan perubahan sosial.
n.    Ilmu pengetahuan, teknologi, dan kemiskinan.[2]

B.     Ruang Lingkup Kajian Antropologi Pendidikan
Di universitas – universitas Amerika Serikat, tempat antropologi telah berkembang secara ruang lingkup dan batas lapangan perhatiannya yang luas itu menyebabkan adanya paling sedikit lima masalah penelitian khusus, yaitu:
1.   Masalah sejarah asal dan perkembangan manusia (atau evolusinya) secara biologi.
2.   Masalah sejarah terjadinya beragam makhluk manusia, dipandang dari sudut ciri – ciri tubuhnya.
3.   Masalah sejarah asal, perkembangan, dan penyebaran beragam bahasa yang diucapkan manusiadiseluruh dunia.
4.   Masalah perkembangan, penyebaran dan terjadinya beragam kebudayaan manusia di seluruh dunia.
5.   Masalah mengenai asas – asas kebudayaan manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi.
Kelima lapangan penelitian untuk memecahkan kelima masalah tersebut demikian luasnya. Masing – masing merupakan ilmu – ilmu bagian antropologi yang membutuhkan ahli – ahli. Berkaitan dengan pengkhususan kelima lapangan tersebut, ilmu antropologi mengenal juga ilmu – ilmu bagian, yaitu :
1)   Paleo-antropologi
2)   Antropologi fisik
3)   Etnolinguistik
4)   Prehistori
5)   Etnologi
            Ilmu paleo-antropologi dan antropologi fisik disebut antropologi fisik dalam arti luas. Sedangkan ilmu etnolinguistik, prehistori dan etnologi disebut antropologi budaya.
            Paleo-antropologi adalah ilmu bagian yang meneliti asal – usul atau terjadinya dan evolusi manusia dengan mempergunakan sisa – sisa tubuh yang telah membatu (fosil – fosil manusia) tersimpan dalam lapisan – lapisan bumi yang harus didapat oleh si peneliti dengan berbagai metode penggalian.
            Antropologi fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang dari sudut ciri – ciri tubuhnya. Bagian dari ilmu antropologi ini disebut antropologi fisik dalam arti khusus, atau somatologi.
            Etnolinguistik atau antropologi linguistik adalah suatu bagian yang asal mulanya berkaitan erat dengan ilmu antropologi. Ilmu ini menekankan pada penelitian yang berupa daftar kata – kata, pelukisan ciri dan tata bahasa dan beratus – ratus bahasa suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di muka bumi ini.
            Prehistori, mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia dibumi sebelum manusia mengenal huruf. Dalam ilmu sajarah, seluruh waktu dari perkembangan kebudayaan umat manusia mulai saat terjadinya makhluk manusia, yaitu kira - kira 800.000 tahun yang lalu, hingga sekarang, dibagi ke dalam dua bagian : (1) masa sebelum manusia mengenal huruf, (2) masa setelah manusia mengenal huruf.
            Etnologi adalah ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai asas – asas manusia, dengan mempelajari kebudayaan – kebudayaan dalam kehidupan masyarakat dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada masa sekarang ini.
            Pengertian dari ilmu yang telah dipaparkan, mungkin kita bisa membedakan atau mengatasi masalah – masalah yang timbul di masyarakat terkait dengan ilmu –ilmu antropologi.[3]
C.  Perbedaan Ruang Lingkup Kajian Sosiologi dan Antropologi
Di tinjau sepintas lalu, seolah olah tidak ada perbedaan antara subilmu antropologi yang baru, yaitu antropologi sosial dengan suatu ilmu lain yang sebutannya telah lama di kenal umum, yaitu sosiologi.seperti yang kita lihat  pada subbab sebelumnya, ilmu antropologi sosial berusaha mencari unsur-unsur yang sama di antara beragam masyarakat dan kebudayaan manusia. Tujuannya adalah untuk mencapai  pengertian tentang asas-asas  hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada umumnya. Hal tersebut juga merupakan tujuan dari ilmu sosiologi  sehingga di pandang dari sudut tujuan keduanya seolah-olah sama.sebaliknya, kalau di tinjau lebih khusus,akan tanpak beberapa perbedaan, yaitu:
1)   Kedua ilmu tersebut masing-masing mempunyai asal mula dan sejarah perkembangannya yang berbeda;
2)    Asal mula sejarah yang berbeda menyebabkan  adanya sutu perbedaan  pengkhususan pada pokok dan bahan penelitian dari kedua ilmu itu;
3)   Asal mula dan sejarah yang berbeda juga telah menyebabkan  berkembangnya beberapa metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masing-masing.[4]



D.  Persamaan ruang lingkup kajian sosiologi dan antropologi
Antropologi dan sosiologi juga mempunyai persamaan-persamaan, diantaranya:
Keduanya adalah dua ilmu yang masing-masing dapat di terapkan pada masa lalu ataupun masa kini.dan keduanya juga sama-sama   mempelajari tentang masyarakat.[5]

