sosiologi pendidikan dan antropologi pendidikan
Friday, 31 August 2018
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam
setiap kehidupan yang berada di daerah – daerah tertentu, pasti terdapat
perbedaan baik dalam suku, ras, maupun budaya. Semua itu mempunyai tujuan – tujuan
tersendiri. Salah satunya yaitu, agar menjadikan hidup itu indah satu sama lain
dalam daerah tertentu.
Di
samping itu, manusia mengutamakan kepentingannya dengan mencari bantuan dengan
manusia lain karna hakikat manusia itu tidak hidup sendiri di muka bumi ini,
melainkan hidup bersama dengan yang lain atau disebut dengan makhluk sosial.
Dengan
begitu, karya ilmiah ini disusun untuk membantu manusia agar bisa menjadi
makhluk sosial yang benar berdasarkan daerahnya. Entah itu dalam beragama, beretika,
berperilaku dan lain sebagainya berdasarkan aturan atau norma – norma yang
terkandung dalam budayanya sendiri.
B. RUMUSAN MASALAH
Berdasarkan
latar belakang diatas ada beberapa rumusan masalah sebagai berikut :
1. Apa saja ruang lingkup kajian sosiologi pendidikan?
2. Apa saja ruang lingkup kajian
antropologi pendidikan?
3. Apa saja perbedaan ruang lingkup kajian
sosiologi dan antropologi?
4. Apa saja persamaan ruang lingkup kajian
sosiologi dan antropologi?
5. Apa saja objek kajian antropologi?
C. TUJUAN
Dengan
penulisan karya ilmiah ini, penulis mempunyai tujuan:
1. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian
sosiologi pendidikan.
2. Untuk mengetahui ruang lingkup kajian
antropologi pendidikan.
3. Untuk mengetahui perbedaan ruang lingkup
kajian sosiologi dan antropologi
4. Untuk mengetahui persamaan ruang lingkup
kajian sosiologi antropologi.
D. MANFAAT
Dengan
tersusunnyan karya ilmiah ini, tentunya mengandung banyak hikmah serta manfaat
bagi seluruh lapisan masyarakat, khususnya seluruh kader bangsa di negeri
tercinta.
Adapun
manfaat di dalam mempelajari sosiologi antropologi pendidikan :
1. Agar memahami secara sempurna tentang
sosiologi dan antropologi pendidikan.
2. Bisa menjalin interaksi sosial secara
baik.
3. Untuk menanamkan kesadaran dalam diri
manusia bahwa manusia bukanlah makhluk individualisme.
4. Menanamkan rasa solidaritas yang tinggi
terhadap sesama.
5. Untuk mengetahui hakikat kehidupan dalam
bermasyarakat.
BAB II
PEMBAHASAN
A. Ruang Lingkup Kajian Sosiologi Pendidikan
Berpangkal
pada tujuan diatas, maka ada dua masalah yang dapat dipakai sebagai bahan
pertimbangan untuk menentukan ruang lingkup pembahasan mata kuliah, yaitu :
1. Adanya berbagai aspek pada kenyataan –
kenyataan bersama – sama merupakan suatu masalah sosial, sehingga biasanya satu
masalah sosial bisa ditanggapi dengan pendekatan yang berbeda – beda oleh
bidang – bidang pengetahuan keahlian yang berbeda – beda, sebagai pendekatan
sendiri, maupun gabungan (antar bidang).
2. Adanya beraneka ragam golongan dan
kesatuan sosial dalam masyarakat yang masing – masing mempunyai kepentingan,
kebutuhan, serta pola – pola pemikiran dan pola – pola tingkah laku sendiri,
tetapi juga adanya amat banyak persamaan kepentingan kebutuhan serta persamaan
– persamaan dalam pola – pola pemikira dan pola – pola tingkah laku yang
menyebabkan adanya pertentangan – pertentangan maupun hubungan – hubungan setia
kawan dan kerja sama dalam masyarakat itu.
Berdasarkan ruang lingup kajian
sebagaimana tersebut di atas, kiranya masih memerlukan penjabaran lebih lanjut
untuk bisa di operasionalkan,yaitu dalam beberapa pokok bahasan dan sub-pokok
bahasan.
Berdasarkan konsursium antar
bidang, maka perkuliahan ilmu sosial dasar dibagi ke dalam 8 (delapan) pokok
bahasan (masing-masing dengan sub-pokok bahasan), sehingga dari perkuliahan
tersebut kepada mahasiswa di harapkan:
1) Mempelajari dan menyadari adanya
berbagai masalah kependudukan dalam hubungannya dengan perkembengan masyarakat
dan kebudayaan
2) Mempelajari dan menyadari adanya
masalah-masalah individu, keluarga dan masyarakat.
3) Mengkaji masalah-masalah kependudukan
dan sosialisasi serta menyadari identitasnya sebagai pemuda dan mahasiswa.
4) Mempelajarihubungan antara warga negara
dan negara.
5) Mempelajari hubugan antara pelapisan
sosial dan persamaan derajat.
6) Mempelajari masalah-masalah yang di
hadapi oleh masyarakat perkotaan dan masyarakat pedesaan.
7) Mempelajari dan menyadari adanya
pertentangan-pertentangan sosial bersamaan dengan adanya integrasi masyarakat.
8) Mempelajari usaha pengembangan ilmu
pengetahuan dan teknologi oleh manusia untuk memanfaatkan kemakmuran dan
pengurangan kemiskinan.[1]
Namun dalam literatur lain telah
dijelaskan mengenai Ruang lingkup kajian sosiologi bahwa materi ilmusosial
dasar terdiri atas masalah – masalah sosial. Untuk dapat menelaah masalah –
masalah sosial, hendaknya terlebih dahulu dapat mengidentifikasi kenyataan –
kenyataan sosial dan memahami sejumlah konsep sosial tertentu. Sehingga dengan
demikian bahwa pelajaran ilmu sosial dasar dapat dibedakan menjadi 3 golongan,
:
1. Kenyataan – kenyataan sosial yang ada di
masyarakat, yang secara bersama – sama merupakan masalah sosial tertentu.
Kenyataan – kenyataan sosial tersebut sering ditanggapi secara berbeda – beda
oleh para ahli ilmu – ilmu sosial, adanya perbedaan latar belakang disiplin
ilmu atau sudut pandangannya. Dalam ilmu sosial dasar kita menggunakan
pendekatan interdisiplin/multidisiplin.
2. Konsep – konsep sosial atau pengertian –
pengertian tentang kenyataan – kenyataan sosial dibatasi pada konsep dasar atau
elementari saja yang sangat diperlukan untuk mempelajari masalah – masalah
sosial yang dibahas dalam ilmu pengetahuan sosial.
Sebagai contoh dari konsep dasar
semacam itu misalnya : konsep “keanekaragaman”, dan konsep “kesatuan sosial”.
Bertolak dari kedua konsep tersebut diatas, maka dapat kita pahami dan sadari
bahwa di dalam masyarakat selalu terdapat :
a. Persamaan dan perbedaan pola pemikiran
dan pola tingkah laku baik secara individual dan atau kelompok golongan.
b. Persamaan dan perbedaan kepentingan.
Persamaan dan perbedaan itulah yang
menyebabkan sering timbulnya pertentangan/konflik, kerjasama, kesetia – kawanan
antar individu dan golongan.
3. Masalah – masalah sosial yang timbul
dalam masyarakat biasanya terlibat dalam berbagai kenyataan sosial yang antara
satu dengan lainnya saling berkaitan.
Berdasarkan bahan kajian diatas,
dapat di jabarkan lebih lanjut ke dalam 14 pokok bahasan sebagai berikut:
a. Pengertian, latar belakang serta ruang
lingkup pembahasan.
b. Sekilas tentang ilmu – ilmu sosial, ilmu
pengetahuan sosial, ilmu sosial, dan ilmu sosial dasar.
c. Penduduk, masyarakat, dan kebudayaan.
d. Individu, keluarga, dan masyarakat.
e. Pemuda dan sosialisasi serta peranan
pemuda dalam pembangunan masyarakat.
f. Peranan pendidikan dalam pembangunan.
g. Warga negara dan negara.
h. Pelapisan sosial desa kesamaan derajat.
i. Desa, masyarakat kota, dan pembangunan
pedesaan.
j. Kota, masyarakat kota, dan pembangunan
perkotaan.
k. Pertentangan – pertentangan sosial.
l. Integrasi sosial dan integrasi nasional.
m. Pembangunan dan perubahan sosial.
B. Ruang Lingkup Kajian Antropologi Pendidikan
Di universitas – universitas Amerika
Serikat, tempat antropologi telah berkembang secara ruang lingkup dan batas
lapangan perhatiannya yang luas itu menyebabkan adanya paling sedikit lima
masalah penelitian khusus, yaitu:
1. Masalah sejarah asal dan perkembangan
manusia (atau evolusinya) secara biologi.
2. Masalah sejarah terjadinya beragam
makhluk manusia, dipandang dari sudut ciri – ciri tubuhnya.
3. Masalah sejarah asal, perkembangan, dan
penyebaran beragam bahasa yang diucapkan manusiadiseluruh dunia.
4. Masalah perkembangan, penyebaran dan
terjadinya beragam kebudayaan manusia di seluruh dunia.
5. Masalah mengenai asas – asas kebudayaan
manusia dalam kehidupan masyarakat dari semua suku bangsa yang tersebar di
seluruh muka bumi.
Kelima lapangan penelitian untuk
memecahkan kelima masalah tersebut demikian luasnya. Masing – masing merupakan
ilmu – ilmu bagian antropologi yang membutuhkan ahli – ahli. Berkaitan dengan
pengkhususan kelima lapangan tersebut, ilmu antropologi mengenal juga ilmu –
ilmu bagian, yaitu :
1) Paleo-antropologi
2) Antropologi fisik
3) Etnolinguistik
4) Prehistori
5) Etnologi
Ilmu
paleo-antropologi dan antropologi fisik disebut antropologi fisik dalam arti
luas. Sedangkan ilmu etnolinguistik, prehistori dan etnologi disebut
antropologi budaya.
Paleo-antropologi
adalah ilmu bagian yang meneliti asal – usul atau terjadinya dan evolusi
manusia dengan mempergunakan sisa – sisa tubuh yang telah membatu (fosil –
fosil manusia) tersimpan dalam lapisan – lapisan bumi yang harus didapat oleh
si peneliti dengan berbagai metode penggalian.
Antropologi
fisik dalam arti khusus adalah bagian dari ilmu antropologi yang mencoba
mencapai suatu pengertian tentang sejarah terjadinya beragam manusia dipandang
dari sudut ciri – ciri tubuhnya. Bagian dari ilmu antropologi ini disebut
antropologi fisik dalam arti khusus, atau somatologi.
Etnolinguistik
atau antropologi linguistik adalah suatu bagian yang asal mulanya berkaitan
erat dengan ilmu antropologi. Ilmu ini menekankan pada penelitian yang berupa
daftar kata – kata, pelukisan ciri dan tata bahasa dan beratus – ratus bahasa
suku bangsa yang tersebar di berbagai tempat di muka bumi ini.
Prehistori,
mempelajari sejarah perkembangan dan penyebaran semua kebudayaan manusia dibumi
sebelum manusia mengenal huruf. Dalam ilmu sajarah, seluruh waktu dari
perkembangan kebudayaan umat manusia mulai saat terjadinya makhluk manusia,
yaitu kira - kira 800.000 tahun yang lalu, hingga sekarang, dibagi ke dalam dua
bagian : (1) masa sebelum manusia mengenal huruf, (2) masa setelah manusia
mengenal huruf.
Etnologi
adalah ilmu bagian yang mencoba mencapai pengertian mengenai asas – asas
manusia, dengan mempelajari kebudayaan – kebudayaan dalam kehidupan masyarakat
dari sebanyak mungkin suku bangsa yang tersebar di seluruh muka bumi pada masa
sekarang ini.
Pengertian
dari ilmu yang telah dipaparkan, mungkin kita bisa membedakan atau mengatasi
masalah – masalah yang timbul di masyarakat terkait dengan ilmu –ilmu antropologi.[3]
C. Perbedaan Ruang Lingkup Kajian Sosiologi
dan Antropologi
Di
tinjau sepintas lalu, seolah olah tidak ada perbedaan antara subilmu
antropologi yang baru, yaitu antropologi sosial dengan suatu ilmu lain yang
sebutannya telah lama di kenal umum, yaitu sosiologi.seperti yang kita
lihat pada subbab sebelumnya, ilmu
antropologi sosial berusaha mencari unsur-unsur yang sama di antara beragam
masyarakat dan kebudayaan manusia. Tujuannya adalah untuk mencapai pengertian tentang asas-asas hidup masyarakat dan kebudayaan manusia pada
umumnya. Hal tersebut juga merupakan tujuan dari ilmu sosiologi sehingga di pandang dari sudut tujuan
keduanya seolah-olah sama.sebaliknya, kalau di tinjau lebih khusus,akan tanpak
beberapa perbedaan, yaitu:
1) Kedua ilmu tersebut masing-masing
mempunyai asal mula dan sejarah perkembangannya yang berbeda;
2) Asal mula sejarah yang berbeda
menyebabkan adanya sutu perbedaan pengkhususan pada pokok dan bahan penelitian
dari kedua ilmu itu;
3) Asal mula dan sejarah yang berbeda juga telah
menyebabkan berkembangnya beberapa
metode dan masalah yang khusus dari kedua ilmu masing-masing.[4]
D. Persamaan ruang lingkup kajian sosiologi
dan antropologi
Antropologi
dan sosiologi juga mempunyai persamaan-persamaan, diantaranya:
Keduanya
adalah dua ilmu yang masing-masing dapat di terapkan pada masa lalu ataupun
masa kini.dan keduanya juga sama-sama
mempelajari tentang masyarakat.[5]
E. Objek kajian ilmu antropologi
Antropologi
sosiokultural, secara tradisional, berasal dari hasil kajian – kajian terhadap
kelompok – kelompok masyarakat yang berskala kecil, relatif terisolasi, dan
sederhana secara teknologi, sosial, politik, dan ekonomi. Mereka antara lain
adalah kelompok – kelompok orang
aborigin di Australia, suku – suku bangsa di Papua Nugini, kelompok –
kelompok Indian di Amerika, kelompok – kelompok orang Dayakdi pedalaman
Kalimantan, suku – suku bangsa di Afrika, dan seterusnya. Hampir seluruh teori,
metode, konsep, dan pendekatan antropologi sosiokultural berasal dari kajian –
kajian terhadap masyarakat seperti ini. Dulu, masyarakat yang seperti ini
disebut dengan istilah masayarakat primitif atau masyarakat savageoleh
para penelitinya. Sedangkan peneliyinya, yaitu para ahli antropologi, adalah
anggota dari masyarakat modern dan beradab yang berasal dari Eropa dan Amerika.
Karena itu, studi tentang masyarakat primitif dan savage ini mereka
sebut sebagai studi tentang “other culture” ya, antropologi adalah studi
tentang budaya dari masyarakat lain. Sang pneliti berbeda tataran budayanya
dari masyarakat objek kajiannya.
Meskipun
pada masa kini, kelompok masyarakat yang dulu dianggap primitif dan savage
tersebut sudah hampir punah dari muka bumi, karena mereka sudah bersalin rupa
menjadi masayarakat modern, tapi tinggalan – tinggalan teori, konsep, metode,
dan pendekatan antropologi hasil dari kajian terhadap kelompok – kelompok ini
tetap mendominasi paradigma antropologi. Sebagai contoh dapat kita ambil teori,
konsep dan metode penelitian the cultur of poverty dari Oscar Lewis. Ini
adalah teori, konsep dan metode penelitian modern dalam antropologi
sosiokultural, berasal dari kajian terhadap kampng – kamoung kumuh di perkotaan
AmerikaLatin. Konsep baru ini muncul pada pada pertengahan tahun 1960-an. Namun
akar dari konsep tersebut adalah tradisi pnelitian etnografi tradisional pada
masyarakat primitif, savage, sederhana yang berskala kecil, seperti yang
dulu dirintis oleh Malinowski, Margaret Mead, Radcliff – Brown, dan sebagainya
pada awal abad 20.
BAB
III
PENUTUP
A.
KESIMPULAN
Tidak sulit bagi kita untuk mempelajari
ilmu ini, karna di dalam suatu golongan atau masyarakat berbeda suku, adat,
atau pemahaman dalam bersosial. Bahkan kita dituntut untuk mempelajarinya
setidaknya dalam berbicara dengan sesama teman, orang yang lebih muda dari
kita, atau orang yang lebih tua dari kita.
Dengan
adanya ilmu ini, setidaknya kita juga bisa memecahkan masalah yang berkenaan
dengan sosial ataupun masalah yang berkaitan dengan fisik, bentuk dan asal –
usul manusia. Oleh sebab itu, pembuatan
karya ilmiah ini agar mahasiswa atau pembaca bisa memecahkan masalah
sosial dengan memperhatikan teori – teori atau pembahasan kami. Setidaknya,
pada masyarakat masing – masing yang berada di tempat tinggalnya.
B.
SARAN
Dengan selesainya karya ilmiah ini, kami
memohon kepada bapak dosen, mahasiswa atau pembaca sekiranya ada saran atau
kritik yang membangun mohon untuk nasehatnya. Karna kita selaku manusia yang
selalu membutuhkan bimbingan untuk memperbaiki hidup ataupun pekerjaan kita.
Sekiranya hanya ini yang bisa kami persembahkan kepada semua pembaca, mohon
untuk di koreksi.
DAFTAR
PUSTAKA
Ahmadi,
Abu.1997. Ilmu Sosial Dasar,Jakarta: PT Rineka Cipta.
http://id.answers.yahoo.c0m//.
Koentjaraningrat.2009.
Pengantar Ilmu Antropologi, Jakarta:
PT Rineka Cipta.
[1] Abu Ahmadi,Ilmu Sosial Dasar,(Jakarta: PT
Rineka C ipta,1997), 10.
[2]Arifin Noor,Ilmu Sosil Dasar,(Bandung: CV
Pustaka Setia, 1999), 18.
[3]Koentjaningrat,Pengantar Ilmu Antropologi,(Jakarta: PT Renika Cipta:
2009), 10.
[4] Ibid., 20.
[5] http://id.answers.yahoo.c0m//.