E.  Objek kajian ilmu antropologi
Antropologi sosiokultural, secara tradisional, berasal dari hasil kajian – kajian terhadap kelompok – kelompok masyarakat yang berskala kecil, relatif terisolasi, dan sederhana secara teknologi, sosial, politik, dan ekonomi. Mereka antara lain adalah kelompok – kelompok orang  aborigin di Australia, suku – suku bangsa di Papua Nugini, kelompok – kelompok Indian di Amerika, kelompok – kelompok orang Dayakdi pedalaman Kalimantan, suku – suku bangsa di Afrika, dan seterusnya. Hampir seluruh teori, metode, konsep, dan pendekatan antropologi sosiokultural berasal dari kajian – kajian terhadap masyarakat seperti ini. Dulu, masyarakat yang seperti ini disebut dengan istilah masayarakat primitif atau masyarakat savageoleh para penelitinya. Sedangkan peneliyinya, yaitu para ahli antropologi, adalah anggota dari masyarakat modern dan beradab yang berasal dari Eropa dan Amerika. Karena itu, studi tentang masyarakat primitif dan savage ini mereka sebut sebagai studi tentang “other culture” ya, antropologi adalah studi tentang budaya dari masyarakat lain. Sang pneliti berbeda tataran budayanya dari masyarakat objek kajiannya.
Meskipun pada masa kini, kelompok masyarakat yang dulu dianggap primitif dan savage tersebut sudah hampir punah dari muka bumi, karena mereka sudah bersalin rupa menjadi masayarakat modern, tapi tinggalan – tinggalan teori, konsep, metode, dan pendekatan antropologi hasil dari kajian terhadap kelompok – kelompok ini tetap mendominasi paradigma antropologi. Sebagai contoh dapat kita ambil teori, konsep dan metode penelitian the cultur of poverty dari Oscar Lewis. Ini adalah teori, konsep dan metode penelitian modern dalam antropologi sosiokultural, berasal dari kajian terhadap kampng – kamoung kumuh di perkotaan AmerikaLatin. Konsep baru ini muncul pada pada pertengahan tahun 1960-an. Namun akar dari konsep tersebut adalah tradisi pnelitian etnografi tradisional pada masyarakat primitif, savage, sederhana yang berskala kecil, seperti yang dulu dirintis oleh Malinowski, Margaret Mead, Radcliff – Brown, dan sebagainya pada awal abad 20.
                  
      


      















BAB III
PENUTUP

A.    KESIMPULAN
Tidak sulit bagi kita untuk mempelajari ilmu ini, karna di dalam suatu golongan atau masyarakat berbeda suku, adat, atau pemahaman dalam bersosial. Bahkan kita dituntut untuk mempelajarinya setidaknya dalam berbicara dengan sesama teman, orang yang lebih muda dari kita, atau orang yang lebih tua dari kita.
            Dengan adanya ilmu ini, setidaknya kita juga bisa memecahkan masalah yang berkenaan dengan sosial ataupun masalah yang berkaitan dengan fisik, bentuk dan asal – usul manusia. Oleh sebab itu, pembuatan  karya ilmiah ini agar mahasiswa atau pembaca bisa memecahkan masalah sosial dengan memperhatikan teori – teori atau pembahasan kami. Setidaknya, pada masyarakat masing – masing yang berada di tempat tinggalnya.

B.     SARAN
Dengan selesainya karya ilmiah ini, kami memohon kepada bapak dosen, mahasiswa atau pembaca sekiranya ada saran atau kritik yang membangun mohon untuk nasehatnya. Karna kita selaku manusia yang selalu membutuhkan bimbingan untuk memperbaiki hidup ataupun pekerjaan kita. Sekiranya hanya ini yang bisa kami persembahkan kepada semua pembaca, mohon untuk di koreksi.  
                  



DAFTAR PUSTAKA
Ahmadi, Abu.1997. Ilmu Sosial Dasar,Jakarta: PT Rineka Cipta.
http://id.answers.yahoo.c0m//.
Koentjaraningrat.2009. Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta: PT Rineka Cipta.
Noor, Arifin.1999. Ilmu Sosial Dasar, Bandung:CV Pustaka Setia.


[1] Abu Ahmadi,Ilmu Sosial Dasar,(Jakarta: PT Rineka C ipta,1997), 10.
[2]Arifin Noor,Ilmu Sosil Dasar,(Bandung: CV Pustaka Setia, 1999), 18.
[3]Koentjaningrat,Pengantar Ilmu Antropologi,(Jakarta: PT Renika Cipta: 2009), 10.
[4] Ibid., 20.
[5] http://id.answers.yahoo.c0m//.

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel